nusabali

Musda Golkar Gianyar Terancam Deadlock

  • www.nusabali.com-musda-golkar-gianyar-terancam-deadlock

Tarung head to head antara incumbent Made Dauh Wijana dengan penantangnya Cokorda Wisnu Parta alias Cok Wisnu dalam Musyawarah Daerah (Musda) DPD II Golkar Gianyar, 19 Juni nanti dipastikan bakal seru.

GIANYAR, NusaBali  
Saat ini, masing-masing telah mengklaim dukungan suara. Bahkan, suara dari DPD I Golkar Bali dengan Ketua I Ketut Sudikerta diprediksi akan menentukan alias menjadi kunci apakah Musda akan berakhir mulus atau malah deadlock (tanpa hasil). Hingga, Kamis (16/6) kemarin, dua kader ini masih ngotot untuk berebut dukungan. Saking ngototnya, Dauh Wijana, politisi asal Desa/Kecamatan Tegallalang, Gianyar dan Cok Wisnu, anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Gianyar asal Puri Payangan, Desa Melinggih, Kecamatan Payangan, Gianyar, sempat berkompromi. Namun, hasilnya mentok.

Data yang dihimpun di Gianyar, Dauh Wijana via surat mendapatkan dukungan 5 (lima) suara dari 7 (tujuh) Pengurus Kecamatan (PK) di Gianyar. Lima PK itu, yakni PK Ubud, Tampaksiring, Gianyar, Tegallalang, dan Payangan. Sedangkan dua suara PK lainnya, yakni PK Sukawati dan PK Blahbatuh membuat dukungan abu-abu alias ganda, yakni kepada Dauh Wijana dan Cok Wisnu.

Walau kalah dukungan PK, namun Cok Wisnu diduga memiliki kekuatan tak kecil. Karena ia sangat potensial meraih dukungan satu suara dari Dewan Penasehat (Wanhat) Golkar Gianyar yang anggota DPRD Bali, Tjokorda Raka Kerthyasa. Cok Wisnu pun punya kekuatan lobi untuk menguasai masing-masing 1 (satu) suara dari organisasi sayap Golkar, yakni AMPG, KPPG, dan satu suara dari organisasi yang didirikan/mendirikan Golkar, yaitu SOKSI, MKGR AMPI, dan lainnya.

Dari peta dukungan ini, Cok Wisnu memungkinkan mengantongi 5 (lima) suara, dengan catatan PK Sukawati dan Blahbatuh telah dipegang. Sedangkan Dauh Wijana sedikitnya telah mengantongi modal pasti berupa enam suara. Enam ini, terdiri dari lima suara PK dan satu suara DPD II Partai Golkar Gianyar dari dirinya sendiri selaku Ketua DPD II. Terkait komposisi suara itu, satu suara lagi milik DPD I Partai Golkar Bali dengan ketuanya, Ketut Sudikerta dipastikan akan menjadi suara ‘termahal’. Karena, suara ini akan menentukan apakah Musda ini akan berjalan mulus atau malah deadlock (tanpa hasil).

Jika sampai dua calon ketua ini meraih suara imbang, 6 untuk Dauh Wijana dan 6 untuk Cok Wisnu, --jika ada tambahan satu suara untuk Cok Wisnu dari Sudikerta, maka Musda akan deadlock. Dikonfirmasi per telepon, Ketua DPD II Partai Golkar Gianyar Made Dauh Wijana mengatakan, dirinya tak mempersoalkan proses menjelang Musda ini diwarnai pertarungan agak sengit. Namun ia yakin seiring dengan kedewasaan berdemokrasi dan menimbang pentingnya persatuan para kader, Musda nanti akan berjalan lancar dan tertib. “Saya orang apa adanya. Dukungan saya sudah lima PK dan satu suara saya,” jelasnya. Ia mengaku, dirinya mempersilakan proses politik untuk Musda nanti menggelinding sesuai kekuatan aspirasi yang ada.

Seiring itu, Ketua PK Partai Golkar Kecamatan Ubud, Kadek Era Sukadana meyakini DPD I Partai Golkar Bali pasti cerdas dalam menyikapi Musda, khususnya pada agenda pemilihan ketua partai. Artinya, induk partai manapun pasti lebih mengakui kekuatan partai ada di lini bawah, tanpa mengabaikan unsur lain. Karena lini terbawah terutama PK dan kader-kader di desa adalah ujung tombak perjuangan partai. “Kalau suara PK tak dijadikan pertimbangan, apa jadinya partai ke depan,” jelasnya. Sementara Ketua DPD II Partai Golkar Bali, Ketut Sudikerta saat dimintai konfirmasi via sejumlah Hp-nya tak ada yang nyambung. SMS yang dikirim terkait persiapan Musda di Partai Golkar Gianyar itu juga tak ada jawaban. 7 lsa

Komentar