nusabali

10.000 Pamedek Padati Jalur Melasti Segara Kertih

  • www.nusabali.com-10000-pamedek-padati-jalur-melasti-segara-kertih

Sekitar 10.000 pamedek ikuti ritual Melasti Segara Kertih rangkaian Karya Panca Balikrama di Pura Penataran Agung Sad Kahyangan Lempuyang, Desa Pakraman Purwayu, Kecamatan Abang, Karangasem pada Sukra Umanis Langkir, Jumat (11/1).

AMLAPURA, NusaBali
Mereka jalan kaki sejauh 9 kilometer dari dari Pura Penataran Agung Sad Kahyangan Lempuyang menuju segara (laut) di pesisir pantai Banjar Biaslantang Kaler, Desa Purwakerthi, Kecamatan Abang.

Sebelum bergerak menuju Pantai Biaslantang Kaler, pamedek berjumlah 10.000 orang itu terlebih dulu menggelar upacara Mapurwa Daksina di Pura Penataran Agung Sad Kahyangan Lempuyang, Jumat pagi pukul 06.00 Wita. Selanjutnya, sekitar pukul 06.45 Wita, seluruh pralingga, pratima, dan atribut suci kapundut (diusung) melintasi jalur pamelastian sepanjang 9 kilometer menuju Pantai Biaslantang Kaler.

Jalur pamelastian ini melintasi 5 desa bertetangga di Kecamatan Abang, yakni Desa Tri Buana, Desa Tista, Desa Kertamandala, Desa Culik, dan Desa Purwakerthi. Setelah ritual jalan kaki selama 5 jam 15 menit, iring-iringan pamedek tiba di Pantai Biaslantang Kaler, Desa Purwekerthi, Jumat siang tepat pukul 12.00 Wita. Karena ritual melasti yang melibatkan 10.000 pamedek ini, arus lalulintas di Jalur Utama Amlapura-Singaraja dan sebaliknya sempat ditutup total selama 6 jam, sejak pagi pukul 06.00 Wita hingga siang pukul 12.00 Wita.

Pantauan NusaBali, prosesi ritual Pamelastian Segara Kerttih di Pantai Biaslantang Kaler kemarin siang diiringi Topeng Sidhakarya yang dimainkan empat pragina (penari): Ida Wayan Putra, Ida Bagus Putu Paras, Ida Wayan Purba, dan Ida Wayan Gotama. Sedangkan wayang kulit pengiring upacara dipentaskan dalang Ida Wayan Pangsua Darma, dari Griya Aksobia, Banjar Besang, Desa Ababi, Kecamatan Abang. Pada saat bersamaan juga dipentaskan Tari Baris Gede dan Tari Rejang Dewa dari Sanggar Ayu Karya, serta Tari Rejang Renteng 200 Penari.

Ada 7 sulinggih yang muput Karya Pamelastian Segara Kertih di Pantai Biaslantang Kaler, yakni Ida Pedanda Gede Nyoman Jelantik Dwaja (dari Griya Jelantik di Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Karangasem), Ida Pedanda Gede Wayahan Tianyar (Griya Punia, Banjar Sindu, Desa Sinduwati, Kecamatan Sidemen, Karangasem), Ida Pedanda Gede Pidada Punia (Griya Pidada Punia, Banjar Tampuagan, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem), Ida Rsi Bujangga Waisnawa (Griya Sengguan Gianyar), Ida Pedanda Gede Jelantik Padang (Griya Padang, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem), Ida Pandita Mpu Mahayoga (Griya Angsoka, Desa/Kecamatan Bebandem), dan Ida Rsi Bhagawan Dharma Cadhu Siddhi (dari Griya Sukra Yadnya, Desa Karangsari, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung).

Ketua Harian Panitia Karya, I Nyoman Jati, mengatakan ritual melasti ini digelar serangkian Karya Panca Balikrama di Pura Penataran Agung Sad Kahyangan Lempu-yang, Desa Pakraman Purwayu yang puncaknya akan dilaksanakan pada Radite Kliwon Pujut, Minggu (20/1) besok. Ritual melasti ini bertujuan untuk menyucikan seluruh pralingga dan pratima Ida Batara sebelum puncak Karya Panca Balikrama.

"Melasti menuju ke segara (laut), karena segara merupakan pelebur segala kotoran. Di samping itu, segara juga sebagai pusat sumber kehidupan. Harapannya, seluruh umat agar dikaruniai karahayuan," jelas Nyoman Jati kepada NusaBali.

Paparan senada juga disampaikan Ida Pedanda Istri Karang, sulinggih dari Griya Suci, Banjar Brahmana, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem yang bertindak selaku wiku tapini (ahli bebantenan). "Melasti ini bertujuan mohon tirtha dari Ida Batara Baruna, dewa penguasa lautan, melalui ritual mulang pakelem. Tirtha itu nantinya dijadikan jatu (unsur utama) Karya Panca Balikrama," papar Ida pedanda Istri Karang. *k16

Komentar