nusabali

Potensi Gempa Megatrust, Serangan Siaga Kebencanaan

  • www.nusabali.com-potensi-gempa-megatrust-serangan-siaga-kebencanaan

DENPASAR, NusaBali
Murid yang sedang belajar di SD Negeri 2 dan SMP Negeri 11 di Pulau Serangan, Denpasar Selatan, dikejutkan dengan guncangan gempa berkekuatan Magnitudo 8,5, Senin (3/10) pagi.

Kejadian yang berlangsung pada pukul 08.15 Wita itu pun direspons siswa dengan bimbingan guru selaku koordinator, melakukan penyelamatan diri menuju Tempat Evakuasi Sementara (TES) Tsunami Serangan yang memiliki ketinggian 12 meter.

Ratusan murid SD dan SMP yang bergegas berlarian menuju TES Tsunami ini adalah bagian dari ‘Simulasi  Gempa dan Tsunami’ guna menyukseskan Program Desa Adat Tangguh Bencana (Desdatana) di Kelurahan Serangan, Denpasar Selatan. “Kegiatan simulasi ini rutin digelar, karena Serangan berada di wilayah rawan terhadap potensi gempa bumi dan tsunami,” kata Lurah Serangan I Wayan Karma.

Dengan simulasi yang terus-menerus dilakukan secara rutin, Karma menilai akan membuat siswa menjadi terbiasa dan seandainya terjadi gempa dahsyat, sudah tahu harus melakukan apa.

Untuk itu Karma memberi apresiasi atas dukungan PT Pertamina Patra Niaga FT Sanggaran Denpasar yang menggagas kegiatan simulasi yang juga melibatkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, BPBD Kota Denpasar, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bali hingga Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kelurahan Serangan.

“Kegiatan ini adalah program corporate social responsibility (CSR) kami, karena Pulau Serangan menjadi kawasan terdampak besar terhadap tsunami,” kata Field Terminal Sanggaran PT Pertamina Patra Niaga Firman Nugroho.

Firman berharap pelajar dan masyarakat di Pulau Serangan menjadi siap manakala terjadi bencana. “Kegiatan ini menjadi latihan, sehingga ke depan ada yang bisa ditindaklanjuti. Kami juga berharap masyarakat berkontribusi menjaga sarana evakuasi tsunami,” tambah Firman didampingi Junior Supervisor HSSE (Health, Safety, Security, and Environmental) Pertamina Tri Prasetyo Aji.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Denpasar IB Joni Ariwibawa, mengatakan simulasi ini bertujuan agar masyarakat tahu dan paham cara penyelamatan diri dan ke mana harus menyelamatkan diri. “Saya harapkan masyarakat juga bisa mencari informasi di Google dan media massa, bagaimana cara menyelamatkan diri yang benar, termasuk mengetahui gejala (tsunami) hingga dan cara menyelamatkan diri,” kata IB Joni Ariwibawa yang juga Korlap Simulasi.

Dia pun mengingatkan bahwa potensi tsunami di Serangan memiliki ancaman tinggi, sehingga masyarakat harus berupaya bisa menyelamatkan diri sendiri manakala terjadi gempa megatrust. “Di jarak 200 kilometer Selatan Bali ini terjadi pertemuan lempeng Indo-Australia dengan lempeng Euro-Asia,” terang IB Joni.

Sehingga ketika terjadi gempa megatrust Magnitudo 8,5, tinggi gelombang  tsunami bisa mencapai 6 meter hingga 10 meter. “Kesiapsiagaan terhadap bencana inilah yang harus terus dilatih dan disosialisasikan,” ujar IB Joni.

Dari evaluasi yang dilakukan pasca simulasi, evakuasi yang dilakukan menuju TES Tsunami berhasil melewati golden time. “Evakuasi tadi berlangsung dalam 7 menit, lebih cepat dari golden time,” kata Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Denpasar Ketut Sudiarta.

Golden time yang dimaksud adalah perhitungan datangnya tsunami dibagi 2. “Dengan kecepatan tsunami 500-600 km/jam, maka tsunami sudah tiba di daratan dalam waktu 27 menit. Sehingga golden time yang diperlukan adalah 13-14 menit. Yang dilakukan tadi sudah 7 menit, sehingga masih menang dengan golden time,” kata Sudiarta.

Sebanyak 150 siswa yang mengikuti simulasi ini pun menyatakan antusiasnya. “Biar bisa melindungi diri dan menyelamatkan diri ketika terjadi gempa,” kata Putu Winarsa, siswa kelas VI SD Negeri 2 Serangan. *mao

Komentar