nusabali

Boat Dihantam Ombak, 3 Tewas

  • www.nusabali.com-boat-dihantam-ombak-3-tewas

Dua korban tewas merupakan pasangan kekasih, sedangkan satunya lagi wisatawan asal Jepang

Musibah Saat Pelayaran Serangan-Pulau Penyu

DENPASAR, NusaBali
Kecelakaan laut terjadi di perairan sebelah timur Pulau Serangan, Denpasar Selatan, Senin (7/11) pagi, ketika sebuah boat yang mengangkut wisatawan menuju Pulau Penyu tenggelam pasca dihantam gelombang besar. Akibatnya, 3 penumpang tewas terseret arus, sementara 3 korban lagi selamat dari maut karena berhasil berpegangan dalam boat yang pecah.

Tiga (3) korban tewas dalam musibah yang terjadi Senin pagi sekitar pukul 10.30 Wita itu masing-masing pasangan kekasih Febriyanto Lali, 23 (nakhoda Boat Gayatri I asal Ku-pang, Nusa Tenggara Timur) dan Erni Juliana Nines, 21 (juga asal Kupang), serta Nakaza-wa, 71 (wisatawan asal Jepang). Sedangkan 3 korban selamat semuanya wisatawan Jepang, yakni Ito Hirokazu, Kobayashi Tatsushige, dan Mizuno Haruo.

Saat musibah maut terjadi, boat jenis glass bottom yang dinakhodai korban Febrianto Lali dalam pelayaran menuju Pulau Penyu di kawasan Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung dengan mengangkut 4 wisatawan Jepang. Korban Febrianto yang baru sebulan bekerja sebagai nakhoda Boat Gayatri I pagi itu mengajak serta calon istrinya, Erni Juliana, yang dalam kondisi hamil 18 hari dan akhirnya ikut tewas.

Boat Gayatri I berangkat dari Serangan menuju Pulau Penyu sekitar pukul 10.20 Wita. Nah, saat baru berlayar sekitar 10 menit yang berjarak 200 meter dari bibir Pantai Serangan, tiba-tiba boat ini dihantam gelombang besar. Akibatnya, Boat Gayatri I pecah, hingga nakhoda Febrianto Lali dan istrinya, Erni Juliana Ninef, serta korban Nakazawa terlempar ke laut.

Menurut Kasat Pol Air Polresta Denpasar, Kompol I Ketut Suparta, Boat Gayatri I dua kali dihantam gelombang. Saat hantaman gelombang pertama, korban langsung terlempar ke laut. Nakhoda Febrianto pun berusaha menolong wisatawan Jepang berusia 71 tahun ini. Namun, saat nakhoda berusaha menolong korban Nakazawa, kembali muncul hantaman gelombang kedua. Walhasil, nakhoda Febrianto ikut terlempar bersama tunangannya, Erni Juliana. Setelah terlempar ke laut, ketiga korban terseret arus deras dan tengelam hingga ditemukan tewas.

Beruntung, tiga wisatawan Jepang lainnya yakni Ito Hirokazu, Kobayashi Tatsushige, dan Mizuno Haruo selamat dari maut setelah berhasil berpegangan di badan boat yang sudah pecah dan mulai tenggelam. Untungnya lagi, petugas cepat datang ke lokasi menyelamatkan mereka, bersama nakoda boat lainnya. “Ketiga wisatawan Jepang yang selamat itu langsung dilarikan ke RS BIMC Kuta,” jelas Kompol Ketut Suparta.

Sementara, tiga korban yang terlempar ke laut berhasil ditemukan petugas dalam kurun 1 jam pasca musibah. Ketiganya ditemukan mengambang dalam kondisi sudah tewas di seputar lokasi Boat Gayatri I tenggelam. Jasad pasutri Febrianto Lali dan Erni Juliana, serta Nakazawa kemudian dievakuasi ke Instalasi Kedokteran Foirensik RS Sanglah, Denpasar untuk divisum.

Terungkap, sebelum petugas datang ke lokasi, warga di sekitar lokasi kejadian lebih dulu berupaya menolong tiga wisatawan Jepang yang selamat dari maut. Termasuk di antaranya Edi, 43, nakhoda boat lainnya asal Kupang, NTT yang notabene rekan kerja korban tewas Febrianto.

“Kami langsung mendekat dan menyelamatkan tiga wisatawan yang ada di atas boat untuk dievakuasi ke tepi pantai. Tapi, untuk ketiga korban lainnya saya tidak melihatnya lagi,” tutur Edi yang menyelamatkan tiga wisatawan Jepang dengan boatnya.

Edi mengatakan, korban Febrianto baru sebulan menjadi nakhoda boat tempatnya kerja. “Mungkin dia kurang mengenal rambu-rambu yang ada di laut. Seharusnya dia menuju jalur hijau, tapi malah menuju jalur merah yang tandanya tidak boleh melintas di sana karena gelombang berbahaya. Di laut biasanya ada 3 tanda, yakni merah, kuning, dan hijau," jelas Edi.

Sedangkan paman korban Febrianto, yakni Febriana Seko, 26, menyatakan sebelum berlayar, Senin pagi, keponakannya ini sempat melarang istrunya, Erni Juliana, ikut ke Pulau Penyu, karena dalam keadaan hamil muda. Bahkan, Febriana Seko juga sempat mengingatkan bahwa berdasarkan kepercayaan Bali, wanita mengandung itu masih kotor.

“Namun, peringatan saya tidak digubris. Erni Juliana tetap ingin suaminya (Febrianto) melaut dan akhirnya ikut tewas. Katanya sih pengin mengetahui bagaimana suaminya bekerja," papar Febriana Seko.

Menurut Seko, Febriana dan Erni Juliana sudah bertunangan selama 8 bulan. "Mereka disuruh pulang sama orangtua untuk menikah, karena di perempuan sudah hamil. Tapi, katanya masih mencari modal, hingga tunda perniukahan. Ternyata, seperti ini jadinya," cerita Edi sambil menangis di Instalasi Kedoketeran Forensik RS Sanglah, Senin kemarin.

Sementara itu, jajaran Polresta Denpasar masih menyelidiki musibah maut boat dihantam gelombang yang merenggut tiga nyawa ini. Menurut Kasat Pol Air Polresta Denpasar, Kompol Ketut Suparta, hingga tadi malam belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka. Pihaknya masih memeriksa saksi-saksi, termasuk pemilik usaha transportasi Boat Gayatri I. “Total ada 3 saksi yang kami periksa. Kami masih mendalami keterangan mereka,” jelas Kompol Suparta saat dikonfirmasi tadi malam.  dar,cr63

Komentar