nusabali

Bagikan Sayur Segar Gratis, Didatangkan Langsung dari Kampung Halaman

Bripka I Nyoman Susila Jaya SH, Polisi Asal Pinggan, Kintamani yang Dinas di Polresta Denpasar

  • www.nusabali.com-bagikan-sayur-segar-gratis-didatangkan-langsung-dari-kampung-halaman

DENPASAR, NusaBali
Berbagi bantuan di tengah pandemi Covid-19 sangat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat yang terdampak.

Seperti yang dibagikan oleh Bripka I Nyoman Susila Jaya SH, 41, seorang anggota polisi yang sehari-harinya bertugas di Polresta Denpasar. Dia bersama istri, anak, dan kedua orangtuanya membagikan ratusan kilogram sayuran segar kepada masyarakat di sekitaran Jalan Bypass Ida Bagus Mantra, Denpasar, Jumat (5/6) siang. Sayuran segar tersebut langsung didatangkan dari kampung halamannya, Banjar Pinggan, Desa Pinggan, Kecamatan Kintamani, Bangli.

Bripka Susila mengaku hatinya terketuk melihat kondisi masyarakat saat ini. Banyak yang dirumahkan bahkan di-PHK. Tidak hanya karyawan, banyak pula masyarakat yang tidak bisa bekerja sebagaimana biasa karena imbauan membatasi kegiatan di luar rumah. Melihat kondisi demikian, Bripka Susila pun ingin berbagi apa yang dimilikinya. Karena itu, dia memilih untuk membagikan sayuran secara gratis, hasil dari kebun milik orangtuanya di kampung. “Awalnya ketika pulang kampung, melihat sayuran banyak. Terus harganya juga murah kalau di kampung. Muncullah ide bagaimana kalau sayur-sayuran ini dibagikan kepada masyarakat di Denpasar, berhubung masih dalam situasi Covid-19 seperti ini. Saya tanya orangtua, dan bilang tidak apa-apa kalau dibagikan,” ujarnya saat ditemui di lokasi pembagian sayuran, kemarin.

Orangtuanya sangat mendukung keinginan berbagi Bripka Susila. Sayur-sayuran yang dibagikan itu bahkan diantar langsung oleh kedua orangtuanya menggunakan mobil pickup langsung dari kampung halaman. Adapun kemarin, mereka memberikan secara gratis sebanyak 250 kg sayur kol, 2.900 buah labu siam, 70 kg terong, dan 70 kg buncis. Sayuran ini sudah dikemas dalam bentuk plastik yang siap dibagikan ke masyarakat. Dalam satu plastik, akan mendapatkan 15 buah sayur labu siam, 2 buah sayur kol, 1 kg buncis, dan 4 sampai 5 buah sayur terong. Dalam hitungan 15 menit, sayur-sayuran itu ludes diserbu masyarakat. Bersama orangtua, ponakan, istri dan anak-anak, Bripka Susila pun dengan ramah melayani masyarakat yang ingin meminta sayuran.

“Begitu saya pasang tulisan ‘Sayuran gratis, ambil seperlunya’, dalam waktu 15 menit sudah habis. Saya sudah bungkusi pakai plastik agar masyarakat mudah mengambil. Selain itu untuk menghindari kerumunan juga. Setiap orang ngambil 1 plastik. Tapi kalau ada yang ngambil 2 sampai 3 bungkus, ya saya sih tidak mempermasalahkan. Yang penting niat saya sudah ikhlas,” ungkap polisi kelahiran 7 Januari 1979 tersebut.

Ternyata bukan kemarin saja Bripka Susila membagikan sayuran gratis. Ini adalah pembagian kelima kalinya. Pembagian pertama dilakukan pada 17 Mei 2020 lalu di Jalan Raya Batubulan dan menyasar rumah-rumah penduduk yang kurang mampu. Selanjutnya tanggal 24 Mei 2020 dibagikan di timur Lapangan Kapten Japa, Jalan Bypass Ida Bagus Mantra. Kemudian tanggal 30 Mei 2020 di Jalan Wr Supratman, dan perempatan Jalan Kenyeri, Denpasar. Kemarin, dibagikan lagi di di timur Lapangan Kapten Japa, Jalan Bypass Ida Bagus Mantra. Tidak hanya itu. Jauh sebelum adanya Covid-19, Bripka Susila dan keluarga juga menyumbang hal serupa untuk korban erupsi Gunung Agung dua tahun lalu.

Menurut Bripka Susila, kebanyakan yang mengambil sayuran kemarin adalah dari masyarakat yang rata-rata sudah dirumahkan. Ada juga yang sudah lansia, mendatangi mereka dengan berjalan kaki. “Dari penuturan mereka, sepertinya mereka sangat terbantu dengan bantuan sederhana ini. Bahkan mereka bertanya kapan saya bagi-bagi sayur lagi. Saya bilang nunggu stok dari kampung,” imbuh ayah tiga anak dari pernikahannya bersama Gamelia Juliana Tuanakota, ini.

Saat ini, kata Bripka Susila, masih ada stok sayuran yang tersisa dari hasil kebun orangtuanya. Biasanya hasil kebun akan dibagi dua. Sebagian dijual untuk keperluan hidup sehari-sehari, serta sebagian lagi untuk diberikan kepada masyarakat secara gratis. Namun tak jarang, jika stok sedikit, Bripka Riska membeli lagi di petani lainnya, agar bisa membagikan sayuran lebih banyak ke masyarakat. “Hasil kebun kami jual sebagian untuk keperluan hidup keluarga. Biasanya sayuran yang dijual sampai dikirim ke Surabaya dan Jakarta. Nah, untuk yang dibagikan ke masyarakat, kalau misalnya stoknya sedikit untuk dibawa ke sini (dibagikan secara gratis, red), saya beli lagi di petani. Biasanya beli tambahan itu sekitar Rp 600 ribuan,” kata anak ketiga dari 5 bersaudara dari pasangan I Wayan Tegal dan Ni Ketut Nadri tersebut.

Diakui, kegiatan ini tidak bisa dilakukan setiap hari. Selain memang karena faktor stok sayuran, Bripka Susila juga harus menyesuaikan dengan waktu kerja, agar tidak berbenturan antara niat berbagi dengan jam kerja. “Saya juga tidak bisa menetapkan hari. Pas lepas piket, baru bisa mengerjakan kegaiatan seperti ini. Kami lakukan pembagian sayur ini hanya seminggu sekali,” tandasnya. *ind

Komentar