nusabali

Bali Potensial Raup Rp 80 Triliun

  • www.nusabali.com-bali-potensial-raup-rp-80-triliun

Indikator pariwisata Bali bakal moncer sudah terdeteksi asalkan tidak ada ‘gangguan-gangguan’ bencana alam ataupun ‘pengganggu’ pariwisata lainnya.

Target 8 Juta Wisman Dicanangkan


DENPASAR, NusaBali
Bali potensial menyumbang devisa di atas Rp 80 triliun dari kunjungan wisman tahun 2019. Harapan penerimaan devisa tersebut berasal dari 40 persen  total devisa kunjungan wisman secara nasional sebesar Rp 280 triliun. Karena itu, semua stakeholder,  industri, pemerintah dan masyarakat mesti optimis dan mendukung suasana bisnis industri pariwisata dalam kondisi yang kondusif.

“Kita optimis, target tersebut bisa dicapai,” ujar Wakil Ketua DPD PHRI Bali I Gusti Ngurah Rai Surya Wijaya  yang juga Kepala Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kabupaten Badung, Minggu (6/1).

Sejumlah indikator disampaikan Rai Surya Wijaya- sapaan I Gusti Ngurah Rai Surya Wjaya- terkait optimisme tersebut. Di antaranya, keputusan pemerintah yakni Kementerian Pariwisata, yang menempatkan Bali sebagai pintu utama masuknya wisman ke Indonesia. “Bali yang utama, nomor satu. Setelah itu baru Jakarta dan Batam,” paparnya.

Selanjutnya, adalah rekomendasi World Tourism Organization (WTO) yang merekomendasikan Bali sebagai daerah tujuan wisata utama dunia yang wajib dikunjungi. “Di dunia ada banyak tujuan wisata dan WTO merekomendasikan wajib dikunjungi. Terus imbas dari sukses pelaksanaan pertemuan IMF-Wolrd Bank /WB Group, pada 8-14 Oktober 2018 lalu di Nusa Dua. Terus penerbangan langsung sejumlah maskapai, baik Garuda maupun airlines asing yang terbang langsung ke Bali. Di antaranya Aeroplot (Rusia) yang sudah melayani penerbangan langsung Moskow-Denpasar dan sebaliknya. Juga beberapa maskapai di kawasan Timur Tengah dan lainnya.  

Kemudian indikator lain adalah fakta, bahwa dunia tidak pernah berhenti untuk berwisata. Hal itu ditunjukkan dengan peningkatan pertumbuhan pariwisata dunia yang rata-rata 15 persen per tahun. Indikator-indikator  tersebut, kata Rai Surya Wijaya sangat mendukung. Sehingga tidak ada alasan untuk tidak optimis. “Kecuali ada hal-hal yang luar biasa, seperti rentetan bencana alam seperti erupsi Gunung Agung, gempa Lombok, gempa dan tsunami Palu,” jelasnya menunjuk rentetan musibah yang diduga menjadi pemicu merosotnya kunjungan wisman ke Indonesia, termasuk Bali, sehingga target 6,5 juta wisman ke Bali besar kemungkinan tidak tercapai.

Tentu saja, lanjutnya, tidak ada dengan gampang. Namun harus kerja keras di semua lini. Jika tidak, semua indikator maupun potensi Bali sebagai tujuan wisata terbaik dunia, akan mubazir.

Sebelumnya Rai Surya Wijaya menyebut, secara nasional kunjungan wisman tahun 2019 ditarget 20 juta. Devisa yang diharapkan bisa diperoleh dari 20 juta wisman tersebut Rp 280 triliun. Dari 20 juta wisman itu, lanjut Rai Surya Wijaya, 40 persennya dari Bali atau sekitar 8 juta wisman. Empat puluh persen dari Rp 280 triliun inilah, paling tidak Rp 80 triliun. Inilah kata Rai Surya Wijaya yang harus kita kejar dari ketertinggalan tahun 2018 lalu. “Beruntung ada IMF-World tahun lalu, kalau tidak kita makin banyak kurangnya,” tunjuk Rai Surya Wijaya, merujuk pertemuan delegasi Dewan Direksi Gubernur Sentral dari 189 negara yang mendatangkan lebih dari 20 ribu wisman. *k17

Komentar