nusabali

Bali Runner up Kejurnas Silat Remaja dan Dewasa

  • www.nusabali.com-bali-runner-up-kejurnas-silat-remaja-dan-dewasa

Pesilat Bali menjadi runner up kejurnas remaja dan dewasa yang berlangsung di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada 1-4 Agustus.

JAKARTA, NusaBali
Total Bali memperoleh  3 medali emas, 4 medali perak dan 5 medali perunggu. Sedangkan juara umum diraih Jawa Timur dengan 7 emas, 3 perak dan 4 perunggu.

Menurut Binpres Pengprov IPSI Bali Putu Sugiarta, 3 emas itu di TGR tunggal putri remaja atas nama Mega Sri Wahyuni, regu putra dewasa yang diperkuat I Putu Anom Wiraguna, Kadek Febrianta dan Adi Santoso. Satu emas lagi tunggal TGR dewasa putra atas nama Kadek Febrianta. “Saya bersyukur bisa menyumbang dua medali kendati saya sebenarnya membidik dua medali emas,” kata Anom Wiraguna.

Pada Selasa (2/8), WIraguna bertanding di kategori dewasa kelas seni regu putra dan ganda putra. Di ganda putra dewasa ia berpasangan dengan  I Kadek Adi Santosa memperoleh medali perak. Sedangkan di regu putra, ia tandem dengan I Kadek Adi Santosa dan I Kadek Pebrinata. Mereka berhasil mempersembahkan medali emas bagi kontingen Pulau Dewata. “Tadinya ingin double emas, ternyata sulit juga main rangkap karena perlu konsentrasi dan tenaga yang kuat. Selain itu, lawan juga main bagus,” imbuh Anom Wiraguna.

Pesaing pesilat Bali di nomor seni maupun laga, lanjut Anom Wiraguna, adalah Jawa Timur, tetapi pesilat dari daerah lain tidak bisa dipandang sebelah mata. Peraih medali emas Pekan Olahraga Mahasiswa (POMNAS) tahun 2014 lalu di Jogjakarta ini menyatakan, pesilat dari Jawa Barat dan tuan rumah DKI Jakarta cukup berat pula.Kejurnas ini merupakan ajang seleksi ke Asian Beach Games 2016 di Da Nang, Vietnam.

Sebagai peraih medali emas regu putra, Anom Wiraguna otomatis membela Indonesia di kejuaraan yang berlangsung akhir September sampai awal Oktober ini. Bagi Anom Wiraguna ini merupakan pertama kali ia lolos ke ajang internasional. Untuk itu, ia mematok bisa mempersembahkan hasil tertinggi dengan meraih emas.

Tim silat Bali yang berkekuatan 21 atlet non PON juga sempat protes kepada panitia di nomor kelas C laga remaja putra. Pasalnya ada keputusan panitia yang kontroversial dan merugikan Bali. Protes itu dilayangkan, saat itu pesilat Bali Arya Widhyantara membuat lawannya roboh  dan diputuskan tim dokter di pertandingan tidak bisa melanjutkan. Namun tiba–tiba pesilat itu bangun dan bertanding lagi. “Kami sudah protes tapi menurut panitia katanya dokter salah memberikan hasil dan keputusan. Selain itu dikatakan kalau pesilat itu akan dipanggil seleksi nasional (seleknas) untuk pembentukan timnas silat Indonesia,” terang Putu Sugiarta.

Dia menudung pihak panitia tidak sportif, karena ada indikasi kepentingan di balik semua itu. Tapi Bali akhirnya memilih menerima keputusan itu. Kata dia, meski pesilat Bali tidak mengandalkan pesilat PON karena aturan tidak memperbolehkan, namun prestasi masih bisa dipertahankan. Apalagi untuk nomor seni yang menjadi andalan selama ini masih bisa berprestasi di kejurnas.*k22,dek

Komentar