nusabali

Ajang Sport Mulai Marak, Kafe Kesulitan Gelar Nobar

  • www.nusabali.com-ajang-sport-mulai-marak-kafe-kesulitan-gelar-nobar

DENPASAR, NusaBali.com - Jutaan penggila bola tertuju pada final Liga Champions Eropa yang mempertemukan Manchester City versus Chelsea pada  Minggu (30/5/2021) dini hari Wita tadi.

Seperfi diketahui akhirnya Chelsea berhasil meraih trofi Liga Champions keduanya lewat kemenangan 1-0 atas Manchester City.

Laga bigmatch seperti itu pastinya akan lebih mengasyikkan jika ditonton beramai-ramai alias nobar (nonton bareng) bersama teman maupun pecinta bola lainnya. Kegiatan nobar biasanya dilakukan di kafe-kafe atau restoran-restoran.

Namun di tengah masa pandemi Covid-19 hal tersebut tampaknya sulit dilakukan. Adanya imbauan pemerintah untuk tidak membuat kerumunan dan disiplin menjaga protokol kesehatan menjadi faktor utama sulitnya kafe-kafe tersebut untuk menyelenggarakan nobar seperti final Liga Champions.

Dedy Gunawan pemilik Jala Coffe yang ditemui, Sabtu (29/5/2021) di tempat usahanya di Jalan Tukad Unda nomor 10A Panjer, Denpasar Selatan, mengungkapkan hampir tidak mungkin menyelenggarakan nobar di tengah masa pandemi Covid-19 seperti saat ini.

Menurutnya kegiatan nobar secara komersial akan menyebabkan kerumunan orang yang pastinya akan melanggar protokol kesehatan Covid-19.

“Pada intinya masalahnya adalah pandemi, kalau pandemi selesai baru kita bisa bicara yang lain,” ujar pria 40 tahun ini.

“Dari pengalaman saya mengadakan nobar, itu bisa sampai ratusan orang datang, kalau pandemi melakukan itu bisa kena teguran kita,” tambahnya.

Dirinya pun menyebut bahwa  selain permasalahan pandemi Covid-19, sulitnya dijumpai kafe-kafe atau restoran-restoran menyelenggarakan nobar juga disebabkan karena adanya biaya yang tidak sedikit yang harus dikeluarkan pihak penyelenggara untuk bisa menyelenggarakan acara nobar.

“Supaya bisa menyelenggarakan nobar secara legal, pihak yang menyelenggarakan harus keluar biaya yaitu biaya berlangganan kepada TV yang memegang hak siar acara sepakbola yang dinobarkan, berat di situasi sekarang” demikian ungkapnya sembari mencontohkan untuk berlangganan paket siaran Liga Inggris selama satu tahun perlu merogoh kocek hingga Rp 25 juta.

Memang untuk bisa menyelenggarakan tontonan sepakbola yang dikomersialkan seperti nobar di kafe-kafe, pihak penyelenggara harus membeli paket berlangganan TV yang harganya lebih mahal dibanding paket berlangganan TV untuk pribadi.

Dedy juga menambahkan adanya faktor sepinya permintaan komunitas-komunitas pecinta sepakbola yang ingin mengadakan nobar di kafe bersama teman-teman komunitasnya juga menjadi salah satu penyebab sulit terselenggaranya nobar seperti final Liga Champions kali ini.

“Biasanya komunitas-komunitas pecinta klub sepakbola seperti Arsenal, MU, dan lainnya akan menghubungi saya kalau mereka ingin mengadakan nobar di tempat saya. Untuk kali ini sama sekali tidak ada,” ujar pria asal Medan ini.

“Kemungkinan komunitas-komunitas bola tersebut tetap mengadakan nobar cuma tidak di tempat-tempat publik seperti di sini (kafe atau restoran),” tambah pria yang mengaku Milanisti alias pecinta klub AC Milan tersebut.

Ajang final Liga Champions tahun ini cukup menarik karena mempertemukan dua klub sesama peserta Liga Primer Inggris, yaitu Manchester City dan Chelsea. Pertandingan tersebut diselenggarakan di Stadion doDragao di Kota Porto, Portugal, pada Minggu (30/5/2021) dini hari pukul 02.45 Wita.

Selain ajang tersebut pada bulan depan juga terdapat gelaran Piala Eropa yang juga tidak kalah menariknya dan berlangsung selama sebulan penuh. Ajang tersebut rencananya akan dimulai pada tanggal 11 Juni 2021. Pada gelaran Piala Eropa sebelum-sebelumnya kafe-kafe atau restoran-restoran biasanya marak menggelar acara nonton bareng, terutama pada akhir pekan. Tapi, tampaknya para penggemar sepakbola yang mengharapkan hal serupa harus kecewa karena kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung di seluruh dunia hingga saat ini. *adi

Komentar