nusabali

Puluhan Pemulung di TPA Butus Terancam Kehilangan Pekerjaan

  • www.nusabali.com-puluhan-pemulung-di-tpa-butus-terancam-kehilangan-pekerjaan

AMLAPURA, NusaBali
Sebanyak 78 pemulung yang setiap hari mencari pakan ternak dan barang rongsokan di TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Banjar Butus, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem, Karangasem, terancam kehilangan pekerjaan. Sebab ada rencana sampah di TPA dikelola investor.

Calon investor telah tiga kali sosialasi untuk mengolah sampah jadi bahan bakar.  Kadis Lingkungan Hidup Karangasem, I Gede Ngurah Yudiantara mengatakan, jika investor nantinya jadi mengolah sampah di TPA Butus maka para pemulung yang selama ini mencari pakan ternak babi, sapi, dan barang rongsokan tidak bisa mengais rezeki lagi di TPA Butus. Sebab sampah yang baru datang di TPA langsung masuk ruang khusus di pabrik pengolahan sampah. Sedangkan pemulung selama ini rebutan mencari barang bekas saat truk-truk menurunkan sampah yang baru datang di TPA. “Mereka terancam tidak bisa mencari pakan ternak dan barang rongsokan lagi,” ungkap Yudiantara, Rabu (7/7).

Salah seorang pemulung, Ni Ketut Ekayanti, mengaku tidak tahu ada rencana investor mengolah sampah di TPA Butus jadi bahan bakar. “Saya setiap hari mencari pakan ternak dan barang bekas di sini, belum tahu ada rencana pengolahan sampah jadi bahan bakar,” ungkap Ketut Ekayanti. Setiap hari rata-rata mereka mampu mengumpulkan barang bekas sebanyak tiga karung. Sampah sebanyak tiga karung dijual Rp 15.000 ke pengepul. Barang bekas itu didapatkan dari sampah yang baru diturungkan dari truk. Sampah yang ditumpuk di TPA Banjar Butus rata-rata 60 ton setiap hari.

Perbekel Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem I Nengah Diarsa membenarkan sampah di TPA Banjar Butus rencananya akan diolah jadi bahan bakar. Ada calon investor yang sanggup mengolah sampah dan telah tiga kali melakukan sosialisasi. Jika nantinya program itu berjalan sesuai rencana, diakuinya 78 pemulung akan kehilangan pekerjaan. “Ya, otomatis pemulung akan tidak lagi dapat pekerjaan. Sebab sampah diolah di pabrik, begitu sampah datang langsung masuk ke ruang pengolahan,” jelas Nengah Diarsa. Dia berharap ada solusi untuk mencarikan pekerjaan pengganti untuk pemulung. Sebab selama ini mata pencahariannya mencari barang bekas dan pakan ternak di TPA Banjar Butus. *k16

Komentar