nusabali

Dua Modem Internet Milik Pemerintah Hilang

  • www.nusabali.com-dua-modem-internet-milik-pemerintah-hilang

AMLAPURA, NusaBali
Dua modem internet milik Pemkab Karangasem yang dipasang di Objek Wisata Bukit Jambul, Desa Pesaban, Kecamatan Rendang dan di Desa Adat Sangkungan, Desa Tangkup, Kecamatan Sidemen dilaporkan hilang.

Imbasnya, warga tidak bisa lagi menikmati internet gratis, terutama siswa yang belajar online. Kabid Pengelola Sistem dan Data Elektronik Diskominfo Karangasem I Gusti Ngurah Swisnawa seizin Kadis Kominfo Karangasem, I Komang Daging, mengungkapkan kedua modem itu dimanfaatkan warga sebagai sarana layanan publik. “Kami sudah laporkan kehilangan modem ke rekanan. Namun sebelumnya tidak ada perjanjian sehingga modem itu tidak bisa diganti,” jelas Gusti Ngurah Swisnawa, Rabu (23/6). Sementara wifi gratis bantuan Pemerintah Provinsi Bali di Kecamatan Selat sempat terganggu saat terjadi hujan lebat.

Tercatat ada 142 titik wifi gratis telah dipasang di desa dan objek wisata merupakan bantuan Provinsi Bali. Biaya operasionalnya juga dari Provinsi Bali yang dibayar melalui tagihan bantuan BKK (bantuan keuangan khusus) Provinsi Bali. Target pasang wifi gratis 217 titik di 190 desa adat dan 27 objek wisata. Objek wisata yang dipasang wifi gratis, yang ada fasilitas gedung, untuk tempat server wifi. Wifi tersebut tanpa kabel, hanya saja walau wifi telah dioperasikan, sinyal internet itu belakangan ini terganggu cuaca, sehingga akses tidak normal. Sebab, internet itu kebanyakan menggunakan radio akses point, yakni tanpa kabel, ada juga yang gunakan wifi orbit.

Pemasangan wifi gratis merupakan program Provinsi Bali dalam program Bali Smart Island. Di Kecamatan Selat sebanyak 5 desa adat belum terkoneksi internet yakni Desa Adat Sebun, Desa Adat Sukaluwih, Banjar Adat Prasana, Desa Adat Tegeh, dan Desa Adat Shanti. Setelah menggunakan radio akses point, maka sinyal internet bisa didapatkan. Walau diberikan bantuan wifi gratis, kenyataannya ada oknum mematikan modem, alasannya agar tidak terjadi kerumunan di bale desar. “Memang perlu sosialisasi agar masyarakat paham manfaat wifi. Sosialisasi melibatkan bendesa adat dan pecalang. Risiko layanan publik, memang terjadi kerumunan," katanya. *k16

Komentar