nusabali

Inspektur Upacara hingga Komandan Upacaranya Perempuan

  • www.nusabali.com-inspektur-upacara-hingga-komandan-upacaranya-perempuan

Upacara HUT 71 Proklamasi di lapangan Alit Saputra, Banjar Dangin Carik, Desa Dajan Peken, Kecamatan/Kabupaten Tabanan terasa beda, Rabu (17/8).

Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi di Tabanan

TABANAN, NusaBali
Pembedanya, mulai dari inspektur upacara hingga komandan upacara semuanya perempuan. Bertindak sebagai inspektur upacara yakni Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti. Sedangkan komandan upacara AKP Ni Luh Komang Sri Subakti yang saat ini bertugas sebagai Kasat Intelkam Polres Tabanan.  

Bagi AKP Sri Subakti, 41, ini merupakan tugas keduakalinya sebagai komandan upacara. Setahun lalu, AKP Sri Subakti menjadi komandan upacara pada peringatan detik-detik Proklamasi di Kecamatan Penebel, Tabanan. Saat itu, Kasat Intelkan Polres Tabanan ini menjabat Kapolsek Penebel. Khusus upacara peringatan detik-detik Proklamasi tahun ini, AKP Sri Subakti ditunjuk langsung Bupati Eka Wiryastuti sebagai komandan upacara tingkat kabupaten. Padahal sprin (surat perintah) penugasan pengibaran bendera sudah ada dari TNI. “Saat mengemban tugas saya sempat deg-degan, sebab sebelumnya tak bisa ikut gladi bersih karena wajib hadir rakor di Polda,” ungkap Sri Subakti.

Syukurnya, mantan Wakapolsek Abiansemal, Badung ini bisa menunaikan tugas dengan apik, meski ada kendala teknis. “Mikorphone ngadat di pertengahan acara sehingga suara terputus. Akhirnya pakai suara asli tanpa pengeras suara,” kenang ibunda Tasya Pradnya Adi Prastita. AKP Sri Subakti sampaikan terima kasih kepada anggota Polres Tabanan yang telah mendukungnya sebagai komandan upacara detik-detik peringatan Proklamasi meski tanpa gladi. Dikatakan, secara kebetulan Polres Tabanan menggelar latihan untuk upacara HUT Polwan yang inspektur upacara, komadan upacara, dan komandan kompi, polwan semua.

AKP Sri Subakti mengawali karir di kepolisian sebagai anggota Satuan Lalu Lintas. Begitu jadi perwira, ia ditarik ke Unit Perlindungan, Perempuan dan Anak (PPA). Ia mengatakan, meski raga perempuan, namun ketika melaksanakan tugas tak boleh menunjukkan kelemahan. Misal, ketika terjadi pohon tumbang atau bencana alam lainnya di malam hari, istri Made Adi Witartha ini langsung turun ke lapangan. * k21

Komentar