nusabali

Pramugari Dipastikan Bukan Suspect Corona

Bali Masih Aman Virus Corona, 5.000 Turis China Di-cancel

  • www.nusabali.com-pramugari-dipastikan-bukan-suspect-corona

Wabah virus Corona sangat memukul pelaku industri pariwisata, khususnya yang menghandel wisatawan China di Bali.

TABANAN, NusaBali

Warga dan netizen Bali sempat heboh dengan kabar BRSUD Tabanan menerima rujukan pasien observasi Corona virus (n.COV) yang seorang pramugari, namun setelah diobservasi ternyata pasien ini hanya dirawat dengan gejala bronchitis alias tak ada mengarah ke suspect Corona. Pasien yang diketahui bekerja sebagai Pramugari ini diterima BRSUD Tabanan pada, Minggu (26/1) malam sekitar pukul 23.00 Wita. Sementara Pemprov Bali melalui Sekda, Dewa Made Indra, bersama Kadis Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjana, menegaskan bahwa hingga saat ini virus corona belum terdeteksi masuk Bali.

Kepala Dinas Kesehatan Tabanan, dr Nyoman Suratmika, menjelaskan untuk riwayat pasien suspect ada riwayat pergi ke daerah endemis atau China dan ada tanda infeksi radang paru-paru atau yang biasa disebut pneumonia.

Sedangkan pasien yang dirawat di BRSUD Tabanan memang ada riwayat bepergian ke China, tetapi belum ditemukan gejala pneumonia. "Jadi kasus itu bukan suspect baru dalam pengawasan dan observasi, karena ada riwayat pergi ke China," ujar Suratmika, Senin (27/1).

Karena riwayatnya tak ada mengarah ke suspect Corona untuk sementara pasien dirawat dengan gejala bronchitis. "Pasien saat ini sedang dirawat di ruang isolasi. Kondisinya sudah membaik, tidak ada panas tinggi sudah turun di bawah 36 derajat celcius, tidak ada sesak, serta komunikasi pasien baik," terangnya.

Suratmika menjelaskan pasien yang bekerja sebagai Pramugari ini hingga dirujuk ke BRSUD Tabanan setiba dari penerbangan ke China mengalami demam tinggi dan berobat ke Rumah Sakit Kasih Ibu Denpasar. Pramugari ini berangkat ke China tanggal 6 Januari kemudian balik ke Denpasar tanggal 8 Januari. Setelah itu di tanggal 23 Januari berangkat lagi ke China dan balik ke Denpasar di tanggal 24 Januari.

Setelah bolak balik dari China itulah dia mengalami demam dan berobat ke RS Kasih Ibu. Karena belum selesai pemeriksaan sudah dirujuk ke BRSUD Tabanan atas koordinasi Pemprov Bali. "Jadi belum selesai pemeriksaan sudah dirujuk ke Tabanan kemungkinan biar penangananbya merata," tutur dr Suratmika.

Dengan kondisi itu Suratmika menegaskan bahwa pasien yang dirawat tersebut belum ada arah ke suspect Corona. "Karena ada riwayat ke China makanya diwaspadai karena memang sebelumnya demam tinggi," tegas Suratmika.

Sementara terkait berapa lama pasien akan diobservasi? Menurut dr Suratmika masih dilakukan pemeriksaan oleh dokter ahli. Kalau tidak ada keluhan bisa saja dirawat di rumah atau di rawat di ruangan biasa. "Untuk petugas dokter kita tetap bertugas sesuai prosedur, tetap menggunakan masker dan alat pelindung diri," katanya.

Di sisi lain Suratmika mengatakan kesiapan rumah sakit Tabanan dalam menangani pasien virus Corona sudah siap. Lantaran pihaknya telah memiliki SDM yang terlatih, serta sudah memiliki ruang isolasi. "Intinya kita siap menangani meskipun alat kelengkapan diri masih kurang itu sudah dikoordinasikan ke provinsi dan siap di backp up," tandasnya.

Sementara menanggapi merebaknya kembali informasi terkait adanya satu pasien baru suspect (dicurigai) terinfeksi virus corona yang dirawat di BRSUD Tabanan, Minggu (26/1), Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya MPPM, menegaskan hingga saat ini Bali masih aman dari virus corona.

Pihaknya mengimbau agar jangan terburu-buru menyatakan seseorang mengalami suspect virus corona, sebab ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar seseorang bisa dikatakan suspect.

Pasien suspect (dicurigai) terinfeksi virus corona tersebut berprofesi pramugari yang memiliki riwayat perjalanan ke China pada 24 Januari 2020 lalu. Pasien mengeluh panas dan demam. Setelah sempat dirawat di RS Kasih Ibu Denpasar, pasien kemudian dirujuk ke BRSUD Tabanan, Minggu (26/1) pukul 23.00 Wita.

Kadis Suarjaya menyebut beberapa syarat pasien bisa dikatakan suspect virus corona antara lain pasien tersebut pernah berkunjung atau dari negara terinfeksi. Selain itu, mengalami gejala demam dan pilek, serta didukung pemeriksaan rontgen yang mengarah ke gejala pneumonia.

Akan tetapi, Kadis Suarjaya juga mengatakan, tidak semua pasien dengan gejala demam dan pilek, serta dengan riwayat pernah atau dari negara terinfeksi bisa menjadi pasien suspect. “Jika hanya demam dan pilek belum tentu suspect. Apabila ada gejala pneumonia, barulah dinyatakan pasien suspect. Kemudian dilanjutkan cek laboratorium. Jika hasilnya positif, barulah dikatakan pasien itu memang terinfeksi virus corona. Untuk pasien-pasien ini disebut dalam pengawasan. Sampai sekarang di Bali belum ada pasien dengan status suspect corona virus,” jelasnya, Senin (27/1).

Senin kemarin, Pemprov Bali menggelar rapat koordinasi semua stakeholder di bidang kesehatan di Praja Sabha Kantor Gubernur Bali. Rapat dipimpin langsung oleh Sekda Provinsi Bali, Dewa Made Indra dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya MPPM, serta dihadiri seluruh Kadis Kesehatan kabupaten/kota se-Bali dan lintas terkait. Menurut Kadis Suarjaya, ada tiga hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut.

Pertama, Bali belum terpapar oleh virus corona. Semua kasus yang dicurigai masih dalam tahap pengawasan dan belum masuk ke ranah suspect. Kedua, dinas pariwisata akan berkoordinasi dengan dinas kesehatan dalam memberikan informasi kepada pelaku pariwisata bahwa Bali masih aman terhadap virus corona. Ketiga, kesiapsiagaan dan antisipasi masuknya virus corona yang sudah dilakukan di pintu masuk sampai kesiapan sarana dan prasarana serta SDM termasuk protapnya. “Untuk di Bali ada tiga rumah sakit rujukan yaitu RSUP Sanglah, BRSU Tabanan dan RSUD Sanjiwani,” tandasnya.

Sekda Provinsi Bali, Dewa Made Indra, mengatakan rapat tersebut diadakan sebagai upaya dalam pengendalian virus corona sebaik mungkin. “Virus ini mematikan dan dampaknya sangat luar biasa bagi pariwisata Bali. Sehingga memerlukan pengendalian yang baik dan terkoordinasi dan tentu saja informasi yang terkendali juga,” ucapnya.

Sementara sebanyak 5.000 wisatawan China dipastikan membatalkan liburan mereka ke Bali menyusul perkembangan kasus virus corona. Hal tersebut disebabkan per 27 Januari, Pemerintah China men-cancel semua penerbangan ke Bali. Hal tersebut terungkap usai pertemuan Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali atau Bali Tourism Board (BTB), Senin kemarin.

Ketua Bali Liang (Komite Tiongkok Asita Bali), Elsye Deliana, menyatakan kondisi tersebut tentu sangat memukul pelaku industri pariwisata, khususnya yang menghandel wisatawan China. Padahal periode ini merupakan periode puncak kunjungan wisatawan China.

“Kami di Bali sangat terpukul dengan keadaan ini,” ujar Elsye Deliana. Meski mengaku belum mengantongi data resmi, karena masih dikumpulkan Elsya Deliana menyatakan sekitar 5.000 wisatawan China batal ke Bali. Sementara total wisatawan China ke Bali pada tahun 2018 sebanyak 1,3 juta lebih. Sedang tahun 2019 lalu sekitar 1,1 juta. *des, ind, k17

Komentar