nusabali

Nelayan Tenggelam, 1 Tewas, 1 Selamat

  • www.nusabali.com-nelayan-tenggelam-1-tewas-1-selamat
  • www.nusabali.com-nelayan-tenggelam-1-tewas-1-selamat

Dua nelayan asal Banjar Yeh Gangga, Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan, I Wayan Kuwanti, 53, dan I Nyoman Naja, 49, tenggelam pasca jukungnya terbalik akibat dihantam ombak di Pantai Yeh Gangga, Jumat (6/9) pagi.

TABANAN, NusaBali

Dalam musibah ini, korban Wayan Kuwanti meregang nyawa, sementara Nyoman Naja selamat dari maut. Informasi di lapangan, sebelum musibah maut terjadi, Jumat pagi pukul 06.30 Wita, korban Wayan Kuwanti dan Nyoman Naja hendak melaut bersama 7 nelayan lainnya sesama dari Banjar Yeh Gangga, Desa Sudimara dengan jukung masing-masing. Mereka tiba di Pantai Yeh Gangga sekitar pukul 06.00 Wita.

Setelah segalanya siap, korban Wayan Kuwanti dan Nyoman Naja langsung tancap gas ke tengah laut untuk mencari lobster dan ikan. Naas, baru bergerak sekitar 10 meter dari bibir pantai, muncul ombak besar mengantam jukung kedua korban hingga terbalik dan rusak parah.

Korban Nyoman Naja bahkan sempat tertimpa jukungnya yang terbalik, sebelum kemudian berhasil keluar. Tapi, nelayan berusia 49 tahun ini sempat terombang-ambing tak bisa ke darat, karena besarnya ombak di Pantai Yeh Gangga. Beruntung, life jaket yang sebelumnya hilang, tiba-tiba muncul menghampiri korban Nyoman Naja hingga bisa dipakai pegangan untuk berenang ke tepi pantai.

Sebaliknya, korban Wayan Kuwanti sudah lebih dulu berhasil menyelamatkan diri ke tepi pantai. Korban Wayan Kuwanti sendiri sempat berteriak meminta tolong, hingga rekannya sesama nelayan dan masyarakat sekitar datang membantu. Selanjutnya, korban Wayan Kuwanti dan Nyoman Naja yang dalam kondisi lemas langsung dilarikan ke RS Wisma Prasanti di Desa Gubug, Kecamatan Tabanan, yang berjarak beberapa kilometer arah utara dari Pantai Yeh Gangga.

Sayangnya, nyawa korban Wayan Kuwanti tidak bisa diselamatkan. Setelah mendapatkan perawatan selama hampir 11 jam, nelayan berusia 53 tahun ini akhirnya menghembuskan napas terakhir di Ruang ICU RS Wisma Prasanti, Jumat sore pukul 17.10 Wita. Sebelum dinyatakan meninggal, korban Wayan Kuwanti dalam kondisi koma karena paru-parunya dipenuhi air laut.

Jenazah lorban Wayan Kuwanti sudah dibawa pulang oleh keluarganya dari RS Wisma Prasanti ke rumah duka di Banjar Yeh Gangga, Desa Sudimara. Menurut keponakan korban, I Gede Januarti, jenazah almarhum hingga kemarin petang masih disemayamkan di rumah duka.

“Keluarga masih rembuk untuk upacara pemakaman. Jadi, belum bisa diputuskan, karean harus nunasang juga ke geriya (kediaman sulinggih, Red)," papar Gede Januarta. Korban Wayan Kuwanti sendiri berpulang buat selamanya dengan meninggalkan seorang istri, satu anak, dan satu cucu.

Sementara itu, korban selamat Nyoman Naja hingga kemarin siang masih dirawat di UGD RS Wisma Prasanti. Saat NusaBali menjenjuknya, korban Nyoman Naja ditunggui istrinya, Ni Putu darmi, 45. Kondisi korban sudah membaik. Korban juga sudah bisa berkomunikasi dan minum sendiri. "Kondisi saya sudah membaik, tetapi kepala masih terasa berat," keluh Nyoman Naja kepada NusaBali.

Nyoman Naja mengisahkan, kemarin pagi dirinya memang hendak melaut bersama 7 nelayan lainnya, termasuk korban Wayan Kuwanti. Nyoman Naja dan Wayan Kuwanti berbarengan start melaut dengan jukung masing-maisng, sementara 7 nelayan lainnya sudah lebih dulu menerobos ombak. “Ketika saya baru bergerak 10 meter dari bibir pantai, tiba-tiba datang ombak besar menghantam jukung hingga terbalik. Saya bahkan sempat tertimpa jukung,” cerita Nyoman Naja.

Nyoman Naja mengaku beruntung life jaketnya muncul dan langsung dipegang sebagai bantuan untuk berenang ke tepi pantai. "Saya berenang sendirian ke pinggir pantai. Setelah di pinggir pantai, barulah ada bantuan,” jelas ayah dua anak ini seraya mengakui jukungnya yang berbahan kayu rusak berat, hingga menderita kerugian material sekitar Rp 13 juta. *des

Komentar