nusabali

Panahan Hasrat Tebus Kegagalan PON 2016

  • www.nusabali.com-panahan-hasrat-tebus-kegagalan-pon-2016

DENPASAR, NusaBali
Sempat meraih sekeping medali perunggu pada PON XVIII Tahun 2012 di Riau melalui Tomoko Suzuki (perseorangan putri), pepanah Bali pulang dengan tangan hampa saat berlaga di PON XIX/2016.

Kegagalan di Jawa Barat itu memacu Perpani Bali untuk mendapatkan medali pada gelaran PON XX di Papua pada 2021 mendatang.

Target medali pun digadang-gadang bisa diwujudkan oleh empat atlet yang lolos ke PON Papua.  Komang Gede Krishnanda (Badung) diharapkan berbicara banyak di nomor compound Putra, demikian juga dengan trio pepanah Bucika Dinda Zahrevi Raharjo (Denpasar), Kadek Meilyana Syahrani (Badung), dan Ketut Ayu Sinta Aprilia (Badung) di nomor beregu putri.

"Sebenarnya kami tidak enak bicara target di awal. Ini jelas akan membebani atlet. Tapi berangkat dari keterpurukan tanpa medali di PON sebelumnya, di PON Papua sudah sepatutnya mampu mewujudkan medali untuk Bali," ucap pelatih Made Saputra, Selasa (7/7).

Guna mewujudkan target tersebut, diharapkan ada dukungan penuh dari insan olahraga dan pihak terkait. Terutama orangtua atlet, atlet, pengurus dan induk olahraga KONI Bali. Harapannya jangan sampai zonk atau tanpa medali lagi di PON Papua mendatang. Apalagi saat ini progres skoring atletnya selalu meningkat. Bahkan semua atletnya yang lolos PON mengalami peningkatan skoring.

Diakui, saat Pra PON hasilnya memang belum maksimal. Sebab, hanya mampu bertengger di posisi 10 besar. Rival dari kepulauan Jawa masih, terutama  DKI Jakarta, Jatim dan Jawa Tengah cukup mendominasi. Bahkan sekarang kekuatan panahan juga bergeser ke Jogjakarta.  “Kalau atlet panahan asal Jawa Barat, atlet asal Bali mampu mengatasinya dengan baik. Tinggal sekarang progres skoring tetap diperbaiki agar mampu bersaing di posisi 3 besar,” kata Saputra.

Diakui Saputram regenerasi atlet panahan di Bali sebenarnya sudah sangat bagus. Hanya saja masih agak sulit meraih medali di ajang resmi tingkat nasional.  Harapannya ke depan ada program pembinaan dengan style yang sama. Istilahnya programnya satu komando dari Pengprov cabor, ke Pengkab dan Pengkot serta klub panahan. “Karena sejatinya cabor panahan itu pakai rasa. Sebab, satu hari saja atlet panahan tidak latihan, jelas akan sudah sangat berbeda. Makanya rutinitas latihan itu sangat penting dan wajib dilakukan,” kata Saputra.

Saputra mengatakan  musuh yang paling utama dalam cabor panahan adalah diri sendiri.  "Yang dibutuhkan atlet panahan itu adalah pentingnya kesabaran dan keuletan dalam berlatih. Dan, memanah itu dibutuhkan konsentrasi tinggi. Makanya, hilangkan ego dimulai saat latihan. Sehingga mampu konsentrasi penuh saat memanah," tegas Made Saputra.

Secara umum, lanjut Saputra,  atlet panahan itu fisiknya bagus semua, tekniknya juga tinggal diasah. “Problemnya sekarang ini adalah mental dan ketenangan itu sendiri. Mental juara yang kuat terlahir dari atlet itu sendiri. Kami pertegas mental harus dibangun dengan kuat," tandas Made Saputra. *dek

Komentar