nusabali

Sukma Uma Luncurkan 7 Video Puisi

  • www.nusabali.com-sukma-uma-luncurkan-7-video-puisi

DENPASAR, NusaBali
Aktris teater Bali, Sukma Uma, meluncurkan 7 video clip art pembacaan puisi (musical poetry video).

Video ini telah diunggah berturut-turut hingga pekan lalu. Ketujuh judul ini, yaitu: Malam yang Ingin Kubunuh Bersamamu karya Rai Sri Artini, Senandung Sunyi karya Winar Ramelan, Dengan Apa Kutulis Sajak Ini? karya Moch Satrio Welang, Cap Bibir di Cangkir Kopi karya Agustina Thamrin, Bentangan Gurun karya Rai Sri Artini, Pohon Tua Memanggil Roh-nya Pulang karya Dewa Putu Sahadewa, dan Elegi Embarasi Pendera Rindu karya Mario DE Kali.

Dalam proses penggarapan video kreatif ini, Sukma Uma didukung oleh beberapa seniman lainnya seperti Christyan AS, Imam Barker, Husni Wardana Holle, Naurah, I Wayan Junko Arysutha Winata, Dua Putra Sukma (I Dewa Gede Abie Vigo Vedananta dan  I Dewa Made Abel Prasena). Turut bergabung pula, seorang aktor nasional, Juan Azmi, yang merupakan anak angkat dari Sukma Uma sendiri yang berdomisili di Jakarta.

Selanjutnya, Juan datangke Bali, turun langsung ke lapangan sebagai Sutradara dan Dance Choreographer untuk beberapa project Sukma Uma yang terbaru. “Kali ini Juan fokus pada penyutradaraan, DOP, Editing, Dance Choreography dan Acting Coach saja. Untuk ke depan, saya akan ajak dia ikutan nimbrung dalam frame juga,” ujar Sukma pada Selasa (9/3).

Pemilik nama asli Ni Putu Sri Sukmawati SPd ini memulai karier berkesenian di dunia teater sejak tahun 2004. Dia dipercaya menjadi pembina dan pelatih Teater Bisma SMAN 1 Kuta Selatan. Kemudian juga sempat menjadi Pembina ekstra Teater Prapat SMAN 2 Kuta. Baru-baru ini, dirinya sempat menjadi Pembina Teater Plastis SMA 2 Kuta Selatan. Kini, dirinya fokus menjadi Pembina di satu teater, yaitu Teater Bisma. Di samping itu, Sukma bertugas sebagai seorang Guru Seni dan Budaya di SMAN 1 Kuta Selatan.

Kini di kanal YouTubenya, Uma Kanha, muncul beberapa karya-karya terbarunya. Dijelaskan, bahwa setiap Project Video Clip mempunyai proses pembuatan dan editing yang berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan, tema dan keadaan. “Ada yang tiga harian, ada yang semingguan, dan bahkan ada yang hanya sehari,” lanjutnya.

Dia berharap, melalui karyanya ini bisa mengekpresikan diri dalam pembacaan puisi tanpa mengenal usia. “Saya ingin mengekspresikan diri dalam pembacaan puisi dan ingin menunjukkan bahwa kreatifitas seperti ini tidak memandang usia. Besar harapan saya, semoga kegiatan saya ini bisa memicu gairah kreatifitas yang terpendam pada seniman-seniman dan pelaku-pelaku sastra yang selama ini diam, supaya muncul kembali,” tandasnya. *cr74

Komentar