nusabali

Goa Misterius Diperkirakan Pernah Dipakai Raja untuk Bertapa

  • www.nusabali.com-goa-misterius-diperkirakan-pernah-dipakai-raja-untuk-bertapa

Keyakinan bahwa Pura Lebah dekat goa misterius dibangun di zaman pemerintahan Raja Jaya Pangus diperkuat dengan ornamen cawan yang menempel di gapura depan

Ahli Sejarah dari Undiksha Singaraja Pun Terjun Telusuri Goa Misterius di Desa Suwug


SINGARAJA, NusaBali
Penemuan goa misterius di areal Pura Lebah, Banjar Sabi, Desa Pakraman Suwug, Kecamatan Sawan, Buleleng, Kamis (27/10) lalu, menyita perhatian berbagai kalangan. Setelah Tim Dinas Kebudayaan-Pariwisata Buleleng, Selasa (1/11) giliran ahli sejarah dari Undiksha Singaraja, Dr Drs I Made Pageh, yang terjun ke lokasi goa misterius di sebelah selatan Pura Lebah.

Sejarawan Made Pageh terjun ke goa misterus di areal Pura Lebah, Desa Pakraman Suweug, Selasa siang sekitar pukul 11.00 Wita. Dia melakukan penelitian singkat di areal Pura Lebah dan goa misterius selama 3 jam hingga pukul 14.00 Wita, dengan didampingi Kepala Badan Permusyawarahan Desa (BPD) Suwug I Gede Arnawa dan Kelian Desa Pakraman Suwug, I Wayan Nawa.

Pada saat bersamaan kemarin, Kepala Seksi Permuseuman Sejarah dan Kepurbakalaan Dinas Kebudayaan-Pariwisata (Disbudpar) Buleleng, I Kadek Widiastra, juga kembali terjun ke lokasi goa misterius. Sehari sebelumnya, Kadek Widiastra sudah sempat terjun ke lokasi, Senin (31/10) siang, bersama Tim Disbudpar Buleleng.

Saat berkunjung ke lokasi goa misterius di areal Pura Lebah, Banjar Sabi, Desa Pakraman Suwug, Selasa kemarin, sejarawan Made Pageh langsung menelisik semua sudut Pura Lebuh. Habis itu, dia melihat secara seksama kondisi goa misterius yang baru ditemukan krama setempat. Made Pageh juga sempat masuk ke dalam goa yang mulutnya setinggi 1,8 meter dengan lebar 1,7 meter ini.

Dari hasil pengamatan Made Pageh, goa misterius yang di dalamnya ditemukan dua percabangan (ke arah barat daya dan arah tenggarea) ini dirasakan ciri-ciri  tembusan. Terutama, pada cabangan goa ke arah tenggara. Di sana, Made Pageh merasakan hembusan angin yang dipercaya berasal dari lubang lain di sekitar wilayah tersebut.

Made Pageh tidak menampik jika goa misterius ini tembus ke satu lubang baru yang mulut goanya baru ditemukan krama, Senin (31/10) sore. Mulut goa kedua itu berada sekitar 25 meter sebelah selatan gua misterious. “Saya rasakan ada angin berhembus dari arah simpangan kiri (tenggara), yang menandakan goa ini ada tembusannya. Sedangkan dari simpangan kanan (barat laut), tidak ada angin sedikit pun,” ujar Made Pageh.

Namun, dari hasil pengamatan awal yang dilakukannya, menurut Pageh, pihaknya belum dapat memastikan kapan goa misterius ini dibuat. Berdasarkan cerita yang didapatnya dari Kelian Desa (Bendesa) Pakraman Suwug, I Wayan Nawa, ada dua kemungkinan terkait sejarah goa misterius ini. Kemungkinan pertama, goa misterius ini adalah peninggalan zaman kerajaan, yang digunakan sebagai tempat semedi (bertapa) oleh raja.

Hal ini dikaitkan dengan keberadaan Pura Lebah, yang masih satu areal pada jarak sekitar 100 meter arah utara goa misterius. Menurut Pageh, dari sejumlah palinggih (bangunan suci) yang ada di Pura Lebah, pihaknya menyimpulkan bangunannya menganut sekte Waisnawa, zaman Raja Jaya Pangus, yang sempat berkuasa di Bali.

Pendapat tersebut juga dikuatkan dengan sejumlah simbol yang didapatkan di Pura Lebah, seperti lukisan udang di Paduraksa Pura Lebah. Udang adalah hewan yang hidup di air, melambangkan Dewa Wisnu yang dipuja saat itu. Selain itu, kata Pageh, ada ukiran burung Jatayu yang merupakan kendaraan Sri Rama, perwujudan awatara Wisnu.

Keyakinan bahwa Pura Lebah dibangun di zaman pemerintahan Raja Jaya Pangus diperkuat dengan ornamen cawan yang menempel di gapura depan pura. Bangunan itu merupakan simbol kebudayaan Siwa-Budha yang saat itu dibawa oleh Raja Jaya Pangus dengan salah satu istrinya asal China, Kang Cing We atau dikenal dengan sebutan Ratu Ayu Subandar.

Pageh menyebutkan, juga ditemukan arca (patung) Harimau di sisi selatan pamedal jeroan Pura Lebah, yang melambangkan turunnya Budha. Namun, keterkaitan goa misterius dengan Pura Lebah dalam masa pembuatannya, masih perlu dibuktikan lebih dalam lagi. “Gali dulu, misal jika ada pelataran atau tempat duduk untuk semedi di dalam goa, artinya memang dibuat di zaman kerajaan. Kita tunggu hasil penggalian dulu untuk memastikannya,” imbuh Pageh.

Sedangkan kemungkinan kedua, kata Pageh, goa misterius ini dibuat pada zaman revolusi fisik mempertahankan kemerdekaan era 1945-1949. Kemungkinan kedua ini berlaku jika jika tidak ditemukan ada pelataran atau tempat duduk untuk semedi di dalam goa misterius. Goa bisa dijadikan tempat bersembunyi oleh relawan pembela kemerdekaan dari kepungan penjajah. Apalagi, goa-goa serupa banyak ditemukan di sejumlah wilayah Buleleng. Di antaranya, goa Desa Panji (Kecamatan Sukasada), Desa Sangket (Kecamatan Sukasada), Pegadungan (Kecamatan Sukasada), Desa Jagaraga (Kecamatan Sawan), dan Desa Menyali (Kecamatan Sawan).

Namun, kata Pageh, keberadaan goa-goa tersebut sebagian besar disebut goa raksasa yang dikaitkan dengan cerita misterius hilangnya penari Rejang terakhir yang diculik oleh Mayadanawa, raja terakhir Bali Aga sebelum datangnya Majapahit. Cerita yang diyakini sebagai mitos itu merupakan sebuah politik kerajaan zaman itu, di mana Raja Jaya Pangus coba menghilangkan kepercayaan rakyat Bali kepada raja Baliaga.

Sementara itu, Dinas Kebudyaan dan Pariwisata Buleleng berencana menggelar rapat kecil untuk membahas penemuan goa misterius di areal Pura Lebah, Desa Pakraman Suwug. Kepala Seksi Permuseuman Sejarah dan Kepurbakalaan Bidang Kebudayan Disbudpar Buleleng, I Kadek Widiastra, mengatakan pihaknya akan mengundang Balai Pelestari Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Bali, Balai Arkeologi, dan akademisi Undiksha Singaraja untuk mencari kejelasan sejarah goa misterius yang baru ditemukan ini. “Kita ingin mengungkap misteri goa ini,” papar Kadek Widiastra, Selasa kemarin.

Sedangkan Bendesa Pakraman Suwug, I Wayan Nawa, mengaku pihaknya akan melanjutkan upaya penggalian goa misterius yang baru ditemukan sepekan lalu ini. Penggalian tersebut sesuai dengan arahan sejarawan Made Pageh. “Kami mengharapkan ada pendampingan dari pemerintah dan akademisi untuk membantu menemukan titik terang sejarah goa misterius ini,” tandas Bendesa Wayan Nawa di lokasi goa misterius, Selasa kemarin. k23

Komentar