nusabali

Airnya Diyakini Berkhasiat, Sering Dijadikan Tempat Nunas Keturunan

  • www.nusabali.com-airnya-diyakini-berkhasiat-sering-dijadikan-tempat-nunas-keturunan

Pernah ada orang yang sakit saraf kejepit datang nunas tamba di Pasiraman Pagringsingan. Orang itu awalnya kesulitan untuk berjalan. Ajaib, setelah ma-lukat dan nunas tamba di Pasiraman Pagringsingan, langsung bisa berjalan normal

Pasiraman Pagringsingan di Kelurahan Kawan, Kota Bangli dikembangkan Jadi Taman Panglukatan


BANGLI, NusaBali
Air Pasiraman Pagringsingan yang berlokasi di Banjar Griya, Kelurahan Kawan, Kecamatan Bangli diyakini berkhasiat sebagai tamba (obat). Pihak banjar pun berencana mengembangkan Pasiraman Pagringsingan ini sebagai tempat malukat, dengan tajuk ‘Taman Panglukatan Pagringsingan’. Airnya diyakini berkhasiat pengobatan, Pasiraman Pagringsingan selama ini kerap dijadikan tempat untuk nunas keturunan.

Pasiraman Pagringsingan ini berada di wilayah perkotaan. Lokasinya hanya berjarak sekitar 1 kilometer arah timur dari pusat Kota Bangli. Untuk sampai di lokasi, pengunjung harus melalui puluhan anak tangga. Akses jalan menuju Pasiraman Pagringsingan sudah cukup bagus. Selain untuk mandi, selama ini warga setempat juga memanfaatkan air yang ada di Pasiraman Pagringsingan ini buat kebutuhan konsumsi.

Kelian Adat Banjar Griya, Kelurahan Kawan, I Nyoman Suarsa, mengatakan Pasiraman Pagringsingan merupakan Pasiraman (Permandian) Ida Batara yang berstana di Pura Dalem Cungkub. Di sekitar Pasiraman Pagringsingan terdapat gua yang diyakini sebagai rumah dari Yuyu Gringsing.

Menurut Nyoman Suarsa, dari namanya saja, Pasiraman Pagringsingan mengandung kekuatan. Pagringsingan berasal dari kata ‘pagar gering’, yang artinya menghidar dari kesakitan. Air di Pasiraman Pagringsingan diyakini bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. “Bahkan, ada orang yang ingin memiliki keturunan juga nunas berkah di Pasiraman Pagringsingan,” jelas Suarsa di Pasiraman Pagringsingan, Senin (14/1).

Suarsa menyebutkan, tiap hari ada saja orang yang datang ke Pasiraman Pagringsingan ini, dengan berbagai tujuan. Ada yang datang untuk malukat, ada yang nunas tamba, nunas keturunan, ada pula ingin meditasi. “Mereka ada yang datang karena mendapat pawisik (petunjuk gaib), sebagian besar lantaran mendapat informasi dari mulut ke mulut,” kata Suarsa.

“Pernah ada orang yang sakit saraf kejepit datang nunas tamba di Pasiraman Pagringsingan. Yang bersangkutan awalnya kesulitan untuk berjalan. Tapi, setelah malukat dan nunas tamba di Pasiraman Pagringsingan, mereka langsung bisa berjalan normal,” imbuhnya.

Sedangkan bagi krama ingin memiliki keturunan, mereka tangkil ke Pasiraman Pagringsingan dengan menghaturkan banten pejati. Kemudian, mereka langsung santap lungsuran banten yang telah dihaturkannya. “Tahu-tahu, beberapa minggu kemudian, istrinya langsung hamil,” kenang Suarsa.

Beranjak dari situ, kata Suarsa, pihak Banjar Griya berencana untuk mengembangkan Pasiraman Pagringsingan ini sebagai tempat malukat. Rencana mengembangkan Taman Panglukatan Pagringsinyan yang sudah mu-ncul sejak 2016 tersebut akan direalisasikan tahun ini, dengan melakukan penataan.

“Kalau akses jalan menuju Pasiraman Pagringsingan memang sudah bagus, karena terkait keberadaan Pura Dalem Cungkup. Sebab, saat piodalan di Pura Dalem Cungkub, terlebih dulu harus dilaksanakan upacara mendak tirta di Pasiraman Pagringsingan. Selain itu, sebelum piodalan di Pura Dalem Cungkup, lebih dulu dilaksanakan piodalan di Pura Pasiraman Pagringsingan,” katanya.

Menurut Suarsa, pihaknya mendapat bantuan dana Rp 225 juta dari Pemkab Bangli melalui program Gerbang Gita Santi (GGS), untuk penataan Pasiraman Pagringsingan ini.  sebesar Rp 225 Juta. “Dalam penataan Pasiraman Pagringsingan, krama kami gotong royong melakukan pembangunan secara swadaya.”

Saat ini, krama Banjar Griya sedang melakukan penataan di sekitar Pasiraman Pagringsingan. Nantinya, akan dibangun tempat ganti pakaian dan fasilitas pendukung lainya. Selain itu, akan disiapkan juga lokasi khusus bagi krama yang ingin beryoga.

Suarsa mengatakan, nantinya pamedek yang hendak malukat di Pasiraman Pagringsingan akan didamping pamangku. “Ya, mereka akan didampingi Jro Mangku. Sebelum malukat, mereka terlebih dulu menghaturkan banten pejati,” tandas Suarsa. “Sebelum malukat, mereka melakukan pembersihan dulu, tempatnya sedang dipersiapkan,” lanjut Suarsa.

Disinggung terkait banyaknya tempat malukat di kawasan Bangli saat ini, menurut Suarsa, Taman Pangkukatan Pagringsingan punya keiistimewaan tersendiri. Sebab, yang diangkat adalah sisi spiritualnya. “Jika tempat malukat lainya memiliki keistimewaan dengan didukung panorama alam, sementata Taman Pangkukatan Pagringsingan ini lebih menonjolkan sisi spritual. Di sini akan disiapkan tempat untuk yoga,” katanya. *es

Komentar