nusabali

Tak Terima Anak Dikhianati, Mertua Keroyok PIL Menantu

  • www.nusabali.com-tak-terima-anak-dikhianati-mertua-keroyok-pil-menantu

Aksi main hakim sendiri kembali terjadi di Kabupaten Buleleng, Selasa (28/5) sekitar pukul 23.30 Wita. Made Arca, 56, bersama dengan dua anaknya, Gede Darmayasa, 32, dan Komang Budiasa, 26, nekat mengeroyok Kadek Ardana alias Kolok, 44, warga Banjar Dinas Tegal, Desa/Kecamatan Kubutambahan.

SINGARAJA, NusaBali
Insiden berdarah itu diduga terjadi karena pelaku, Made Arca, tak terima anaknya dikhianati oleh menantunya, Putu A, yang ditengarai memiliki pria idaman lain (PIL) alias berselingkuh dengan Kolok, yang tak lain adalah tetangganya sendiri.

Akibat kejadian tersebut korban Kolok yang dikeroyok oleh tiga orang pelaku tersebut, harus menjalani perawatan di RSUD Buleleng atas sejumlah luka yang dialaminya. Kejadian pengeroyokan itu berawal saat Made Arca menaruh curiga kepada menantunya, Putu A, yang menikah dengan anak pertamanya, Ketut Widiasa, 34, dan sudah dikaruniai seorang anak.

Anak pertamanya yang bekerja sebagai sopir truk Jawa–Bali memang sedang tak di rumah. Beberapa hari sebelum kejadian, Made Arca memergoki menantunya yang sedang berbelanja di warung dekat rumah bertemu dengan korban Kolok. Keduanya yang diduga memiliki hubungan spesial saling berhadapan sambil bermain HP tampak seperti orang sedang chatting.

Tak berselang lama, anak ketiga Made Arca, Komang Budiasa alias Pedral, 26, tanpa sengaja melihat iparnya dan Kolok berboncengan dan melaju dari arah Kubutambahan menuju arah kota Singaraja. Pedral yang memutuskan membuntuti iparnya itu akhirnya kehilangan arah karena bensin motornya habis. Dia pun memutuskan balik ke rumah memberitahu ayahnya, Made Arca. 

“Saya sempat kejar mereka boncengan ke arah Penarukan, tapi saya balik karena bensin habis. Tak lama dia (Kolok) pulang, ipar saya ditinggal di Penarukan,” tuturnya saat dihadirkan di Mapolres Buleleng, Jumat (31/5) siang.

Pelaku Arca dan anaknya Pedral lalu mencari korban Kolok ke rumahnya, untuk menanyakan kejelasan peristiwa yang dilihat Pedral di jalanan. Kolok awalnya dijemput oleh anak kedua Arca, Gede Darmayasa alias Dek Ama, 32. Setelah tiba di pinggir jalan tepat di depan rumahnya, Pedral dan Arca yang sudah menunggu lebih dulu langsung menyerang korban.

Kolok awalnya dicekik oleh Pedral, kemudian Dek Ama menyusul dengan mendaratkan bogem mentah berkali-kali ke tubuh korban serta menginjak kepala Kolok dengan kakinya. Pelaku Arca yang memimpin aksi tersebut juga mengambil sebatang balok kayu yang ditemukan di sekitar lokasi kejadian. Balok kayu sepanjang sekitar 1 meter itu langsung dihujamkan ke kaki korban hingga kayunya patah menjadi dua bagian.

“Awalnya saya hanya ingin tanya kejelasan, kapan dia (Kolok) kenal sama mantu saya, kenal di mana, dan ke mana (mereka berdua pergi, Red). Tapi pas lihat dia saya langsung emosi, sama anak-anak akhirnya keroyok dia,” kata Made Arca. Ketiganya pun mengaku langsung meninggalkan korban setelah korban terkulai lemas dan mereka puas melampiaskan amarahnya.

Sementara itu, Kasubag Humas Polres Buleleng Iptu Gede Sumarjaya didampingi Kanit Reskrim Polsek Kubutambahan Iptu Nyoman Bagiada, mengatakan penanganan kasus pengeroyokan itu saat ini masih dalam tahap pendalaman. Dugaan sementara memang dipicu karena kecurigaan antara korban dan menantu pelaku Made Arca menjalin hubungan asmara.

“Ini masih pengembangan motif, dugaannya sementara dipicu karena perselingkuhan. Masih akan didalami, kebetulan Ketut Widiada itu masih di Jawa,” ucap Iptu Sumarjaya. Ketiga pelaku langsung diamankan pada Rabu (29/5) lalu serta ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan pada Kamis (30/5) lalu. Akibat perbuatannya, ketiga pelaku dikenai pasal 170 KUHP, tentang penganiayaan bersama di muka umum yang menyebabkan seseorang mengalami luka dengan ancaman hukuman penjara maksimal 7 tahun.

Sementara itu akibat insiden tersebut, korban Kolok disebut mengalami luka gores pada leher, luka bengkak dan robek pada pipi kanan kiri serta bawah mata, keluar darah pada mata bagian kiri, luka gores pada kaki kiri dan luka robek pada kepala belakang. Namun Iptu Sumarjaya menjelaskan kondisinya kemarin sudah mulai membaik. 7 k23

Komentar