nusabali

Banjir Bengkulu, 12 Ribu Orang Mengungsi

  • www.nusabali.com-banjir-bengkulu-12-ribu-orang-mengungsi

184 rumah serta 40 titik infrastruktur jalan dan jembatan alami kerusakan

JAKARTA, NusaBali
Banjir menerjang sembilan kota/kabupaten di Bengkulu pasca wilayah tersebut diguyur hujan deras sejak Jumat (26/4) hingga Sabtu lagi. Saat ini dilaporkan 15 orang tewas dan 13 ribu jiwa warga di daerah terdampak banjir terpaksa mengungsi.

Banjir kemudian turut menyebabkan beberapa titik mengalami longsor. Wilayah yang dilanda banjir yakni kabupaten/kota, yaitu Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Tengah, dan Kabupaten Bengkulu Utara. Lalu, Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Lebong, Kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu Selatan, dan Kabupaten Kaur.

Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengatakan, sebanyak 13 ribu jiwa warga di daerahnya terdampak longsor dan banjir. Dari 13 ribu, 12 ribu orang terpaksa mengungsi. Sementara untuk korban meninggal akibat banjir menjadi 15 orang. Korban paling banyak berasal dari Kabupaten Bengkulu Tengah sebanyak 10 orang.

"Kami menyampaikan jumlah korban jiwa saat ini ada 15 orang dengan jumlah terbanyak berasal dari Bengkulu Tengah," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bengkulu, Rusdi Bakar di Bengkulu, Minggu (28/4) seperti dilansir dari Antara.

Sementara lima korban lainnya berasal dari Kota Bengkulu tiga orang dan Kabupaten Kepahiang berjumlah dua orang.

"Data dampak bencana ini dapat bertambah mengingat belum semua lokasi bencana dapat dijangkau," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan tertulis, Minggu (28/4) seperti dilansir cnnindonesia.

Untuk itu, ia mengimbau masyarakat tetap waspada karena potensi hujan berintensitas tinggi masih ada. Meski, banjir sudah mulai surut di beberapa titik di Bengkulu.

Lebih lanjut ia mengatakan beberapa kebutuhan mendesak bagi para pengungsi, yaitu makanan siap saji, peralatan bayi, selimut, air bersih, lampu darurat, peralatan rumah tangga untuk membersihkan lingkungan, sanitasi, tenda pengungsian, perahu karet, hingga tenaga relawan.

Selain itu, para pengungsi juga membutuhkan obat-obatan dan pertolongan medis. Sebab dikhawatirkan akan muncul beberapa jenis penyakit di daerah terdampak banjir. Misalnya, penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan lainnya.

Tak hanya menimbulkan korban, bencana banjir juga menimbulkan kerusakan 184 rumah, 40 titik infrastruktur jalan dan jembatan, sembilan sarana-prasarana perikanan kelautan, serta empat unit fasilitas pendidikan. Sutopo mengatakan berbagai alat berat dikerahkan untuk melakukan pembersihan akibat kerusakan yang ditimbulkan banjir.

Selain itu, berbagai rambu peringatan juga telah diberikan di titik-titik yang masih rawan. Lalu, beberapa akses jalan juga sudah bisa dilalui, meski tidak semuanya. Sebab, akses beberapa jalan memang belum bisa dibuka sama sekali.

"Koordinasi dan komunikasi ke Kabupaten/Kota juga cukup sulit dilakukan karena aliran listrik banyak yang terputus. Pendistribusian logistik terhambat karena akses jalan banyak yang terputus karena banjir dan longsor," terangnya.

Tak hanya itu, titik lokasi bencana banjir dan longsor yang cukup banyak dan jaraknya yang berjauhan sempat menyulitkan. Di sisi lain, ada keterbatasan anggaran operasional penanganan bencana.

Agus, salah satu warga di wilayah Danau Dendam Tak Sudah, Kota Bengkulu, Minggu (28/4), mengatakan bila luapan air terus meninggi bukan tidak mungkin jalan akan jebol. Dia mengatakan warga sekitar sudah meminta Dinas Perhubungan melarang truk besar dan bus melewati jalan Danau Dendam.

"Kami yang tinggal di pinggir Danau Dendam meminta jalan ini ditutup sementara agar tidak jebol," ucap Agus. Warga lainnya, Zhuan, mengatakan tanggul danau itu pernah jebol pada 1989 akibat banjir besar yang melanda wilayah Bengkulu. *

Komentar