nusabali

Hari Ini Pemilihan Rektor Unud Periode 2021-2025 Digelar

  • www.nusabali.com-hari-ini-pemilihan-rektor-unud-periode-2021-2025-digelar

DENPASAR, NusaBali
Perhelatan merebut kursi Rektor Universitas Udayana (Unud) periode 2021-2025 memasuki babak akhir. Pada, Selasa (6/7) hari ini Pemilihan Rektor (Pilrek) Unud diselenggarakan secara daring karena masih dalam situasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa-Bali.  Ketiganya akan dipilih secara e-voting.

Tiga kandidat yang akan berebut kursi Rektor Unud ke-12 hari ini, masing-masing Prof Dr Ir I Nyoman Gde Antara M Eng, 56, Prof Dr dr I Ketut Suyasa SpB SpOT (K), 54, dan Dr I Wayan Budiasa SP MP, 50. Prof Dr Ir I Nyoman Gde Antara M Eng adalah akademisi dari Fakultas Teknik Unud yang kini menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik Unud. Sedangkan Prof Dr dr I Ketut Suyasa SpB SpOT (K) adalah akademisi dari Fakultas Kedokteran Unud yang kini menjabat sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Unud.

Sedangkan Dr I Wayan Budiasa SP MP adalah akademisi dari Fakultas Pertanian Unud, yang mantan Wakil Dekan Fakultas Pertanian Unud 2016-2019 dan kini dipercaya sebagai Koordinator Program Studi S2 Agribisnis Fakultas Pertanian Unud serta Direktur SDGs (Sustainable Development Goals Studies) Center di Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unud.

Ketua Panitia Pemilihan Rektor Unud, Prof I Gede Mahardika menjelaskan, pemilihan akan dilakukan secara online dengan sistem e-voting. Masing-masing anggota senat memberikan suaranya dari rumah masing-masing. Begitu juga menteri akan bergabung dalam forum online tersebut. Selama proses Pilrek Unud tahun ini, diakui Prof Mahardika memang banyak perbedaan. Terutama prosedur-prosedur protokol kesehatan yang harus diterapkan secara ketat.

Apalagi saat ini tengah dilakukan PPKM Darurat yang tidak memungkinkan untuk mengadakan pertemuan secara langsung untuk pemilihan rektor. “Sesuai arahan dari kementerian (Kemendikbud Ristek), pemilihan rektor akan dilakukan secara daring. Rapat senat akan dibuka sekitar pukul 10.00 Wita. Hanya senat dan menteri yang bisa mengikuti di forum itu,” jelas Prof Mahardika saat dikonfirmasi NusaBali, Senin (5/7).

Dikatakan, dalam pemberian suara nanti, senat memiliki 79 suara atau secara persentase sebanyak 65 persen. Sedangkan menteri (Mendikbud Ristek) memiliki 43 suara atau sebanyak 35 persen. Prof Mahardika mengungkapkan, nantinya akan ada satu aplikasi untuk memilih disertai dengan foto ketiga calon rektor muncul di layar masing-masing senat. Setiap senat hanya boleh memilih sekali saja dengan sekali klik.

“Ini sudah dijamin bahwasannya sistem itu adalah sangat valid, rahasia, dan sudah pernah dilakukan beberapa kali oleh kementerian di tempat lain,” terang Prof Mahardika. Mengenai peta kekuatan para kandidat dalam perebutan kursi Rektor Unud, kata Prof Mahardika, semuanya sama-sama memiliki kekuatan. Namun jika melihat tahap penyaringan dalam Sidang Senat pada, Senin (26/4) lalu, suara senat ‘dikuasai’ oleh Prof Nyoman Gde Antara yang mendominasi 59 suara.

Sedangkan Prof Ketut Suyasa menduduki peringkat runner-up dengan perolehan 20 suara, dan Dr Wayan Budiasa tidak kebagian suara. Meski sudah unggul mendapatkan suara senat, namun Prof Antara masih harus menghadapi suara menteri yang nantinya bisa mempengaruhi perolehan suara akhir. Sebab hal ini pernah terjadi pada pemilihan rektor sebelumnya. Dalam catatan NusaBali, pada pemilihan rektor periode sebelumnya (2017-2021), Prof Dr dr AA Raka Sudewi SpS (K) unggul dalam pemungutan suara pemilihan Rektor Unud periode 2017-2021 yang digelar pada 11 Agustus 2017 lalu.

Prof Raka Sudewi kala itu unggul dengan memperoleh 107 suara ketika suara senat dan suara menteri digabung. Prof Raka Sudewi ungguli Prof Damriyasa dengan selisih suara sangat tipis, yakni hanya satu suara saja. Padahal saat itu, Prof Damriyasa unggul saat proses penyaringan, yakni meraih sebanyak 93 suara dari total 166 suara senat. Sedangkan Raka Sudewi kala itu hanya kebagian 64 suara. “Dari hasil penyaringan kemarin, seperti itulah gambaran awal suara senat. Pemilihnya sama. Cuma nanti akan ditambah suara menteri saja. Semua kembali lagi pada strategi masing-masing dalam berkompetisi meraih suara,” ungkapnya.

Yang jelas, jika Prof Antara atau Dr Budiasa yang terpilih, maka mereka akan menjadi Rektor Unud ketiga yang bukan dari Fakultas Kedokteran, setelah almarhum Prof Dr Ida Bagus Mantra (Fakultas Sastra) dan Prof Dr Ir Wayan Sutawan (dari Fakultas Pertanian). Sebaliknya, jika Prof Suyasa yang terpilih, maka dia akan melanjutkan kepempinan Rektor Unud yang berasal dari Fakultas Kedokteran setelah Prof Raka Sudewi.

Sayangnya NusaBali belum berhasil mengonfirmasi dua calon rektor, yakni Prof Dr Ir I Nyoman Gde Antara M Eng dan Prof Dr dr I Ketut Suyasa SpB SpOT (K). Keduanya tidak menerima panggilan maupun merespon pesan Whatsapp. Sementara calon rektor, Dr I Wayan Budiasa SP MP menanggapi dengan santai pemilihan rektor ini. Namun demikian, bukan berarti dirinya tidak mempersiapkan visi, misi, serta program kerjanya dengan baik. “Saya selalu siap dengan bekal pengalaman yang sudah saya miliki. Saya ikut perhelatan ini pun tanpa paksaan, memang panggilan dari institusi. Tapi saya orangnya mengalir saja. Tidak pernah saya berambisi sekali menduduki jabatan tertentu. Tapi kalau memang Tuhan berkehendak dan saya terpilih, saya akan melaksanakannya sepenuh hati, one hundred persen,” ujar akademisi asal Desa Kekeran, Kecamatan Busungbiu, Buleleng tersebut melalui sambungan telepon.

Terkait visi, misi, dan program kerja, menurut Dr Wayan Budiasa tentunya masing-masing memiliki tujuan yang sama untuk memajukan Unud. Dr Budiasa sendiri menginginkan terwujudkan green campus Universitas Udayana yang unggul, mandiri, berbudaya dan berkelanjutan dengan delapan program kerja yang disebut Asta Pesona. Asta Pesona antara lain menyelenggarakan pendidikan bermutu berstandar green campus dan terakreditasi internasional. mengembangkan riset dan PKM yang berkontribusi pada pencapaian SDGs termasuk mitigasi serta adaptasi terhadap perubahan iklim.

Mengembangkan kerjasama domestik dan internasional, peningkatan kapasitas dan kesejahteraan dosen dan tenaga kependidikan, pengembangan kemahasiswaan dan alumni, standarisasi sarana dan prasarana pendidikan dan riset, pengembangan income-generating berbasis kegiatan tri dharma perguruan tinggi, serta menerapkan tata kelola yang baik. *ind

Komentar