nusabali

Pemprov Gelar Nonton Film Dokumenter dan Pertunjukan Nusantara

  • www.nusabali.com-pemprov-gelar-nonton-film-dokumenter-dan-pertunjukan-nusantara

Pemerintah Provinsi Bali menggelar acara Peringatan Hari Wafat Presiden Pertama RI Ir Soekarno ke-49 dengan memutar film dokumenter terkait perjuangan Bung Karno dan pertunjukan kolaborasi Nusantara di Gedung Natya Mandala, ISI Denpasar, Jumat (21/6) malam.

DENPASAR, NusaBali

Nuansa nasionalisme dan cinta Tanah Air menyeruak ke dalam sanubari masing-masing elemen yang hadir dari berbagai organisasi kepemudaan, organisasi masyarakat, dan tokoh lintas agama.

Film dokumenter terkait perjuangan Bung Karno benar-benar membuka wawasan para hadirin. Semuanya hening dan begitu menikmati bagaimana perjuangan dan peran besar Bung Karno ditampilkan. Bung Karno tidak saja berperan penting dalam perjuangan Indonesia menuju kemerdekaan. Namun juga berperan besar dalam membawa nama baik Indonesia di mata dunia dan ikut berperan dalam perdamaian dunia.

Setelah menonton film dokumenter, hadirin juga diajak untuk merawat kembali rasa kebhinekaan sebagai negara dengan banyak perbedaan suku, ras, agama, dan budaya. Kebhinekaan tersebut tertuang dalam pertujukan kolaborasi Nusantara dengan judul ‘Seni Budayaku, Jiwaku’. Pertunjukan tersebut adalah sebuah ekspresi yang menggambarkan kekayaan dan keanekaragaman budaya Nusantara. Kekayaan budaya yang telah diwarisi sejak masa lampau digambarkan melalui kolaborasi musik, tari, busana, seni rupa, dan kebudayaan lain. Kehidupan dimulai dari Merauke hingga Sabang dengan titik temu di Pulau Dewata.

Sebelum menampilkan film dokumenter dan pertunjukan kolaborasi Nusantara, Sekda Provinsi Bali, Dewa Made Indra, menyampaikan, Pergub Nomor 19 Tahun 2019 tentang Bulan Bung Karno di Bali, dilaksanakan selama satu bulan, mulai 1 Juni, 21 Juni, dan ditutup 30 Juni 2019. Dalam waktu yang amat singkat, Pergub ini diikuti dengan penetapan Peraturan Bupati (Perbup) dan Peraturan Walikota (Perwali) se-Provinsi Bali.

“Seluruh kabupaten/kota di Bali sudah menetapkan perbup dan perwali tentang Bulan Bung Karno di daerahnya masing-masing. Dengan demikian, Provinsi Bali telah memiliki satu kebijakan bersama yaitu menetapkan bulan Juni sebagai Bulan Bung Karno, apresiasi kepada founding father negara kita, Soekarno,” ungkap Sekda Indra, dalam sambutannya.

Dia menyebut, kebijakan ini tidak dibuat secara tiba-tiba. Namun melalui kajian dan pemikiran yang mendalam. Soekarno tidak saja menghantarkan Indonesia menuju kemerdekaan, namun juga menggali nilai-nilai Pancasila dari khasanah budaya bangsa Indonesia. Penetapan bulan Juni sebagai Bulan Bung Karno mengingat beberapa peristiwa terkait sosok Soekarno terjadi di bulan Juni, di antaranya Hari Kelahiran Pancasila, kelahiran Soekarno pada 6 Juni, dan wafatnya Putra Sang Fajar tepat 21 Juni.

“Ini merupakan rangkaian perjalanan seorang tokoh yang amat penting bagi kita. Sudah waktunya republik ini memberikan apresiasi dan penghormatan kepada Bung Karno yang telah menghantarkan bangsa Indonesia merdeka dan bahkan telah meletakkan dasar-dasar negara yang fundamental. Dan ini kita mulai dari Bali,” sambungnya.

Mengawali Bulan Bung Karno tahun ini, Pemprov Bali telah melaksanakan peringatan 74 Tahun Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2019 lalu. Kemudian, pada 6 Juni 2019 dilaksanakan peringatan 118 Tahun Hari Lahir Bung Karno. Sedangkan pada 21 Juni 2019 ini, rangkaian Bulan Bung Karno dilanjutkan dengan peringatan 49 Tahun Wafatnya Sang Proklamator Kemerdekaan RI.

Ke depan, peringatan Hari Lahir Pancasila dan Bulan Bung Karno di Provinsi Bali bisa dilaksanakan secara permanen dan berkelanjutan, setelah diberlakukannya Pergub 19/2019 tersebut. “Tujuan penyelenggaraan Bulan Bung Karno adalah membangun memori kolektif terhadap Pancasila sebagai ideologi bangsa, sebagai dasar NKRI dalam kehidupan masyarakat Bali dalam berbangsa dan bernegara. Serta dapat meningkatkan pemahaman masyarakat Bali terutama generasi muda tentang sejarah, filosofi, dan nilai-nilai Pancasila,” tandas Gubernur Bali, Wayan Koster. *ind

Komentar