nusabali

Cegah Kemunculan Lalat, Paksebali Maksimalkan Pengolahan Sampah

  • www.nusabali.com-cegah-kemunculan-lalat-paksebali-maksimalkan-pengolahan-sampah

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kung di Banjar Timbrah, Desa Paksebali, Kecamatan Dawan, Klungkung, sempat memicu lalat.

SEMARAPURA, NusaBali

Karena dari 6 - 7 ton sampah, setidaknya 2 kendaraan jenis colt  sampah dibuang ke TPA Kung setiap hari. Menindaklanjuti permasalahan tersebut, Desa Paksebali berusaha meminimalisir pembuangan sampah ke TPA Kung, dengan mengolahnya menjadi pelet TOSS (Tempat Olah Sampah Setempat), yang bekerjasama dengan PT Indonesia Power (IP). "Kini yang dibuang ke TPA Kung hanya sampah residu, itupun hanya sekali dalam Seminggu, setelah dibuang kita langsung urug dengan tanah supaya tidak ada lalat," ujar Perbekel Desa Paksebali, I Putu Ariadi, kepada NusaBali, Jumat (14/6).

Di samping itu, warga juga sudah mengolah sampahnya masing-masing baik sampah organik dan non organik, sehingga mempercepat proses pengolahan sampah. Kemudian membuat jadwal pengangkutan hari Kamis dan Minggu untuk sampah plastik dan residu, sedangkan hari lainnya sampah organik. "Pemilahan agar sampah itu tidak bercampur saat diolah di TPS 3R di Desa Paksebali," ujarnya.

Kata Ariadi, langkah ini berawal berawal dari volume sampah begitu banyak di Desa Paksebali rata-rata 6 - 7 ton setiap hari atau 2 truk. Sehingga sebelum kerjasama dengan PT IP desa mencoba mengeola sampah secara mandiri. Upaya itu belum maksimal, pada akhirnya pihaknya meminta pihaknya meminta bantuan kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Pemukiman Rakyat (PUPR) Klungkung untuk memabantu mesin dan gedung pengolahan sampah, termasuk dari CSR untuk pengadaan mesin pelet. "Kami juga kerjasama dengan PT IP," ujarnya.

Dari pihak PT IP juga memberikan bantuan 30 keranjang peum, bantuan kepada UMKM tenun endek yang selama ini di bawah naungam BUMDes. Rencananya juga PT IP membantu pengembngan desa wisata. *wan

Komentar