nusabali

Hari Kedua Verifikasi PPDB Lebih Tenang

  • www.nusabali.com-hari-kedua-verifikasi-ppdb-lebih-tenang

Para orangtua siswa masih rancu dengan lokasi pendaftaran. Misalnya, yang miskin seharusnya verifikasi di Rumah Pintar, namun malah ikut ke sekolah-sekolah

Disdikpora Tambah 4 Komputer di Masing-masing Sekolah


DENPASAR, NusaBali
Hari kedua verifikasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kota Denpasar, Selasa (18/6) terlihat lebih tenang dibandingkan hari pertama, Senin (17/6) yang sempat ‘ricuh’. Sebab, Disdikpora Kota Denpasar menambah 4 komputer di masing-masing sekolah untuk membantu verifikasi berkas siswa. Orangtua siswa juga mengaku lebih nyaman dari hari sebelumnya karena penataan proses pengambilan nomor antrean hari kedua lebih baik.

Salah satu orangtua siswa Panca TD, 35, mengaku pada Senin (17/6) sempat mencari nomor antrean di SMPN 10 Denpasar, namun tidak terlayani karena membludak dan saling mendahului, sedangkan batasan nomor antrean hanya 150. Ditambah proses yang tidak diatur membuat keributan antar orangtua siswa tak terhindarkan. Namun, hari kedua kemarin, kata dia, sudah tampak lebih tenang dan lengang ditambah penataan meja sudah lebih teratur.

Dengan teraturnya pengaturan proses verifikasi, pihaknya lebih tenang mengantre. "Lebih tenang sekarang, apalagi jauh tertata daripada kemarin. Kemarin berebut semua, sekarang sudah teratur jadi kami lebih nyaman. Ditambah sosialisasi jelas aturannya untuk verifikasi dan pendaftar. Ditambah pas foto yang sebelumnya tidak digunakan sekarang sudah bisa dilengkapi," jelasnya.

Kata Panca, teknis PPDB saat ini dianggap ribet karena harus verifikasi lebih dulu daripada pendaftaran. Seharusnya, kata dia, siswa mendaftar dulu baru verifikasi untuk memastikan dapat atau tidaknya di sekolah yang dituju. Jika tidak dikhawatirkan akan sia-sia mengurus berkas bolak-balik menghabiskan waktu dan tenaga hanya untuk melengkapi berkas untuk mencari sekolah negeri.

Menurutnya, proses PPDB lebih baik menggunakan Nilai Ujian Nasional (NUN), sebab siswa bisa memprediksi dapat atau tidak di sekolah negeri. Imbas dari penghapusan NUN juga bisa menurunkan minat belajar anak-anak. "Ini lebih baik dikembalikan saja gunakan NUN. Jadi gak ribet kayak gini. Ini malah semakin susah lo kitanya. Kalau pakai NUN kan bisa prediksi kalau nilainya kecil otomatis langsung daftar ke swasta," imbuhnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kadisdikpora Kota Denpasar, mengatakan, pada hari kedua kedua verifikasi PPDB memang lebih lengang. Sebab, ada penambahan 4 komputer di masing-masing sekolah yang sebelumnya menggunakan 5 sampai 6 komputer. Dikatakan, dari pantauan pihaknya, para orangtua siswa masih rancu dengan lokasi pendaftaran. Jalur miskin yang seharusnya verifikasi di Rumah Pintar, Jalan Kamboja, Denpasar, namun malah ikut ke sekolah-sekolah.

Ditambah jalur prestasi dan jalur perpindahan orangtua yang harusnya verifikasi tanggal 22-24 malah verifikasi hari pertama ke sekolah-sekolah. Sehingga, orangtua yang datang lebih banyak dari prediksi. "Ya memang kemarin semua datang ke sekolah termasuk yang jalur miskin dan perpindahan tugas orangtua bahkan prestasi. Padahal yang miskin sudah jelas di Rumah Pintar, dan prestasi setelah itu. Malah ikut kemarin itu kenapa membludak," jelasnya.

Untuk hari kedua kemarin, kata dia, pihaknya mendapat laporan setiap sekolah menerima verifikasi lebih sedikit. Yakni kurang dari 100 peserta yang masuk. Yang masih banyak kata dia, hanya di SMPN 8 Denpasar sekitar 200 peserta. Namun, hal itu masih bisa ditangani dengan baik tanpa ada kendala. "Sudah bisa lengang sekarang, sekarang kita hanya melanjutkan hari terakhir saja besok (hari ini). Jadi tetap. Kami antisipasi untuk itu," ujarnya. *mis

Komentar