nusabali

Cewek ABG Pembuang Orok Jadi Tersangka

  • www.nusabali.com-cewek-abg-pembuang-orok-jadi-tersangka

Pelaku, NI mengeluh sakit perut setelah kekasihnya menyarankan dirinya memakan buah nenas yang banyak untuk gugurkan kandungan.

Pelaku Masih SMP, Melahirkan di Toilet Klinik Penta Medika

DENPASAR, NusaBali
Teka-teki pelaku pembuang orok yang ditemukan di tong sampah Klinik Penta Medika, Jalan Teuku Umar Barat (Malboro), Denpasar Barat pada, Minggu (17/4) lalu akhirnya terkuak. Terungkapnya pelaku setelah polisi mengantongi keterangan sejumlah petugas medis yang diperkuat dengan rekaman kamera pengawas (CCTV) yang ada di lokasi penemuan. Terungkap pelaku pembuang orok tersebut masih berstatus pelajar kelas II SMP di Denpasar. Cewek anak baru gede (ABG) berinisial NI,14, ini pun langsung ditetapkan sebagai tersangka, namun tidak jalani penahanan. 

Kasat Reskrim Polresta Denpasar, Kompol Reinhard Habonaran Nainggolan menerangkan sehari pasca penemuan orok yang menghebohkan pasien dan juga petugas medis itu, Unit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) Polresta Denpasar kembali ke TKP dan melakukan rekonstruksi penemuan. Selain itu, beberapa saksi yang notabene petugas medis pun dikorek keterangannya. “Selanjutnya kita mensinkronkan dengan rekaman kamera pengawas yang ada di TKP,” jelas Kompol Reinhard, Kamis (21/4) sore kemarin.

Dikatakannya, proses rekonstruksi dan analisis rekaman CCTV itu akhirnya membuahkan hasil, petugas berhasil mendeteksi pelaku pembuang orok berjenis kelamin perempuan dan berusia 6 bulan itu, yakni seorang pelajar SMP berinisial NI,14, yang tinggal di seputaran Denpasar Barat. Petugas lalu mendatangi tempat tinggal pelaku untuk dimintai keterangan lebih lanjut. “Kita dalami keterangan orangtuanya terlebih dahulu. Setelah itu, kita bawa dia ke Mapolresta untuk dimintai keterangan,” terang perwira asal Sumatera Utara ini.

Dari hasil pemeriksaan NI diketahui dia awalnya sadar jika dirinya hamil. Namun, saat memberitahukan hal itu kepada kekasihnya, sang pujaan hati justru menyarankan untuk menggugurkannya. Bahkan, kekasihnya mengatakan pelaku harus makan buah nanas yang banyak. “Atas saran sang pacar ini, pelaku menurut saja,” beber Kompol Reinhard.
Setelah mengkonsumsi buah nanas, gadis di bawah umur ini merasakan perutnya sakit. 
Puncaknya pada, Kamis (14/4) pukul 21.00 Wita, NI tidak tahan dan pada dinihari, Rabu (15/4) pukul 04.00 Wita, pelaku memberanikan diri memberitahukan hal tersebut kepada orangtuanya perihal perutnta yang terus menerus sakit. 

“Saat itu ayahnya hanya mengoleskan minyak. Hanya berselang tiga jam, NI merasakan sakit yang luar biasa. Sekitar pukul 12.00 Wita, dia dibawa ke Klinik Penta Medika untuk diperiksa,” bebernya

Di klinik, NI sempat merebahkan badan di bed yang ada di IGD. Tapi sakit yang dirasakannya makin parah. Pelajar yang ditemani orangtua dan kerabatnya ini keluar masuk kamar mandi untuk buang air besar (BAB). “Saat masuk ke toilet pertama kali, pelajar ini sudah merasakan ada sesuatu yang janggal dari kemaluannya, yakni keluar darah. Setelah itu, ia kembali ke bed. Lalu tak lama masuk toilet lagi. Saat di toilet itulah keluar jabang bayi yang belum sempurna itu,” terang Kompol Reinhard.

Peristiwa itu tidak diketahui oleh keluarga dan orangtuanya yang sedang menunggu di luar. Bahkan, ia berdalih dirinya sedang membuang hajat dan dalam keadaan datang bulan (menstruasi). Saat lahir, orok seberat 800 gram itu dipegangnya menggunakan tangan kiri. Saat dipegang, pelaku merasakan jika bayi tersebut masih hidup lantaran panik dan ketakutan. Dia pun meletakannya begitu saja di dalam tong sampah di toilet, “Selanjutnya ia keluar dari toilet menuju ke ruang IGD. Setelah itu, pelaku meminta pulang lantaran sakitnya sudah mereda,” katanya.

Terkait pengakuan pelaku itu, pihaknya langsung memanggil pacar pelaku untuk dimintai keterangan di Mapolresta. Namun, mantan Kapolsek Kuta Utara ini enggan membeberkan inisial sang kekasih yang juga masih duduk di bangku SMP itu. Pasalnya, pria remaja itu masih sebatas saksi. Sementara, NI langsung ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembuangan orok. Meski demikian, polisi tidak menahannya lantaran masih di bawah umur. “Pacarnya sudah kami periksa, tapi statusnya masih saksi,” imbuh Kompol Reinhard.

Sebelumnya diberitakan pengunjung dan petugas medis di Klinik Penta Medika, Jalan Teuku Umar Barat (Malboro), Denpasar Barat digegerkan dengan penemuan orok berjenis kelamin perempuan, Minggu (17/4). Penemuan orok yang beratnya 800 gram dan diperkirakan baru berusia 6 bulan tersebut ditemukan oleh seorang petugas cleaning service (CS) dari sebuah tong sampah yang ada di dalam toilet IGD itu. Sontak temuan orok itu langsung dilaporkan kepetugas kepolisian. Hingga saat ini, belum diketahui pembuang orok itu dan motifnya. 7 da

Komentar