nusabali

Air Suling Laut SWRO Masih Payau

  • www.nusabali.com-air-suling-laut-swro-masih-payau

Diperlukan penggantian membran SWRO dan pendampingan teknis lebih lanjut bagi PDAM Klungkung.

SEMARAPURA, NusaBali
Penyulingan air laut dengan mesin Seaweter Reverse Osmosis (SWRO), dikelola PDAM Klungkung sejak 21 Juni 2016. Namun berbagai persoalan muncul, diantaranya air laut suling ini masih terasa payau. Oleh sebab itu Direktorat Sistem Pengembangan Air Minum, Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Satker PAM Strategis telah mengutus tim untuk melaksanakan observasi di lapangan.

Setelah melakukan observasi  7 - 9 Desember 2016, Konsultan Advisory Satker PAM Strategis langsung melaporkan hasilnya dan bertemu langsung dengan Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta, didampingi Dirut PDAM Klungkung Nyoman Renin Suyasa, dan Konsultan Advisory Satker PAM Strategis Dessy R Wardhani, di Ruang Kerja Bupati Klungkung, Jumat (9/12).

Dari hasil laporan Konsultan Advisory Satker PAM Strategis Dessy R Wardhani mengatakan, hasil observasinya menunjukkan indikasi diperlukan penggantian membran SWRO dan pendampingan teknis lebih lanjut bagi PDAM Kabupaten Klungkung untuk menjamin kontinuitas, kualitas, dan kuantitas (K3) produksi SPAM SWRO. Tindak lanjut yang akan dilaksanakan diantaranya Satker PAM akan segera melakukan perbaikan dan penggantian membran, selanjutnya PDAM Klungkung segera melaksanakan penambahan Sambungan Rumah (SR), untuk meningkatkan cakupan pelayanan dan penyerapan produksi SWRO. “Serta menambah meningkatkan kapasitas SDM pengelola SPAM SWRO dan pendampingan teknis,” katanya.

Bupati Suwirta dalam pertemuan tersebut menginstruksikan kepada pihak PDAM agar segera melakukan sambungan rumah (SR) sebanyak mungkin dan membran SWRO agar bisa segera diperbaiki sehingga masalah air di Lembongan, Ceningan bisa teratasi. “Program SWRO itu sendiri merupakan solusi dari masalah air minum karena kedepan kebutuhan air menjadi sangat vital,” tegasnya.

Bupati Suwirta berharap kepada masyarakat Lembongan dan Jungutbatu ikut merespon menyambut baik SWRO tersebut. “Jangan terus-terusan memakai sumur bor yang menyebabkan debit air dibawah akan terganggu,” jelas Suwirta. Sebelumnya, SWRO Nusa Ceningan ini dibangun melalui APBN pada tahun 2013/2014 untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat di Desa Lembongan dan Desa Jungutbatu. Dengan kapasitas produksi 5 liter per detik, SWRO dapat memenuhi kebutuhan air minum sekitar 1.500 sambungan rumah dengan asumsi kebutuhan 30 liter tiap orang per hari. *wa

Komentar