nusabali

Pecatan TNI Tewas Dibacok di Jalan Raya

  • www.nusabali.com-pecatan-tni-tewas-dibacok-di-jalan-raya

Korban-Pelaku Sempat Cekcok Usai Saling Salip di Desa Gitgit

SINGARAJA, NusaBali

Cekcok berujung pembunuhan terjadi di depan Toko Raja milik keluarga Putu Nuraja, 42, di Jalur Denpasar-Singaraja via Bedugul kawasan Banjar Wirabhuwana, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Minggu (3/3) malam. Korbannya adalah Ikram Tauhid, 39, seorang pecatan TNI AD yang diduga tewas dibunuh oleh Nyoman Triantika Subandi Awantara alias Gunik, 35, dengan 5 luka tusukan senjata tajam.

Korban Ikram Tauhid, pecatan TNI yang ber-KTP Lingkungan Pesalakan, Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, Badung tewas bersimbah darah di depan toko milik Putu Nuraja, Minggu malam sekitar pukul 22.05 Wita. Dugaan sementara, pertengkaran perujung pembunuhan ini terjadi karena ketersinggungan antara korban dan pelaku Nyoman Triantika Subandi Awantara akibat salip menyalip di jalan raya, saat sama-sama melaju dari arah Kota Singaraja menuju Denpasar.

Menurut kesaksian Putu Nuraja, dirinya tidak tahu persis peristiwa maut yang merenggut nyawa korban Ikram Tauhid. Namun, Minggu malam sekitar pukul 22.00 Wita, Putu Nuraja terusik dengan suara ribut-ribut dari depan tokonya yang sudah tutu[. “Ketika itu, saya bersama istri dan anak-anak sudah berada dalam rumah, telah beranjak tidur. Tiba-tiba, dengar suara gaduh orang bertengkar. Tapi, saya tidak berani keluar rumah karena takut. Saya hanya intip dari jendela rumah,” ungkap Putu Nuraja saat ditemui di rumahnya kawasan Banjar Wirabhuwana, Desa Gitgit, Senin (4/3) pagi.

Putu Nuraja pun sempat melihat 4 pria, yang diketahui 2 orang mengendarai sepeda motor dan 2 orang lagi keluar dari mobil, terlibat perkelahian. Awalnya, mereka hanya cekcok mulut. Kemudian, terjadi aksi pemukulan. Entah bagaimana kejadiannya, seketika korban Hikram Tauhid berlari, lalu tersungkur tepat di depan jalan menuju rumah Ketut Nuraja yang bersebelahan dengan tokonya.

“Saya tidak tahu waktu itu adegan penusukannya. Tapi, saat pria itu tersungkur dengan posisi telungkup di mana kepala mengarah ke timur, saya langsung telepon kelian banjar. Kemudian, warga lainnya menghubungi Bhabinsa,” kenang Putu Nuraja.

Setelah korban tersungkur, orang yang diduga pelaku penusukan langsung menyetop kendaraan dari arah selatan (Denpasar) menuju Singaraja untuk mengantarkannya menyerahkan diri ke Polsek Sukasada. Orang yang menyerahkan diri ke Polsek Sukasada itu kemudian diketahui bernama Nyoman Triantika Subandi Awantara, warga Banjar Dauh Pura, Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Buleleng.

Hal ini juga diakui Kapolsek Sukasada, Kompol I Nyoman Landung, saat dikonfirmasi terpisah, Senin kemarin. Kompol Landung mengatakan pihaknya sudah mengamankan Nyoman Triantika, begitu pelaku menyerahkan diri. Berdasarkan keterangan pelaku Nyoman Triantika, kata Kompol Landung, yang bersangkitan tidak saling kenal dan tak ada masalah dendam dengan korban Hikram Tauhid. Peristiwa maut terjadi spontan saat pelaku melintas di Jalur Utama Denpasar-Singaraja via Bedugul.

Terungkap, pelaku Nyoman Triantika malam itu dalam perjalanan ke Denpasar naik mobil Xenia Hitam nopol DK 1994 QB. Pelaku saat itu bersama kakaknya, Gede Sueca Mustika Putra, 40, kakak ipar, dan tiga keponakannya. Saat itu, pelaku Nyoman Triantika duduk di jok kiri depan, mendampingi kakaknya, Gede Sueca, yang nyetir mobil.

Begitu tiba di Kilometer 14-15 Jalur Denpasar-Singaraja kawasan Banjar Wirabhuwana, Desa Gitgit, mobil yang Xenia DK 1994 QB ditumpangi pelaku Nyoman Triantika mendahului dua sepeda motor yang melaju searah menuju arah Denpasar. Pertama, mendahului Yamaha Byson DK 8662 UQ yang ditunggangi korban Ikram Tauhid. Kedua, mendahului motor Suzuki Thunder warna biru (tidak diketahui plat nomornya) yang ditunggangi Welky Lens Ussa, 39, bersama istrinya, warga asal Jalan Surapati Singaraja wilayah Kelurahan Banyuning, Kecamatan Buleleng.

Nah, setelah mobilnya berhasil mendahului dua motor, korban Ikram Tauhid yang memiliki kartu tanda anggota (KTA) Satpam di Bayan Tree balas menyalip mobil pelaku. Anehnya, setelah berada di depan mobil pelaku, motor korban disebutkan melaju zig zag. Hal itulah yang memicu amarah pelaku Nyoman Triantika.

Pelaku Nyoman Triantika mengaku sempat mengeluarkan sebilah pisau temutik dan mengacungkannya ke luar jendela mobil dalam kondisi mobilnya tetap berjalan. Namun, ancaman pisau tersebut tidak membuat korban berhenti berkendara zig zag. Karena itu, pelaku Nyoman Triantika dan keluarganya memutuskan untuk berhenti di depan Toko Raja milik keluarga Putu Nuraja, yang berada di Kilometer 17 Jalur Denpasar-Singaraja via Bedugul.

Begitu mobil pelaku menepi, pengendara Suzuki Thunder warna biru, Welky Lens Ussa, yang diduga merupakan teman korban dan awalnya melaju di belakang mobil, langsung menghampiri kakak pelaku, Gede Sueca, yang duduk di belakang kemudi. Saat itu juga, Welky Lens Ussa ikut berhenti. Sedangkan korban Ikram Tauhid yang berada di posisi terdepan, berbalik arah dan ikut berhenti di depan Toko Raja.

Pelaku Nyoman Triantika mengisahkan, Welky Lens Ussa saat itu turun dari motornya, kemudian berusaha mengambil kunci mobil Xenia Hitam DK 1994 QB yang masih dalam kondisi mesin hidup. Selanjutnya, pelaku Nyoman Triantika bersama kakaknya, Gede Sueca, terlibat adu mulut dengan korban Hikram Tauhid dan Welky.

Gede Sueca yang kunci mobilnya hendak dirampas Welky, sempat melawan dan kemudian turun dari mobilnya. Begitu turun, Gede Sueca langsung mendapat bogem dari Welky. “Pelaku yang tak terima kakaknya (Gede Suea) dipukuli, kemudian berusaha melerai. Tapi, pelaku keburu dipukuli juga korban Ikram Tauhid. Nah, dengan alasan membela diri, pelaku (Nyoman Triantika) langsung mengambil pisau belati yang disimpan di tas pinggang,” papar Kompol Landung.

Perkelahian sengit malam itu berakhir saat korban Hikram Tauhid terkena tusukan pisau belati milik pelaku. Korban sempat berlari sekitar 2 meter ke arah timur, sebelum kemudian tersungkur bersimbah dara dalam kondisi pingsan. “Menurut pengakuannya, pelaku memang sempat menusukkan pisau berkali-kali, tapi hanya sekali yang kena di bagian dada kanan korban,” jelas Kompol Landung.

Setelah mengetahui rekannya tersungkur bersimbah darah, Welky Lens Ussa dan istrinya langsung tancap gas meninggalkan lokasi TKP. Sebaliknya, pelaku Nyoman Triantika pilih menyerahkan diri ke Mapolsek Sukasada, dengan naik mobil yang disetopnya di jalan. Sedangkan kakak, ipar, dan dua keponakan pelaku yang masih berada di lokasi TKP, kemudian diantar pulang oleh polisi setelah jenazah korban diamankan.

“Buat sementara, kami baru meminta keterangan saksi di lokasi dan pelaku. Untuk teman korban (Welky, Red) sampai saat ini belum dapat kami konfirmasi. Yang jelas, dari mayat korban tercium bau alkohol,” tandas Kompol Landung.

Pelaku Nyoan Triantika sendiri sudah resmi ditetapkan polisi sebagai tersangka. Pria asal Desa Panji, Kecamatan Sukasada ini dijerat Pasal 352 ayat 3 KUHP tentang penganiayaan yang menyebabkan nyawa orang melayang, dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara. Tersangka saat ini ditahan di Mapolres Buleleng di Singaraja.

Sementara, mayat korban Ikram Tauhid malam itu dititipkan di Ruang Jenazah RSUD Buleleng di Singaraja. Selanjutnya, Senin pagi jenazah korban dikirim ke RSUP Sanglah, Denpasar untuk diotopsi.

Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr Dudut Rustyadi, mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan, ditemukan 5 luka terbuka akibat kekerasan tajam di tubuh korban. Salah satunya, luka tusuk pada dada kanan yang mengenai pembuluh batang nadi hingga mengakibatkan kematian. “Jenazah korban sudah diambil keluarga usai otopsi,” ungkap dr Dudut saat dikonfirmasi NusaBali terpisah di RSUP Sanglah, Senin kemarin.

Sementara itu, korban Ikram Tauhid diketahui merupakan mantan anggota TNI AD yang bertugas di Yonif 741 Tuban, Kecamatan Kuta, Badung. Namun, yang bersangkutan sudah dipecat dari dinas ketentaraan. Hal ini diungkapkan seorang anggota TNI yang bertugas di Yonif 741, Lingkungan Pesalakan, Kelurahan Tuban, Senin kemarin.

“Dahulu orang ini (korban Hikram tauhid) pernah bertugas di sini sebagai anggota TNI AD, tapi dia sudah dipecat. Dia dipecat bukan saat di bertugas di sini, tapi setelah dipindahkan ke Singaraja. Dia dipecat karena tidak disiplin,” katanya saat ditemui NusaBali di Yonif 741 Tuban, Senin kemarin. *k23,po,ind

Komentar