nusabali

Ajak Kaum Ibu untuk Tidak Pesimistis dalam Berkarier

  • www.nusabali.com-ajak-kaum-ibu-untuk-tidak-pesimistis-dalam-berkarier

Saat bertugas di bagian Identifikasi, Kompol Ni Made Sukerti menyelesaikan ‘utang’ puluhan ribu BPKB dengan komputerisasi.

Kapolsek Kawasan Laut Benoa Kompol Ni Made Sukerti

DENPASAR, NusaBali
Penangkapan pelaku penculikan anak di bawah umur Hasan Alhadat, 33, di Jalan Pulau Saelus, Nomor 77, Pedungan, Denpasar Selatan pada Senin (22/10) sore berlangsung heroik, diwarnai aksi kejar-kejaran. Bahkan, pelaku yang terpojok setelah tertangkap tangan berusaha melawan, kemudian melarikan diri agar terhindar dari amukan massa.

Penangkapan pelaku penculikan anak yang memiliki keterbelakangan mental itu adalah salah satu prestasi Kompol Ni Made Sukerti, Kapolsek Kawasan Laut Benoa, Denpasar Selatan. Tentunya masih banyak keberhasilannya yang lain.

Menyinggung perjalanan kariernya, Kompol Ni Made Sukerti menjelaskan antara perempuan dan laki-laki sebenarnya mempunyai kesempatan yang sama dalam hal meniti karier hingga puncak. Namun diakuinya, kaum Hawa memang memiliki lebih banyak hambatan.

Ditemui di ruang kerjanya di Mapolsek Kawasan Laut Benoa, Jumat (21/12), Kompol Ni Made Sukerti mengatakan realitanya memang wanita lebih sedikit menjadi pemimpin. Rahasia dirinya hingga menjadi Kapolsek adalah dengan tidak ada yang dinomorduakan antara tugas sebagai polisi dan sebagai ibu rumah tangga.

“Keduanya mesti bisa dijalankan semaksimal mungkin sesuai kemampuan. Saya mensyukuri semuanya, karena tugas itu adalah amanah. Kita mesti menjalankan amanah ini semaksimal mungkin sesuai kemampuan. Artinya tidak ada yang dinomorduakan antara tugas kerja dan tugas sebagai seorang ibu rumah tangga,” tutur wanita kelahiran 15 Juli 1968, ini.

Dalam rumah tangga, Ni Made Sukerti bersama suami yang juga anggota Polri saling mendukung. Di rumah tak ada pekerjaan perempuan dan pekerjaan laki-laki. Semuanya dijalankan secara bersama-sama. Tanpa dukungan suami, mustahil dirinya bisa menjalankan tugas dengan baik.

“Saat ini saya lebih banyak waktu untuk bekerja. Anak-anak saya dua orang sudah dewasa. Satu sudah bekerja dan satu masih kuliah di UGM (Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta, Red). Tinggal satu yang di rumah yang masih SD. Si bungsu ini jarang di rumah. Dia pulang sekolah ikut les. Pulang les sampai rumah pukul 17.00 Wita. Saat itu saya sudah di rumah,” tuturnya.

Waktu dari pukul 17.00 Wita ini digunakan untuk bercengkerama dengan anak hingga pukul 21.00 Wita. Setelah anak tidur, Ni Made Sukerti kembali ke Polsek untuk bekerja lagi. Biasanya malam ada kegiatan patroli ataupun razia. Pukul 23.00 Wita baru pulang ke rumah.

“Selanjutnya, subuh kembali bangun bersembahyang dan mempersiapkan anak ke sekolah. Sekarang ini waktu untuk di rumah itu tak menentu, tapi yang jelas setiap hari saya selalu bertemu dengan anak dan suami di rumah,” beber ibu tiga anak ini.

Dia menjelaskan sebelum menjadi Kapolsek dia bersama suaminya telah melewati masa-masa sulit. Pertama kali dia berdinas sebagai anggota Polri di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta tahun 1985. Setelah tujuh tahun berjalan pindah tuga ikut suami ke Sukabumi pada 1992.

“Saat itu kami berdinas di Lemdik (Lembaga Pendidikan Polri, Red). Sehingga saat itu lebih banyak waktu untuk keluarga. Kala itu saya masih bintara yang bertugas gadik (tenaga pendidik) lapangan,” kisahnya.

Setelah 10 tahun bintara dia masuk secaba. Saat itu menjadi danton dan gadik lagi. Setahun kemudian dia bersama suami dipindah ke Bali. “Prinsip kami dalam berumah tangga itu adalah bukan keberhasilan kita dalam pangkat saja, tetapi bagaimana membina keluarga terutama anak-anak,” tuturnya.

Karienya di Polda Bali dimulai dari bagian SDM, Bimas, Lalulintas, SDM di Kasubag Pesi, Kapolsek Manggis, sebagai Iwasda, dan kini Kapolsek Perairan Benoa. Saat di Polda setelah Bimas dia sempat di Lalulintas bagian lakalantas. Setelah itu di Identifikasi. Di bagian Identifikasi itu tugasnya adalah mewujudkan komputerisasi BPKB. Di sana dia bertugas selama 2,5 tahun.

“Saat saya masuk pertama di bagian Identifikasi masih mempunyai utang 40.000 BPKB. Masalah tunggakan pelayanan terhadap puluhan ribu BPKB itu berhasil dilakukan dengan komputerisasi BPKB,” ujarnya.

Menyambut Hari Ibu tahun ini, Kompol Ni Made Sukerti sebagai seorang ibu dan seorang pemimpin di tingkat Polsek mengajak kaum Hawa khususnya ibu-ibu untuk tidak pesimistis dalam berkarier. “Memang banyak tantangan yang dihadapi, tetapi jangan sampai mengendorkan semangat untuk terus maju. Satu sisi harus membangkitkan keluarga, di sisi lain harus tetap memprioritaskan kerja. Keduanya jangan ada yang dinomorduakan,” tandasnya. *po

Komentar