nusabali

Festival Karmany Smansa Kembali Digelar

  • www.nusabali.com-festival-karmany-smansa-kembali-digelar

DENPASAR, NusaBali
Festival Karmany SMAN 1 Denpasar (Smansa) XII kembali digelar tahun 2020.

Festival yang bertujuan untuk merangsang kreativitas siswa yang tergabung dalam ekstrakurikuler masing-masing ini dilaksanakan selama dua hari Jumat (6/3) dan Sabtu (7/3) dengan mendatangkan bintang tamu Hivi dan Vierra.

Kepala Sekolah SMAN 1 Denpasar M Rida SPd MPd mengatakan, FKS XII mempersembahkan berbagai kreativitas yang dimiliki siswa SMAN 1 Denpasar melalui ajang pementasan dari berbagai ekstrakulikuler. Festival Karmany Smansa sendiri pertama kali diadakan pada tahun 2009. "Festival Karmany Smansa merupakan ajang untuk menampung dan menunjukkan ke hadapan masyarakat luas, sejauh mana aktivitas dan kreativitas yang dapat dilakukan oleh siswa siswi SMA Negeri 1 Denpasar," ungkapnya belum lama ini.

Selain itu FKS merupakan sebuah implementasi bahwa ekstrakulikuler yang ada di SMAN 1 Denpasar sangat eksis di bidangnya masing masing. Seluruh agenda kegiatan di FKS XII merupakan bagian dari berbagai kreativitas yang dimiliki siswa Smansa Denpasar. Adapun yang tampil di antaranya ekstrakurikuler Marching Band Suara Smansa Manggala Dara, Teater Angin, Smansa Electro Crew, Seka Gong Genta Ambara Kencana, Gema Karmany Swara Smansa, Kelompok Pecinta Alam Mandala Giri, Capoerra Smansa, dan Smansa Model. "Kegiatan sebagian besar diinisiasi oleh siswa kami, dengan menampilkan atraksi dari kegiatan ekstrakurikuler," sambung Rida.  

FKS kali ini mengangkat tema Spechtrome: Neon Night Party yang tidak hanya dihadiri oleh para siswa SMAN 1 Denpasar sendiri, tetapi juga masyarakat umum. Melalui FKS ini, kata Kasek Rida, sekolah juga menyelipkan kampanye khusus untuk para siswanya. “Pertama yang pasti anti plastik, kemudian disisipi juga penyuluhan anti narkoba dan HIV/AIDS. Ini yang biasanya ditekankan pada murid-murid,” jelasnya.  

Terkait pendanaan kegiatan, Kasek Rida mengungkapkan sumber pendanaan tahun ini berasal dari siswa. Sebelumnya, pendanaan festival selalu diperoleh dengan menjual bazzar, kupon, dan sejenisnya. Namun kini menerapkam penjualan tikey dan sponsorship. "Kami tidak lagi menerapkan penggalangan dana lewat bazzar. Sekarang 100 persen dari penjualan tiket dan sponsor. Ternyata banyak manfaatnya, yang pertama tidak mengganggu jam belajar. Kedua, lebih efektif dan efisien,” umbuhnya. *ind

Komentar