nusabali

PDAM Tolak Hibah Proyek Telaga Waja

  • www.nusabali.com-pdam-tolak-hibah-proyek-telaga-waja

Nilai proyek Rp 133 miliar, penyusutan 20 persen atau rata-rata Rp 26,7 miliar per  bulan.

AMLAPURA, NusaBali
Ketua Komisi IV DPRD Karangasem I Nyoman Musna Antara dan Direktur PDAM Karangasem I Gusti Made Singarsi menolak hibah proyek Air Sungai Telaga Waja bernilai Rp 133,5 miliar. Musna Antara beralasan kurang efektif. Sedangkan Gusti Singarsi menilai biaya penyusutannya terlalu tinggi 20 persen sebulan. Penolakan itu terungkap saat Rapat Gabungan Komisi DPRD Karangasem di gedung DPRD Karangasem, Rabu (28/11).

Wacana itu muncul diawali Ketua DPRD Karangasem, I Nengah Sumardi, yang mempertanyakan perkembangan proyek Air Sungai Telaga Waja yang dibangun mulai tahun 2006. Sebab selama ini Karangasem kekurangan suplai air minum. PDAM disarankan menerima hibah Air Sungai Telaga Waja tersebut agar tidak kekurangan air. “Jangan sampai penambahan sambungan lagi 1.500 sambungan tanpa diimbangi ketersediaan air. Khawatir pelanggan bukannya dapat air, tetapi dapat angin,” ungkap Nengah Sumardi.

Direktur PDAM Karangasem, Gusti Singarsi, menanggapi proyek Air Sungai Telaga Waja yang bersumber dari lima mata air di Banjar Tegenan, Desa Menanga Kecamatan Rendang, dimohon tahun 2016 agar UPT (Unit Pelaksana Teknik) Provinsi Bali menguji coba mengalirkan air tersebut dari Kecamatan Rendang hingga Kecamatan Manggis. Ternyata air tidak mengalir karena air di reservoar Banjar Putung, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat habis. Permohonan berikutnya tahun 2017 agar diujicoba mengalirkan air dari Kecamatan Rendang menuju Kecamatan Bebandem. Ujicoba gagal, karena reservoar di Banjar Umanyar, Desa Ababi, Kecamatan Abang tanpa berisi air.

Di samping kendalanya banyak pipa pecah karena tekanan keras. Di jalur Kecamatan Selat menuju Kecamatan Bebandem ditemukan ada pipa pecah, belum ada perbaikan sehingga ujicoba menemui kendala. “Jika proyek Air Sungai Telaga Waja dihibahkan ke PDAM Karangasem, kami menolak. Sebab biaya penyusutannya sangat tinggi 20 persen per bulan. Nilai proyek itu Rp 133 miliar, penyusutannya 20 persen, rata-rata per bulan penyusutan mencapai Rp 26,7 miliar,” kata Gusti Singarsi. Ditegaskan, biaya penyusutan lebih besar dibandingkan untung yang akan didapatkan.

Kepala Dinas PUPR Karangasem, I Ketut Sedana Mertha, mengakui ada kendala saat ujicoba proyek Air Sungai Telaga Waja sebab banyak jaringan pipa pecah. “Sempat diujicoba dan airnya sempat mengalir sampai ke Kecamatan Kubu. Karena jaraknya terlalu jauh, sehingga banyak ditemukan pipa pecah,” kata Sedana Mertha. Sedangkan Ketua Komisi IV, I Nyoman Musna Antara, membantah pernyataan Kadis PUPR itu. “Selama ini belum pernah proyek Air Sungai Telaga Waja mengalir sampai ke Kecamatan Kubu. Kami juga tidak membutuhkan Air Sungai Telaga Waja karena kurang efektif. Kami lebih menginginkan sumur bor,” ungkap Musna Antara.

Tercatat selama ini yang mengurus proyek Air Sungai Telaga Waja, ada empat lembaga yakni Balai Wilayah Sungai Bali-Penida, Dinas PU Provinsi Bali, PK PAM (Peningkatan Kinerja Perusahaan Air Minum), dan UPT (Unit Pelaksana Teknik) Provinsi Bali. Keempatnya itu belum ada titik temu dalam pengoperasian proyek itu. Proyek Air Sungai Telaga Waja memanfaatkan lima mata air yakni Mata Air Isah (94 liter perdetik), Mata Air Celuk (104 liter perdetik), Mata Air Bangol (119 liter perdetik), Mata Air Surya (146 liter perdetik), dan Mata Air Gerubuk (170,9 liter perdetik), lokasinya di Desa Adat Tegenan, Kecamatan Rendang. *k16

Komentar