nusabali

Produktivitas Padi Jembrana Tertinggi di Bali

  • www.nusabali.com-produktivitas-padi-jembrana-tertinggi-di-bali

Berbagai upaya terus dilakukan Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana dalam meningkatkan produksi padi.

NEGARA, NusaBali

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan secara rutin oleh Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Bali, produktivitas padi di Kabupaten Jembrana juga tercatat paling tinggi se-Bali, dengan rata-rata mencapai 7,5 ton hingga 8,5 ton gabah kering panen (GKP) per hektare.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Sutama, Kamis (13/6), mengatakan, dari total 6.725 hektare lahan sawah yang tersebar di 83 subak, Jembrana dapat menghasilkan sebanyak 75.318,8 ton padi per tahun. Capain produksi, itu juga tidak terlepas dengan produktivitas padi di Jembrana yang mencapai 7,5 hingga 8,5 ton per hektare. “Dari sisi produksi per tahun, Jembrana bukan yang tertinggi. Tetapi secara produktivitas,  Jembrana tertinggi di Bali, dengan rata-rata 7,5 hingga 8,5 ton GKP per hektare. Kalau di daerah lain, ada juga sampai 8 ton, tetapi tidak sampai rata-rata di atas 8,5 ton,” ujarnya.

Dalam upaya mempertahankan capaian itu, kata  Sutama,  dilakukan berbagai upaya konkret. Salah satunya melalui pendampingan ke masing-masing subak agar jumlah pemanfaatan luas tanam bisa memenuhi target realisasinya. Disamping, pemenuhan pupuk, penyediaan varietas benih unggul, dan percepatan pengolahan tanam dengan alat mesin pertanian (alsintan). “Kami bantu petani memenuhi hal-hal tersebut guna mendorong produksi pertanian. Anggarannya dialokasikan dari bantuan APBD , bantuan Provinsi dan ada juga dari Pusat,” ucapnya.

Khusus untuk pupuk di Jembrana, pendistribusiannya menggunakan sistem pipa tertutup. Jadi pupuk  hanya bisa didistribusikan sesuai  Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Petani (RDKK) yang diajukan subak, dan bukan  perorangan. “Ini yang sudah biasa dilakukan oleh para petani di Jembrana. Makanya, kalau ada lahan yang sampai saat ini belum tercover di RDKK, saya harapkan segera disesuaikan oleh Kelian Subak bersama PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan). Ini sangat penting, mengingat hasil produksi yang maksimal  bergantung dari sarana yang ada, terutama pupuk,” kata Sutama.

Idealnya, setiap hektare sawah membutuhkan pupuk urea sebanyak 200 kilogram dan pupuk NPK antara 200 hingga 300 kilogram. “Jika pola ini diterapkan tepat sasaran dan tepat waktu, kami yakin produksi pertanian kita akan selalu meningkat. Kedepannya, para petani Jembrana juga akan difasilitasi Kartu Tani yang memungkinkan segala macam bantuan subsidi pemerintah. Dengan kartu tani itu, distribusi pupuk subsidi akan lebih tepat sasaran dan efisien,” pungkasnya.*ode

Komentar