nusabali

Isunya, Wigunawati Dilibas Dulu

  • www.nusabali.com-isunya-wigunawati-dilibas-dulu

Disodorkannya nama istri Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta, Ida Ayu Ketut Sri Sumiantini (Dayu Sudikerta), ke struktur kepengurusan DPP Golkar 2016-2019, ternyata didahului pertarungan politik tingkat tinggi.

Sebelum Istri Sudikerta Diajukan ke DPP Golkar

DENPASAR, NusaBali
Sebetulnya, Sekjen DPP Golkar Idrus Marham minta agar Dewa Ayu Putu Sri Wigunawati yang masuk. Tapi, Sri Wigunawati dilibas hingga Dayu Sudikerta yang meluncur.

Adanya aksi melibas Sri Wigunawati lebih dulu sebelum disodorkannya Dayu Sudikerta ke DPP Golkar ini diungkapkan kader senior Dewa Ngakan Rai Budiasa, di Denpasar, Senin (30/5). Menurut Rai Budiasa, sebelum Dayu Sudikerta disodorkan oleh suaminya, Ketut Sudikerta, selaku anggota formatur ke DPP Golkar, ada kader perempuan dari Bali yang diinginkan DPP Golkar. Dia adalah Sri Wigunawati, Srikandi Golkar asal Mendoyo, Jembrana yang kini Ketua Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Provinsi Bali.

Sri Wigunawati adalah mantan Sekretaris DPD I Golkar Bali 2010-2012 dan Ketua Bappilu Wilayah Badung-Tabanan-Jembrana DPD I Golkar Bali 2012-2014. Rai Budiasa menyatakan, Sri Wigunawati diingingkan pusat bisa duduk di salah satu posisi Departemen DPP Golkar. Adalah Sekjen DPP Golkar Idrus Marham yang langsung mengutarakan niatnya merekrut Sri Wigunawati.

“Yang Dewa Ayu Sri Wigunawati mantan Sekretaris DPD I Golkar Bali itu bagaimana?” tanya Idrus Marham sebagaimana ditirukan Rai Budiasa. “Saya dikasitahu soal ini oleh salah satu kader di DPP Golkar kalau Sri Wigunawati yang digadang-gadang. Ya, namanya politik, pasti nggak mulus dan mental,” ujar Rai Budiasa.

Disebutkan rai Budiasa, kader DPP Golkar yang mengungkap perihal keinginan Idrus Marham merekrut Sri Wigunawati adalah Dr Ulla. “Yang menyampaikan ke saya soal Sri Wigunawati ini adalah Dr Ulla. Dia kader Golkar di Institut Lembang 9. Jadi, memang DPP Golkar menginginkan banyak perempuan masuk di kepengurusan,” papar politisi Golkar asal Desa Melinggih Kelod, Kecamatan Payangan, Gianyar yang mantan Staf Kedubes RI untuk Jerman ini.

Rai Budiasa mendukung kalau ada kader perempuan dari Bali masuk ke DPP Golkar. Namun sayang, kader potensial seperti Sri Wigunawati dijegal. “Sayang sekali kalau akhirnya Sri Wigunawati tidak lolos karena dijegal. Feeling saya, pasti dia dijegal,” ujar mantan Ketua OKK DPD I Golkar Bali 2010-2014 ini.

Betulkah? Anggota formatur yang juga Ketua DPD I Golkar Bali, Ketut Sudikerta, membantah ada jegal menjegal dalam pengusulan nama ke DPP Golkar. Menurut Sudikerta, tidak ada formatur yang mengusulkan nama Sri Wigunawati. “Formatur saja nggak ada minta Wigunawati, bagaimana saya bisa menolak? Kalau formatur yang minta, saya pasti rekomendasi. Nggak ada itu. Ya, saya masukkan saja istri saya,” ujar Sudikerta saat dikonfirmasi NusaBali per telepon di Jakarta, tadi malam.

Sudikerta menegaskan, tidak ada jegal menjegal dalam penyusunan kepengurusan DPP Golkar hasil Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, 14-17 Mei 2016. Semua yang masuk dari Bali atas usulan dari Bali juga.

”Kecuali Pak Gede Widiana yang dari PSSI itu, masujk atas usulan formatur. Kalau Wigunawati, tidak ada formatur yang mengusulkannya. Ngapain saya menghambat? Makin banyak kader dari Bali masuk DPP Golkar, saya malah senang,” tandas suami dari Dayu Sudikerta ini.

Sementara itu, Sri Wigunawati mengakui ada orang dari ada yang menawarkan masuk pengurus DPP Golkar. Hanya saja, Sri Wigunawati tidak mau mengungkap siapa yang meneleponnya. “Yang jelas, ada yang menghubungi kesediaan saya masuk ke DPP Golkar. Nggak usah saya ungkap siapa orangnya. Pastilah tantangan yang saya hadapi akan berat, karena ada yang merasa nggak nyaman nanti,” ujar Sri Wigunawati saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Senin kemarin.

Sri Wigunawati menilai kalau istri Sudikerta masuk jajaran DPP Golkar, itu sebuah strategi politik yang dimainkan dengan lihai. “Program Golkar merekrut kader itu kan memang mengajak yang serumah, sedapur, dan sesumur. Sudah benar itu. Hanya, mungkin waktu dan situasinya tidak tepat,” tegas mantan Ketua Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) Provinsi Bali ini.  

Sri Wigunawati menegaskan, dirinya tidak ada target untuk masuk kepengurusan DPP Golkar. Sebab, dirinya paham betul bahwa tugas itu sangat berat. Dia hanya meninginkan cara-cara merekrut pengurus di Golkar agar lebih mempertimbangkan kemampuan dan senioritas, bukan hanya pendekatan politik semata. “Kader Golkar bisa menilai-lah itu,” ujar politisi yang akademisi ini. 7 nat

Komentar