nusabali

Sanggar Catur Muka Dendangkan Lagu Pop Bali Lawas

  • www.nusabali.com-sanggar-catur-muka-dendangkan-lagu-pop-bali-lawas

Sanggar Catur Muka Swara Denpasar persembahkan parade lagu daerah pada ajang Bali Mandara Mahalango III di Panggung Terbuka Ksirarnawa Taman Budaya Bali, Sabtu (20/8) malam.

DENPASAR, NusaBali

Pementasan ini didukung pembina, musisi junior dan senior, vokalis anak-anak, remaja dan dewasa dengan menampilkan repertoar atau lagu-lagu pop daerah yang pernah berjaya di ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) masa lalu.

Pementasan kemarin juga dimeriahkan Tisna Titiana diiringi Kapsul Band, serta Rochineng, Dek Ulik, dan Widi Widiana diiringi Rocky Band. Sebagai pembuka, diawali dengan penampilan Angling dengan lagu ’Ngelawang’. Penampilannya dibantu penyanyi latar yakni Cening, Diva, Prajaiswara, dan Bhanu. Dilanjutkan dengan lagu ’Masikian’ oleh Cening. Berturut-turut kemudian lagu ’Jempiring Putih’ perpaduan vokal antara Dena, Mahalini, dan Meiska. Semenrtara lagu ’Juarine Kanggo’ dan ’Denpasar Kota Budaya’ dibawakan oleh Turah Deva, Dena, Verdy, Mahalini, dan Meiska.

Koordinator pementasan, Dr Nyoman Astita MA mengatakan, Sanggar Catur Muka Swara sebagai salah satu komunitas yang mendorong seni lagu pop daerah memiliki nuansa baru. Nuansa baru itu ditonjolkan melalui paduan suara diiringi gerak-gerak yang tidak semata-mata menari tetapi juga mengekspresikan lagu. “Jadi kita membedakan gerak tari yang mengekspresikan lagu itu, yang merupakan latar dimainkan langsung oleh vokalis,” terangnya. Dengan komibasi itu ada nuansa baru yang menantang dalam menata komposisi musik dan pola gerakan-gerakan tari di atas panggung.

Dikatakan, pada parade lagu pop daerah juga menampilkan kolaborasi musik band dengan gamelan. Pada penampilannya kemarin didukung Punk Kwala Band dan Permana Art Gamelan. “Waktu awal munculnya pop daerah di PKB, Denpasar memberikan warna baru sejak 10 tahun yang lalu,” sebutnya. Beberapa lagu yang pernah hits itu  dibawakan saat ini. Ada juga yang beberapa lagu yang muncul belakangan. Karena ini merupakan misi dari Denpasar, maka tema lagu menyesuaikan dengan perkembangan kota Denpasar.

Astita berharap, ke depan bisa menghasilkan lagu-lagu baru untuk merangsang anak-anak muda mencintai lagu pop daerah. Ia juga akan menggagas lomba-lomba vokal tingkat SD, SMP, dan SMA untuk mencari bibit baru secara rutin dan kesinambungan. “Perlu kita buat karya-karya baru sesuai dengan dinamika lagu pop daerah saat ini,” katanya. * i

Komentar