nusabali

Denpasar Dikepung Banjir

Gorong-gorong Tersumbat Picu Luapan Air Setinggi Betis Orang Dewasa

  • www.nusabali.com-denpasar-dikepung-banjir

Banyak masyarakat yang membuang sampah ke drainase dan juga sungai

DENPASAR, NusaBali
Hujan lebat yang mengguyur sejak malam hingga subuh, Kamis (4/4) kemarin menyebabkan banjir ‘kepung’ Kota Denpasar. Sejumlah wilayah tergenang luapan air setinggi lutut orang dewasa yang diduga dipicu gorong-gorong atau drainase tersumbat sampah. 

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalaksa BPBD) Kota Denpasar, Ida Bagus Joni Ariwibawa alias Gus Joni mengatakan, pihaknya menangani titik banjir bersama OPD (organisasi perangkat daerah) terkait. Seperti di Jalan Bumi Ayu Sanur, Kecamatan Denpasar Selatan melibatkan Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) Kota Denpasar dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida. 

Kemudian di Jalan Gunung Soputan, Kecamatan Denpasar Barat, Gang Puskesmas ditangani langsung BPBD. Selanjutnya, titik banjir di Jalan Gunung Lumut yang juga ditangani BPBD Kota Denpasar. “Rata-rata air setinggi betis orang dewasa.  Untuk di SD Negeri 11 Padangsambian ditangani Tagana (Taruna Siaga Bencana) dan Damkar,” ungkap Gus Joni. 

Hujan lebat dengan intensitas tinggi juga mengakibatkan banjir di Perum Permata Hijau, Desa Padangsambian Kelod, Kecamatan Denpasar Barat. BPBD Denpasar sampai melakukan penyedotan di titik genangan banjir untuk mempercepat air surut. “Kita kerahkan personel BPBD 10 orang, Damkar 8 orang, DLHK 20 orang dan PUPR 10 orang. Semua OPD terkait terlibat dalam penanganan banjir ini,” ujar Gus Joni.


Sementara, Kabid Sumber Daya Air PUPR Kota Denpasar, Gandi Dananjaya Suarka mengatakan setidaknya ada 4 titik banjir yang cukup parah di Denpasar yang dia tangani. “Di Jalan Tangkuban Perahu Gang Ramadewa air sampai masuk ke ruang tamu rumah warga,” terang Dananjaya.

Kata dia, banjir ini disebabkan oleh terjangan air sungai di barat Subak Tegallantang Desa Padangsambian Kelod. Selain itu, di sepanjang rumah yang terdampak tersebut juga tidak ada saluran drainase. Kedua, banjir di Jalan Gunung Lumut, Desa Padangsambian Kelod disebabkan luapan air yang terlalu besar. “Setelah kami cek juga, drainase yang dibuat oleh pengembang perumahan kecil dan buntu, sehingga air menggenang dan masuk sampai ke sekolah setinggi lutut orang dewasa,” jelas Dananjaya seraya menyebutkan solusinya akan membuatkan saluran drainase baru di tahun 2024 ini. 

Banjir parah juga terjadi di Jalan Pulau Roti, Kelurahan Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan. Penyebabnya karena banyak drainase yang ditutup beton dan di atasnya digunakan sebagai tempat berjualan. Selain itu, sampah juga menyumbat saluran drainase tersebut. “Setelah kami bongkar betonnya dan ambil sampahnya akhirnya air mengalir lancar,” ungkap Dananjaya.

Banjir cukup parah terjadi di Griya Anyar Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan akibat air Tukad Badung yang meluap. “Penyebabnya drainase dan sampah. Banyak masyarakat yang membuang sampah ke drainase dan juga sungai. Sehingga sampah tersebut masuk dan menyumbat saluran drainase, sehingga terjadi banjir,” tegas Dananjaya.

Dananjaya mengaku jika selama ini petugas telah rutin menyasar pembersihan drainase atau saluran air pada daerah rawan banjir. Pengerukan sedimentasi pada saluran air juga dilakukan seperti di Tukad Teba, Jalan Imam Bonjol, Desa Pemecutan Kelod, Kecamatan Denpasar Barat maupun Tukad Subak Tegallantang, Desa Padangsambian Kelod. “Kami akan anggarkan di APBD perubahan tahun 2024 ini untuk melakukan normalisasi pada sungai yang mengalami pendangkalan,” katanya.mis

Komentar