nusabali

Diganti, 12 Ton Beras Karantina Desa Bondalem yang Rusak

Sebelum Dikirim, Dimasak Dulu untuk Pastikan Beras Layak Konsumsi

  • www.nusabali.com-diganti-12-ton-beras-karantina-desa-bondalem-yang-rusak

Sekda Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, sebut ada 67 ton beras yang dikirim untuk pemenuhan kebutuhan bagi 3.525 kepala keluarga (KK) dengan 11.924 jiwa penduduk Desa Bondalem yang karantina selama 14 hari

SINGARAJA, NusaBali

Satgas Covid-19 Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula, Buleleng sudah mendapatkan pengganti beras yang rusak dan tak layak konsumsi, yang sempat dikembalikan warganya saat menjalani karantina desa. Penggantian beras tak layak konsumsi itu langsung dikirimkan Bulog sebanyak 12 ton ke Desa Bondalem, Jumat (8/5). Sebelum dikirim, sampel beras pengganti ini lebih dulu dimasak untuk memastikan benar-benar layak konsumsi.

Beras pengganti yang baru ini lebih dulu jalani pengecekan ketat, sehingga tak lagi mengecewakan warga Desa Bondalem. Sampel beras pengganti dicek kualitasnya dengan memasaknya langsung di Kantor Dinas Sosial Buleleng di Sinharaja dan di Kantor Perbekel Bondalem.

Kepala Dinas Sosial Buleleng, I Gede Sandhiyasa, yang mengkoordinasikan langsung distribusi bantuan sembako ke Desa Bondalem, menjelaskan setelah didapat jumlah pasti beras yang tak layak konsumsi, pihaknya dia langsung berkoordinasi denga Bulog. Gayung bersambut, Bulog menyanggupi untuk menarik dan mengganti 12 ton beras yang tak layak konsumsi dengan beras baru.

“Pagi tadi (kemarin) kami bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Buleleng terjun langsung ke Gudang Bulog di Desa Tangguwisia, Kecamatan Seririt untuk melakukan pengecekan kualitas beras. Setelah dimasak menjadi nasi, beras pengganti ini dinyatakan layak untuk dikonsumsi, sehingga langsung didistribusikan,” jelas Sandhiyuasa, Jumat (8/5).

Beras pengganti sebanyak 12 ton yang dikirim ke Desa Bondalem, Jumat kemarin, diterima langsung oleh Perbekel Bondalem, Ngurah Sadu Adnyana. Dalam keterangan persnya, Sadu Adnyana mengapresiasi tindakan cepat Pemkab Buleleng untuk mengatasi masalah di tengah karantina desanya. Sebelum beras pengganti dibagikan ke warga, Sadu Adnyana dan Satgas Desa Bondalem sempat mengecek langsung kualitas beras dengan memasaknya di Kantor Desa.

Menurut Sadu Adnyana, pihaknya akan melakukan pengemasan dan membagikan beras pengganti yang kualitasnya sudah dites tersebut kepada warga. “Kami harap mereka (warga) dapat menerima dengan baik dan menjalankan karantina sesuai protokol kesehatan Covid-19,” jelas Sadu Adnyana.

Sementara itu, Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, mengatakan pihaknya mengerahkan puluhan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk bantu melakukan pengemasan paket beras untuk warga Desa Bondalem yang menjalani karantina. Beras dipaket masing-masing untuk satu warga selama 6 hari.

Menurut Suyasa, ada 27 ton beras yang dipaket dan rencananya akan didistribusikan ke Desa Bondalem, Sabtu (9/5) ini. “Paket beras yang tadi dikerjakan OPD sudah selesai, besok diluncurkan ke Desa Bondalem sebanyak 27 ton. Sehingga total didrop 67 ton beras sesuai kebutuhan. Ini sudah mencukupi untuk kebutuhan 14 hari masa karnatina,” ujar Suyasa yang juga Sekda Kabupaten Buleleng. Suyasa menyatakan, 67 ton beras tersebut untuk pemenuhan kebutuhan bagi 3.525 kepala keluarga (KK) dengan 11.924 jiwa di Desa Bondalem.

Sementara itu, Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Singaraja, Kusniah, sempat melakukan pemantauan pendistribusian sembako ke Desa Bondalem, Kamis (7/5). Kusniah mengaku akan menindaklanjuti temuan beras yang tak layak konsumsi di tengah karnatina Desa Bondalem tersebut.

“Kita akan melihat sejauh mana ada kesengajaan. Setelah konfirmasi Dinas Sosial, relawan, dan Perbekel, kemungkinan memang ada ketidaksengajaan. Sudah benar dikembalikan dan Bulog bertanggung jawab mengganti beras yang tak layak konsumsi tersebut,” jelas Kusniah di Singaraja, Jumat kemarin.

Kusniah mengingatkan Dinas Sosial Buleleng ke depannya untuk mengirimkan surat tembusan kepadanya, jika ada pembagian sembako di tengah pandemi Covid-19. Ini untuk transparansi penggunaan sembako. “Saya juga berharap droping sembako kepada warga yang dikarantina jangan sampai terlambat, karena menyangkut kebutuhan dasar yang tidak bisa ditunda,” pintanya. *k23

Komentar