nusabali

Pertimbangkan Asuransi Pembakar Mayat

Jasa Penyewaan Kompor Mayat BUMDes Sulang

  • www.nusabali.com-pertimbangkan-asuransi-pembakar-mayat

SEMARAPURA, NusaBali
Kasus tabung minyak kompor bakar mayat meledak saat puncak Ngaben Massal di Desa Adat Selat Belega, Desa Belega, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Jumat (19/8) petang pukul 19.30 Wita, menyisakan pilu mendalam.

Tak hanya karena menimbulkan korban jiwa, beberapa korban ledakan itu kini masih mengerang kesakitan dalam perawatan di RSUP Sanglah Denpasar.

Pengalaman naas itu pula membuat para pengelola penyewaan kompor mayat kini lebih berhati – hati agar musibah serupa tidak terulang kembali. Tak cukup memakai kompor set yang berkualitas dan teknik keahlian teknik operasi. Pengelola usaha penyewaan kompor sangat baik jika mengasuransikan pekerja pembakaran mayat dengan kompor tersebut.

‘’Kami belum sampai ke arah itu (mengasuransikan petugas kompor mayat, Red). Nanti hal itu akan kami bahas dengan pegawai BUMDes,’’ jelas Perbekel Sulang, Wayan Sukasna, kepada NusaBali, Jumat (26/8).

Seperti diketahui, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Werdhi Yasa, Desa Sulang, Kecamatan Dawan, Klungkung, memiliki usaha jasa dan penyewaan kompor mayat sejak Februari 2022.

Jelas Sukasna, sejak awal usaha jasa ini dibuat, dirinya selalu menekankan kepada pegawai BUMDes  agar semua peralatan dirawat secara rutin, ‘’Sebelum berangkat juga dicek semuanya. Langkah ini untuk menghindari hal-hal yang tidak kita diinginkan," ujar Sukasna.

Selain itu untuk meminimalisir dampak ledakan, dia menyebut kompor mayat milik BUMDes Sulang tidak menggunakan minyak solar dicampur pertalite, hanya minyak tanah. Kekurangan penggunaan minyak tanah, yakni proses pembakaran lebih lama, dan harga minyak tanah jauh lebih tinggi kisaran Rp 12.500/liter. Sekali beroperasi setiap kompor mayat bisa menghabiskan 30 liter minyak tanah, jika yang dibakar mayat agak gemuk lebih banyak hingga 35 liter. "Jika menggunakan campuran pertalite dan solar memang proses pembakaran lebih cepat, tapi campurannya harus benar - benar pas," kata Sukasna.

Unit usaha jasa dan penyewaan kompor mayat Desa Sulang ini, papar Sukasna, sudah disesuaikan dengan peluang dan potensi. Karena kebetulan di Desa Sulang ada tempat krematorium. Upacara ngaben di tempat krematorium ini cukup ramai dan padat jadwal, hampir setiap hari. "Pengelola kremasi bekerja sama dengan pihak desa adat, kami berusaha masuk melalui adat untuk penyewaan kompor mayat ini. Kami juga melayani penyewaan kompor mayat untuk masyarakat umum,” ujar Sukasna.

BUMDes Werdhi Yasa kini memiliki empat unit kompor mayat dan merekrut tenaga kerja sebanyak dua orang, dan seorang cadangan. Jika perkembangannya bagus, maka kompor akan ditambah lagi. "Kami ingin BUMDes memberikan kontribusi untuk pendapatan asli desa sekaligus menjembatani untuk penguatan ekonomi di pedesaan,” kata Sukasna.

Perbekel yang menjabat sejak 6 Oktober 2020 ini menyebut unit usaha penyewaan kompor mayat tersebut sudah dilakukan sejak Februari 2022. Usah ini diawali dengan anggaran pengadaan sekitar Rp 16 juta untuk sepasang kompor mayat dan perlengkapan lain. Hingga kini kompor mayat tersebut juga dioperasikan di luar Krematorium Sulang, baik di wilayah Klungkung hingga Karangasem, dengan biaya sewa Rp 1,3 juta.

Sebelum mengembangkan unit usaha BUMDes Werdhi Yasa, Sukasna terlebih dulu mengindentifikasi potensi desa dan peluang yang ada. Hal ini dimaksudkan guna mendapatkan gambaran usaha apa yang cocok dikembangkan di Desa Sulang. Pihaknya juga mempelajari tantangan, hambatan, kelemahan, dan keunggulan, dari unit usaha yang dikembangkan. "Semuanya harus ada gambaran jelas  agar tidak sekadar usaha," ujar Sukasna. *wan

Komentar