nusabali

Cok Istri Persembahkan Medali Emas dari Karate

  • www.nusabali.com-cok-istri-persembahkan-medali-emas-dari-karate

Cokorda Istri Agung Sanistyarani, 22, menjadi karateka pertama yang berhasil sabet medali emas bagi kontingen Bali sejak sukses Ardi Gangga di PON XII Jakarta 1989.

Sejak awal, Cok Istri memang diproyeksikan meraih medali emas di PON XIX 2016, dengan modal pertasinya belakangan. Putri sulung pasangan Cokorda Gde Purnomo Sidhi dan Cokorda Istri Agung Surat Mirah ini merupakan pemegang medali perunggu SEA Games 2015 dan jawara dalam Kejuaraan ASEAN.

Dalam PON XIX 2016 kemarin, Cok Istri mengawali penampilannya dengan mengalahkan karateka tuan rumah Jabar, Jihan Fitria, secara telak 9-1. Di babak kedua, giliran karateka Kalimantan Barat, Fury Larasati, yang dipecundangi Cok Istri dengan skor 8-0. Sedangkan di babak semifinal, Cok Istri kembali melibas karateka Riau, Inaeni Rima Putri, dengan skor 7-0. Bahkan, karateka Riau itu sampai rontok gigi hingga sempat ditangani tim medis. Barulah di babak final, Cok istri dapat lawan sepadan dari karatake Sumut, Nova Sinaga.

Kepada NusaBali, Cok Istri Agung Sanistyarani mengakui sangat bersyukur bisa mempersembahkan medali emas buat kontingen Bali. Apalagi, ini emas pertama dari cabang karate sejak 1989. Menurut Cok Istri, dirinya tampil sangat hati-hati saat laga final kemarin. Sebab, dia dan lawannya, Nova Sinaga, sudah saling kenal kelemahan masih-masing.

“Dia (Nova Sinaga sahabat saaya saat SEA Games 2013. Dulu kami sering latih tanding bareng,” kennang Cok Istri seusai pengalungan medali emas PON XIX 2016, Selasa kemarin. "Saya tadi terus sifatnya menunggu, sangat hati-hati melawan Nova. Begitu ada momen tepat, barulah saya masuk. tak heran jika skor kemenangan amat tipis,” lanjut karateka yang tinggal di Jalan Nusa Indah Raya Nomor 16 Perumnas Klungkung ini.

Cok Istri mengatakan, medali emas perdana di arena PON ini dipersembahkan untuk keluarga di Klungkung dan daerah Bali. Atas suksesnya ini, Cok istri menyatakan berterimakasih kepada orang-orang yang berjasa di balik kariernya. Termasuk pelatih di Dojo Mahakerti Jembrana yang sudah melatihnyha sejak kecil hingga kini. Dia juga berterimakjasih kepada kedua orangtuanya yang kerap mensupport langsung ke arena pertandingan.

“Saya juga berterimakasih kepada pelatih POn, manajer PON, dan KONI Bali yang telah memberi kesempatan tampil di PON XIX 2016. tak lupa saya ucapkan terimakasih atas doa masyarakat Bali,” tutur Cok Istri.

Sementara itu, pelatih karate PON Bali, Putu Dedy Mahardika, mengakui laga pertama Cok Istri saat elawan karateka tuan rumah Jabar terbilang berat. Faktor non teknis benar-benar diantisipasi. Dia bersyukur rintangan pertama dari karateka Jabar bisa dilewati Cok Istri, hingga akhirnya berhasil raih medali emas.

"Di final, strategi dibalik. Saya minta Cok istri main hati-hati, sehingga lawan tidak mampu menyentuhnya dengan pukulan. Strategi ini ternyata berjalan efektif," tutur Putu Dedy kepada NusaBali kemarin.

Sedangkan Manajer Tim Karate PON Bali, Armand Setiawan, mengaku bersyukur akhirnya medali emas bisa diraih dalam pertandingan hari ketiga. "Saya harap ke depannya lebih bagus lagi. Sebab, masih ada beberapa karateka tampilannya tidak sesuai dengan prediksi awal," harap Armand Setiawan. Tetapi dia berharap pada hari terakhir ada tambahan medali di cabor karate. * dek

Komentar