nusabali

Bupati Bangli Usulkan Nama Bendungan Ayung Giri Kusuma

  • www.nusabali.com-bupati-bangli-usulkan-nama-bendungan-ayung-giri-kusuma

Versi Bupati Made Gianyar, Ayung berarti sungai, Giri berarti pegunungan, Kusuma berarti utama. Jadi, Ayung Giri Kusuma dapat diartikan sebagai air yang utama bersumber dari pegunungan dan cukup mewakili nama Kabupaten Bangli, Badung, Gianyar

Keberatan Nama ‘Sidan’ untuk Proyek Bendungan di Perbatasan Kabupaten Bangli-Badung-Gianyar


BANGLI, NusaBali
Proyek Bendungan Sidan yang berlokasi di perbatasan tiga kabupaten: Bangli, Badung, dan Gianyar sedang tahap pengerjaan. Di tengah pelaksanaan proyek bendungan yang sudah dilakukan ground breaking (peletakan batru pertama) oleh Gubernur Bali Wayan Koster, 4 April 2019 lalu, Bupati Bangli Made Gianyar teriak agar nama bendungan diganti menjadi ‘Ayung Giri Kusuma’. Alasannya, sebagian besar luas bendungan yang mencapai 82,73 hektare tersebut berada di wilayah Kabupaten Bangli.

Bupati Made Gianyar menegaskan, dari 5 desa bertetangga di tiga kabupaten yang diambil sebagai lahan bendungan, 3 desa di antaranya berada di wilayah pegunungan Kecamatan Kintamani, Bangli, yakni Desa Bunutin, Desa Mengani, dan Desa Langgaan. Sedangkan 2 desa lagi berada di luar Bangli, yakni Desa Belok Sidan (Kecamatan Petang, Badung) dan Desa Buahan Kaja (Kecamatan Payangan, Gianyar).

“Ini kan mencakup tiga kabupaten, tapi namanya dipakai Bendungan Sidan. Padahal, 3 desa di antaranya berada di Kabupaten Bangli. Jadi, saya tidak setuju namanya Bendungan Sidan (satu desa di Badung, Red). Saya usul nama bendungan jadi Ayung Giri Kusuma, hingga mewakili tiga kabupaten,” ungkap Bupati Made Gianyar kepada NusaBali di Bangli, Kamis (13/6).

Bupati Bangli dua kali periode yang notabene berasal dari Desa Bunutin, Kecamatan Kintamani---yang jadi wilayah Bendungan Sidan---ini menyebutkan, Ayung berarti sungai, sementara Giri berarti gunung/pegunungan, sedangkan Kusuma berarti utama. Jadi, Ayung Giri Kusuma dapat diartikan sebagai air yang utama bersumber dari pegunungan.

Bupati Made Gianyar juga mengajukan satu nama alternatif lainnya bagi Bendungan Sidan ini, yakni Bendungan BAGI-Bangli. Dalam hal ini, BA menunjukkan Badung, GI menunjukkan Gianyar, dan Bangli mencerminkan gumi sejuk Bangli. “Dengan nama alternatif kedua ini (BAGI-Bangli) memang terlihat dominan Bangli-nya,” tandas politisi senior PDIP ini.

Namun, Bupati Made Gianyar lebih condong dengan nama Bendungan Ayung Giri Kusuma, karena memang namanya umum dan bisa mewakili semua kabupaten. Dia pun meminta Bupati Gianyar Made Agus Mahayastra juga mengusulkan nama bendungan, sehingga nantinya bisa jadi perbandingan. “Kalau nama Bendungan Sidan, Bupati Badung (Nyoman Giri Prasta) tentunya sangat setuju, karena nama Desa Belok Sidan yang diambil. Menurut saya, Bupati Gianyar jangan tidak diam saja, mungkin ada usulan nama dari warga yang wilayahnya masuk dalam kawasan pembangunan bendungan ini,” tegas Bupati Made Gianyar.

Terkait usulan nama jadi Bendungan Ayung Giri Kusuma tersebut, Bupati Made Gianyar mengaku segera akan menyampaikannya kepada Gubernur Wayan Koster. Sebelumnya, dia sudah sempat menyampaikan keberatannya terkait nama bendungan yang memakai Desa Belok Sidan ini. Usulan tersebut disampaikan langsung secara lisan saat Bupati Made Gianyar bertatap muka dengan Gubernur Koster dan seluruh komponen masyarakat Bangli di Wantilan Penglipuran, Desa Wisata Penglipuran, Kecamatan Bangli, 31 Maret 2019 lalu.

Nantinya, Bupati Made Gianyar segera akan menyampaikan usulan nama Bendungan Ayung Giri Kusuma secara tertulis kepada Gubernur Koster. Dia menegaskan, usulan ini cukup realistis, mengingat pembangunan bendungan dominan memanfaatkan lahan di wilayah Bangli, sehingga akan terasa adil jika nama bendungannya diubah, bukan hanya menuki satu tempat saja.

“Bendungan ini dibangun dengan maksud untuk memenuhi pasokan air di Bali selatan. Kami berharap semua bisa sama-sama saling menghargai. Bangli selama ini diminta untuk menjaga sumber daya alamnya. Jadi, sudah sepatutnya Bangli juga diperhatikan,” papar Made Gianyar yang sempat dua kali periode menjabat Wakil Bupati Bangli era Nengah Arnawa.

Bendungan Sidan yang merupakan proyek strategis pemerintah pusat, dibangun di atas lahan seluas 82,73 hektare di 5 desa bertetangga tiga kaupa-ten. Rinciannya, di wilayah Desa Bunutin (Kecamatan Kintamani, Bangli) seluas 17,74 hektare, di Desa Mengani (Kecamatan Kintamani, Bangli) seluas 15,89 hektare, di Desa Langgahan (Kecamatan Kintamani, Bangli) seluas 0,77 hektare, di Desa Bilok Sidan (Kecamatan Petang, Badung) seluas 27,06 hektare, dan di Desa Buahan Kaja (Kecamatan Payangan, Gianyar) seluas 25,23 hektare.

Ground breaking Bendungan Sidan dudah dilakukan Gubernur Wayan Koster, 4 April 2019 lalu, ditandani dengan tekan serene bersama Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa, Wakil Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta, Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Hari Suprayogi, disaksikan Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida, Airlangga Mardjono.

Dirjen SDA Kementerian PUPR, Hari Suprayogi, menyatakan Bendungan Sidan merupakan salah satu upaya untuk menambah air baku di Bali, khusus-nya wilayah Sarbagita. Menurut Hari, Bali mengalami defisit air baku. “Salah satu pemenuhannya adalah dengan Bendungan Sidan. Bendungan ini bisa menyuplai air dengan debit 1.750 liter/detik,” jelas Hari. Selain pemenuhan air baku, kata Hari, bendungan yang sumber airnya diambil dari Tukad Ayung ini juga bisa menjadi destinasi wisata baru dan berpotensi menghasilkan listrik 0,65 Mega Watt.

Pembangunan Bendungan Sidan ditargetkan rampung tahun 2021 mendatang. Bendungan Sidan yang dibangun dengan biaya hampir Rp 1 triliun digarap oleh Konsorsium PT Brantas Abipraya (Persero) dan PT Universal Suryaprima. Sementara penyedia jasa konsultasi PT Teknika Cipta Konsultan (KSO), PT Bina Karya (Persero), PT Global Prasindo Jaya, dan PT Antusias Raya. *esa

Komentar