nusabali

Daun Gamelan 2 Gangsa Diembat Maling

  • www.nusabali.com-daun-gamelan-2-gangsa-diembat-maling

GIANYAR, NusaBali
20 bilah daun gamelan pada dua gangsa jenis kantil milik Banjar Serongga Kaja, Desa Serongga, Kecamatan Gianyar, raib diembat maling.

Pencurinya diduga paham betul kualitas gamelan. Sebab gamelan yang sering dipergunakan oleh Sanggar Genta Manik,  banjar setempat, diyakini bertaksu dan sering langganan juara festival Gong Kebyar.

Tercatat tahun 2014, Sanggar Genta Manik Banjar Serongga Kaja mewakili Kecamatan Gianyar dalam festival gong kebyar. Hasilnya, sekaa ini terpilih mewakili Kabupaten Gianyar dalam parade gong kebyar kategoripria dewasa di Pesta Kesenian Bali (PKB).

Kuat dugaan, 20 daun gamelan itu telah dicuri sebelum hari raya Galungan. Namun baru diketahui Kamis (12/3) sekitar pukul 16.00 Wita, ketika  Kelihan Gong Made Oka Susila hendak mempersiapkan gamelan balaganjur untuk mengiringi upacara meprani. Saksi Made Oka melihat dua kain penutup gamelan kantilan terbuka, setelah dicek daun gamelan telah hilang. Saat itu juga, Made Oka menghubungi Kelian Adat Banjar Serongga Kaja, Pande Made Sudarsana.

Ditemui Jumat (13/3), Kelihan Pande Made Sudarsana membenarkan kejadian pencurian daun gamelan itu. “Ya betul, kemarin diketahui jam setengah 4 sore. Yang hilang berupa daun gamelan kantilan 2 tungguh,” jelasnya. Pande Sudarsana pun merasa ada keanehan dari kejadian ini. “Anehnya dua kantilan ini saja yang diambil, padahal gamelan lain banyak disana seperangkat Gong Kebyar, ada gangsa, ugal, cengceng lengkap,” ungkapnya.

Saat bersama-sama melakukan pengecekan, diduga daun gamelan dipotong bagian tali pengaitnya menggunakan korek api. “Ternyata talinya dipotong pakai korek, bukan pisau. Saat itu juga kami simpulkan bahwa ada yang tidak beres, maka itu kami langsung lapor ke Polsek Kota Gianyar,” jelasnya. Personil polisi yang datang langsung melakukan olah TKP.

Dijelaskan, gamelan tersebut diletakkan pada bale gong di sisi utara bale banjar. Sekeliling bale gong telah dipasang pagar terali besi. Bahkan, pagar tersebut dikunci gembok. “Kemungkinan, maling nekat melompat di atas terali besi. Ada bekas tempelan tangan di sekitar tembok,” ungkapnya.

Atas kejadian ini, pihak banjar mengalami kerugian sekitar Rp 16 juta. Namun bukan kerugian material semata yang membuat krama banjar resah. Melainkan nilai historis dari gamelan yang telah di utak atik maling. “Padahal disini jalur rame. Ini tumben kejadian pencurian gamelan. Jadinya, setelah kejadian ini seluruh banjar se Desa Seronggo pilih menyimpan gamelannya di ruang tertutup,” terangnya.

Oleh krama setempat, gamelan dirawat, diupacarai dan diperlakukan dengan baik. Bahkan anak-anak yang latihan megambel, pantang melangkahi gamelan. “Anak-anak disini disiplin, kalau mau ke belakang, gamelan digeser ke samping tidak boleh dilangkahi,” jelasnya. Diungkapkan, gamelan ini dibuat sekitar Tahun 1995. Tiga tahun kemudian sudah didaulat mewakili Gianyar di ajang PKB Tahun 1998. “Gong Kebyar PKK juga ke PKB Tahun 2008 memakai gamelan ini. Lanjut Tahun 2014 Gong Kebyar Dewasa,” terangnya. Kini, pihaknya hanya bisa menunggu perkembangan polisi. “Kalau beli lagi bisa cepat, apalgi ini duwen banjar. Tapi kami ingin tahu, siapa pelakunya. Jujur tyang sebet (saya sedih sekali, red), sering dipakai mebarung di PKB, suaranya juga sudah diakui. Ini yang bikin saya sangat sedih,” kenangnya. Bahkan, gamelan Banjar Serongga Kaja ini dikatakan sering dijadikan percontohan bagi sekaa gong yang berencana membuat gamelan. “Kejadian ini sekaligus sebagai pelajaran, ternyata di jalur ramai tidak menjamin. Apalagi saat kondisi ekonomi seperti sekarang,” ujarnya. Sementara terpisah, Kapolsek Gianyar Kompol I Ketut Suastika belum bisa dikonfirmasi. Pesan singkat belum dijawab, begitu juga saat dihubungi via telepon.*nvi

Komentar