nusabali

Cuaca Buruk, Produksi Pindang Menurun

  • www.nusabali.com-cuaca-buruk-produksi-pindang-menurun

Cuaca buruk yang ditandai  gelombang dan ombak tinggi, berimbas terhadap produksi ikan laut olahan, khususnya ikan pindang.

DENPASAR, NusaBali

Produksi ikan pindang yang menjadi konsumsi lauk rakyat ini berkurang 30 persen. Penyebabnya, bahan baku yakni ikan tongkol sulit diperoleh, karena nelayan tak melaut, akibat cuaca buruk. Otomatis harga pindang pun naik.

I Komang Suidep,54, seorang pedagang pindang ikan asal Kusamba, Klungkung menyatakan harga per besek (satu kranjang bambu kecil) berisi 8 ekor pindang kini dijual Rp 30 ribu. Sedang jika musim ikan, harga per besek Rp 20 ribu.

“Tongkol sekarang susah, karena nelayan tak bisa melaut,” tunjuk pedagang yang melayani sejumlah pasar di Gianyar, Denpasar dan sekitarnya.

Suidep mencontohkan, usaha pemindangannya. Karena bahan baku yakni tongkol mahal,  Suidep mengurangi produksinya. “Saya sekarang hanya memindang 1 ton. Biasanya 1,5 ton,” ungkapnya, Kamis (13/6).

Demikian juga pemindang lainnya, kata Suidep mengalami hal serupa.Tongkol yang dipindang pun sebagian besar tongkol beku yang didatangkan dari Jawa.

Sedangkan pada saat musim bagus, para pemindang menggunakan ikan segar, dominan tangkapan nelayan di Bali dan sekitarnya. Diantaranya dari Seraya Timur, Karangasem, Nusa Penida dan Kusamba Klungkung, Benoa, Kedonganan di Badung, Jembrana dan lainnya.

Sejak cuaca buruk pasokan tongkol segar untuk dipindang jadi langka. “Makanya gunakan ikan beku,” ungkapnya.

Harga bahan baku juga lumayan yakni Rp 17 ribu per kilo. Di musim ikan, harganya tentu tak sampai setinggi itu. “Juni-Juli memang kondisi cuaca tak baik,” ungkap Suidep. *K17

Komentar