nusabali

Indonesia vs Malaysia di Final

Kejuaraan Bulutangkis Beregu Asia 2020

  • www.nusabali.com-indonesia-vs-malaysia-di-final

Pelatih Tunggal Putra PP PBSI Hendry Saputra menyebut faktor mental sebagai penyebab kekalahan Jonatan Christie di partai kedua dari Lakshya Sen.

MANILA, NusaBali

Tim bulutangkis putra Indonesia lolos ke final Kejuaraan Bulutangkis Beregu Asia 2020, di Rizal Memorial Sports Complex, Manila, Filipina, Sabtu (15/2) malam. Setelah menghadapi perlawanan ketat tim India, Indonesia akhirnya menang 3-2.  Selanjutnya di final, Indonesia akan menghadapi Malaysia, yang menggulingkan Jepang 3-0.

Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon menjadi penentu setelah Indonesia kehilangan poin di nomor tunggal, yakni Jonatan Christie dan Shesar Hiren Rhustavito.

Menjadi penentu, Kevin/Marcus tampil tenang melawan Lakhsya Sen/Chirag Shetty. Minions langsung mengumpulkan poin dan unggul pada interval saat pertandingan baru berjalan lima menit. Kevin/Marcus terus melesat. Mereka ungul 15-5. Tanpa ampun lagi, Minions menuntaskan gim pertama dengan skor 21-6.

Situasi sedikit berbeda pada gim kedua. Sen/Shetty lebih berani menyerang, bahkan menyamakan skor pada awal permainan.

Namun, Minions terus memberikan tekanan dan membuat pasangan India itu lebih banyak melakukan kesalahan. Minions pun unggul pada interval. Kevin/Marcus tak terbendung lagi. Mereka memastikan poin terakhir menjadi milik Indonesia dengan skor akhir gim kedua, 21-13.

Dengan demikian, Indonesia akan bertemu Malaysia pada final. Malaysia lolos ke final setelah mengalahkan Jepang 3-0.

Sementara pelatih Tunggal Putra PP PBSI Hendry Saputra menyebut faktor mental sebagai penyebab kekalahan Jonatan Christie di partai kedua dari Lakshya Sen. Hasil itu membuat India menyamakan kedudukan 1-1 di semi final Badminton Asia Team Championships 2020, Sabtu.

"Bisa sama-sama kita lihat sendiri, tadi masalah di mentalnya. Kalau Jonatan merasakan ada beban, semua juga sama merasakan beban. Ini jadi pelajaran baru bagi Jonatan," kata Hendry, pada rilis PP PBSI di Jakarta, Sabtu.

Performa Jonatan memang tidak sesuai harapan pada pertandingan yang berlangsung di Rizal Memorial Stadium Manila itu. Sejak dimulai gim pertama ia sudah tertinggal dalam perolehan angka, seingga harus menyerah dari pemain rangking 37 dunia tersebut.

Jonatan mencoba bangkit di gim kedua. Pertarungan berlangsung sengit hingga kedudukan imbang 9-9. Namun pukulan-pukulan Jonatan beberapa kali tidak akurat, bola yang seharusnya mudah ia matikan tak dapat diselesaikan dengan baik. Jonatan juga belum bisa memanfaatkan dua kesempatan saat adu netting.

Saat tertinggal 16-19, Jonatan berusaha mengejar dan menyamakan angka 20-20. Namun, Sen berhasil meraih dua angka terakhir sekaligus memenangi gim kedua 22-20.

Ketika ditanya soal kemungkinan Jonatan kurang pemanasan karena partai pertama berlangsung begitu cepat, Hendry mengatakan bahwa itu tidak bisa dijadikan alasan. *ant

Komentar