nusabali

Dewa Sukrawan Matur Piuning ke Padmasana PDIP

  • www.nusabali.com-dewa-sukrawan-matur-piuning-ke-padmasana-pdip

Pasca menangkan gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Surabaya, Selasa (6/12), pasangan calon Independen Dewa Nyoman Sukrawan-Gede Dharma Wijaya (Paket Surya) berupaya menempuh upaya sekala dan niskala untuk bisa sukses di Pilkada Buleleng 2017.

Mohon Kekuatan Niskala untuk Tarung di Pilkada Buleleng 2017


DENPASAR, NusaBali
Upaya niskala yang ditempuh Paket Surya, antara lain, matur piuning ke Padmasana Kantor Sekretariat DPD PDIP Bali, Jalan Banteng Baru Niti Mandala Denpasar pada Wraspati Paing Prangbakat, Kamis (8/12) pagi.

Dewa Nyoman Sukrawan, Calon Bupati (Cabup) Buleleng dalam Paket Surya, tangkil untuk matur piuning ke Padmasana Kantor Sekretariat DPD PDIP Bali, Kamis pagi sekitar pukul 10.00 Wita. Mantan Bendahara DPD PDIP Bali yang dipecat dari jabatannya karena maju ke Pilkada Buleleng 2017 melalui jalur Independen ini didampingi sejumlah relawannya. Sedangkan Gede Dharma Wijaya, Calon Wakil Bupati (Cawabup) Buleleng dalam Paket Surya yang merupakan kader Demokrat, tidak ikut ritual matur puining ke sana.

Selain rombongan relawan yang semuanya mengenakan pakaian adat ke sembahyang, Dewa Sukrawan kemarin juga didampingi adik kandungnya, Dewa Putu Radiastika, tangkil ke Padmasana Kantor Sekretariat DPD PDIP Bali. Mereka melaksanakan persembahyangan matur piuning dengan sarana banten pejati. Ritual matur piuning ini dipuput Jro Mangku Putu Satria, pamangku yang diajak khusus Dewa Sukrawan dari Buleleng.

Beberapa staf di Kantor Sekretariat PDIP Bali tidak bisa melarang kedatangan Sukrawan, yang disebut-sebut sudah dipecat dari PDIP namun belum keluar surat pemecatannya. Para staf DPD PDIP hanya bisa menyaksikan bagaimana Sukrawan dan rombongannya sembahyang di Padmasana.

Dalam keterangan persnya, Sukrawan mengatakan dirinya sengaja datang hanya untuk mapiuning di Padmasana DPD PDIP Bali. Politisi asal Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Buleleng ini sepertinya sejak awal sudah siap mental jika terjadi kemungkinan terburuk ‘dilarang’ matur piuning di Padmasana DPD PDIP Bali.

"Seandainya saya tidak diizinkan sembahyang, saya cukup ngayat (memuja) dari parkiran. Tapi syukurlah, kader dan teman di PDIP mengizinkan. Saya minta izin secara lisan ke Pak Alit Kelakan (Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPD PDIP Bali, I Gusti Ngurah Alit Kesuima Kelakan, Red)," ujar Sukrawan yang notabene mantan Ketua DPRD Buleleng 2009-2014 dan Ketua DPC PDIP Buleleng 2010-2015.

Menurut Sukrawan, izin secara lisan dia sampaikan kepada Alit Kelakan sehari se-belumnya, rabu (7/12). "Saya hanya datang mapiunng, mohon izin sebagai sebuah tradisi dan budaya. Sebagai kader, wajib mohon izin kepada Ida Batara yang malinggih supaya saya bisa diberi jalan lapang dan kejayaan. Kemudian, Pilkada Buleleng 2017 berjalan damai," ujar Sukrawan terkait makna di balik upaya niskala matur piuning ini.

Sukrawan mengaku sangat yakin akan ada jalan lebar dan lapang di Pilkada Buleleng 2017. Sebab, sejak awal perjuangannya dipenuhi lika-liku panjang. "Saya sangat yakin dengan tuntunan Ida Sang Hyang Widhi Wasa bahwa jalan akan terbuka lebar untuk memenangkan Pilkada Buleleng," tandas politisi yang sempat diusung PDIP sebagai Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Bali pendamping AA Gede Ngurah Puspayoga di Pilgub 2013 ini.

Lantas, apa doa saat sembahyang di Padmasana DPD PDIP Bali kemarin? "Saya tadi hanya bersujud kepada sesuhunan Ida Sang Hyang Widhi, bahwa saya bisa seperti sekarang karena berkat lindungan-Nya. Saya memohon agar Pilkada Buleleng 2017 bisa dimenangkan dan tidak ada gejolak," katanya.

Sukrawan juga mengakui hingga saat ini dirinya masih kader PDIP, sehingga datang matur piuning ke Padmasana DPD PDIP Bali. "Saya sampai saat ini masih anggota PDIP. Jadi, saya datang ke sini sebagai kader. Kalau Pak Gede Dharma Wijaya ‘kan kader Demokrat. Kami maju ke Pilkda Buleleng 2017 sebagai pasangan calon Independen," sebut Sukrawan.

Seusai sembahyang di Padmasana Kantor Sekretariat DPD PDIP Bali, Kamis siang selesai pukul 11.00 Wita, Dewa Sukrawan dan rombongan langsung meluncur ke Museum Bung Karno di Jalan Puputan Niti Mandala Denpasar. Di Museum Bung Karno yang diresmikan Presiden Jokowi tahun 2014 ini, Sukrawan juga sempat matur piuning. Dia matur piuning di Kamar Suci Bung Karno yang berada di Lantai III Museum Bung Karno.

"Tadi lanjut ke Museum Bung Karno. Ada Gus Marhaen (pendiri dan Ketua Museum Bung Karno, Red) di sana. Saya matur piuning juga," ujar Sukrawan saat kembali ditemui NusaBali di Kantor Gubernur Bali, Niti Mandala Denpasar, Kamis siang.

Sukrawan sendiri kemarin siang hendak bertandang ke Gubernur Made Mangku Pastika (yang Dewan Pembina Partai Demokrat) dan Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta (yang Ketua DPD I Golkar Bali). Namun, Gubernur Pastika dan Wagub Sudikerta sedang tidak ada di tempat, karena hadiri kegiatan bersama Presiden Jokowi.

Rencananya, Sukrawan akan menemui sejumlah tokoh PDIP. Termasuk dua sesepuh partai yakni AA Ngurah Oka Ratmadi alias Cok Rat (tokoh asal Puri Satria, Denpasar mantan Ketua DPD PDIP Bali 2010-2015 yang kini anggota DPD RI Dapil Bali) dan Ida Bagus Putu Wesnawa (tokoh asal Gianyar mantan Ketua DPD PDIP Bali yang kini telah jadi sulinggih). "Nanti saya akan datangi satu per satu (tokoh PDIP)," tegas Sukrawan.

Sementara itu, Ketua DPD PDIP Bali 2015-2020, Wayan Koster, enggan menanggapi kedatangan Dewa Sukrawan yang matur piuning ke Padmasana DPD PDIP Bali, Kamis kemarin. Menurut Koster, nanti akan ada keterangan pers terkait Sukrawan. "Saya no comment," ujar Koster yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali tiga kali periode.

Sidang putusan PTUN di Surabaya sebelumnya kabulkan gugatan Paket Surya. KPU Buleleng pun diperintahkan untuk segera menetapkan Paket Surya sebagai Cabup-Cawabup Buleleng ke Pilkada 2017. Mengacu putusan PTUN, Paket Surya akan tarung head to head melawan pasangan incumbent Putu Agus Suradnyana-dr Nyoman Sutjidra (PAS-Sutji) di Pilkada Buleleng, 15 Februari 2017.

Paket Surya maju melalui jalur Independen, dengan disokong Golkar-Demokrat-PKS. Se-dangkan PAS-Sutji merupakan pasangan incumbent yang diusung PDIP bersama Hanura-NasDem-Gerindra-PPP-PKB-PAN. Putu Agus Suradnyana (PAS) adalah politisi asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang kini masih menjabat Bupati Buleleng 2012-2017 dan sekaligus jadi Ketua DPC PDIP Buleleng 2015-2020. Sedangkan Nyoman Sutjidra (Sutji) adalah politisi PDIP asal Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng yang masih menjabat Wakil Bupati Buleleng 2012-2017.

Sementara Dewa Sukrawan merupakan politisi asal Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan yang mantan Ketua DPRD Buleleng 2009-2014 dan Ketua DPC PDIP Buleleng 2010-2015. Sebaliknya, Dharma Wijaya merupakan politisi asal Kelurahan Astina, Kecamatan Buleleng yang mantan Ketua DPC Demokrat Buleleng 2006-2011 dan wakil Ketua DPRD Buleleng 2009-2014. * k19

Komentar