nusabali

I Made Putra Wantara, Garap Tari Dolanan Karena Cintai Anak

  • www.nusabali.com-i-made-putra-wantara-garap-tari-dolanan-karena-cintai-anak

Gong Kebyar Anak-anak menjadi tontonan favorit yang ditunggu-tunggu oleh penonton dalam ajang Pesta Kesenian Bali (PKB).

DENPASAR, NusaBali

I Made Putra Wantara merupakan salah satu penggarap tabuh (iringan) dolanan yang dianggap berhasil menata nada gamelan sesuai dengan karakter anak-anak. Karyanya tampak sederhana, namun sesuai dengan karakter anak, kreatif dan tidak membosankan.

Sejak 2013, guru seni budaya SMAN 4 Denpasar selalu dipercaya menggarap iringan tari dolanan untuk Duta Kabupaten Tabanan. Untuk mendapatkan ide, dia selalu berdiskusi untuk menentukan ide yang akan diangkat dengan penggarap tari, dengan tidak menghilangkan makna dari tari dolanan dan pola tradisi yang ada. “Kami sepakat, ide itu harus sesuai dan mengikuti perkembangan jaman, sehingga menjadi sajian seni pertunjukan yang inovatif dan menarik,” ujarnya.

Wantara merancang gending sesuai dengan kebutuhan garapan tari. Biasanya, setelah melakukan latihan gabungan akan ada perbaikan. Terkadang mengubah dengan cara menghilangkan atau menambahkan, sehingga pas dan sesia dengan tarinya. “Sharing antar pembina tabuh dengan tari itu sangat penting. Saya, tidak hanya mewujudkan garapan yang menarik, tetapi juga berisi ada pesan yang disampaikan,” katanya.

Wantara yang dipercaya menggarap iringan tari dolanan sejak 2013, tidak memungkiri sering menemukan kesulitan, seperti menyesuaikan iringan dengan kretiria yang ditentukan oleh panitia. “Demikian pula ketika permainan itu tidak memiliki lagu atau tidak terlalu banyak memiliki sekar rare, sehingga harus membuat lagu baru yang sesuai dengan karakter anak-anak tersebut,” imbuhnya.

Selama menggarap dolanan, yang paling berkesan bagi Wantara adalah ketika menggarap dolanan berjudul Nedeng Nuhut pada 2014 yang didukung oleh Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Desa Pujungan. Penabuh sebagai pendukungnya memiliki kemampuan yang luar biasa. Penabuh itu sudah mampu melakukan dengan baik, walau hanya dua kali pertemuan saja. Selain dipercaya sebagai penabuh mewakili Kecamatan Selemadeg dalam pentas seleksi gong kebyar anak-anak di Tabanan. “Saya pernah menjuari ajang LKS tingkat nasional bersama SMKN 3 Sukawati. Setelah kuliah di ISI Denpasar, saya sering melakukan pentas, salah satunya mewakili Provinsi Bali pada ajang kesenian nusantara di Jakarta,” tandasnya. *ind

Komentar