nusabali

Tiga Kali Survei, Dua Kali Beri Uang Rp 5 Ribu kepada Korban

  • www.nusabali.com-tiga-kali-survei-dua-kali-beri-uang-rp-5-ribu-kepada-korban

Polisi akan memeriksa kondisi kejiwaan tersangka Hasan Alhadat, juga dalami adanya kemungkinan tersangka masuk jaringan pedofilia.

Pengakuan Tersangka Percobaan Penculikan Gadis di Sesetan, Denpasar Selatan

DENPASAR, NusaBali
Aksi percobaan penculikan yang dilakukan oleh tersangka Hasan Alhadat (sebelumnya tertulis Hasan Halhadat) alias Acan, 33, ternyata sudah direncanakan jauh hari. Pria bujangan kelahiran Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini sudah tiga kali memantau pergerakan korban AA Sinta DL, 17. Bahkan pada pertemuan pertama dan kedua, dia sempat memberi uang Rp 5.000 untuk memikat hati korban yang memiliki keterbelakangan mental ini. Puncaknya pada Senin (22/10) sore, tersangka langsung mengajak korban berkencan sambil makan bakso.

Kapolresta Denpasar Kombes Pol Hadi Purnomo menerangkan, hasil pemeriksaan terhadap tersangka Hasan Alhadat yang lahir pada 16 Agustus 1985, mengerucut pada aksi percobaan penculikan terhadap AA Sinta DL, anak kedua dari tiga bersaudara buah hati pasangan Anak Agung Ngurah Mayun Arsadana, 52, dan Jro Wiratni, 47, ini masuk dalam kejahatan terencana. Sebab jauh sebelum proses eksekusi atau penculikan, tersangka yang bekerja sebagai pemasok barang antik tersebut sudah melakukan survei. Berdasar pengakuan terbaru tersangka, bahwa dia sudah bertemu korban sebanyak tiga kali dalam kurun waktu enam bulan terakhir.

“Pada pertemuan pertama itu, korban hanya dikasih uang. Besarnya sekitar Rp 5.000. Selang beberapa bulan kemudian, tersangka ketemu lagi dan berusaha mengajaknya. Tapi gagal, dan tersangka memberi uang Rp 5.000 lagi. Nah, puncaknya pada Senin (22/10) sore. Tersangka berhasil memikat hati korban dengan iming-iming makan bakso dan beli minuman,” tutur Kapolresta Kombes Hadi didamping Kasat Reskrim Kompol I Wayan Arta Ariawan dan Kapolsek Benoa Kompol Ni Made Sukerti, saat memberikan keterangan pers di Mapolresta Denpasar, Rabu (24/10) siang.

Menurut perwira melati tiga ini, bahwa indikasi perencanaan yang dilakukan oleh tersangka, tersangka sudah menyiapkan dua buah helm untuk mengajak korban jalan-jalan. Meski demikian, keterangan tersangka ini akan terus didalami, sebab kerap berubah-ubah. Polisi juga akan memeriksa kondisi kejiwaan tersangka.

Dikonfirmasi terkait kemungkinan ada korban lain atau tersangka masuk dalam jaringan pedofilia, Kombes Hadi mengaku akan terus dalami keterangan. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, tersangka dijerat dengan pasal 83 Jo pasal 76 f UU No 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan atau pasal 332 KUHP dengan ancaman 15 tahun penjara.

“Sampai saat ini memang pengakuannya hanya satu korban saja. Tapi, terus kita dalami semua keterangannya, termasuk apakah tersangka masuk dalam jaringan pedofilia. Tersangka ini merupakan pemuda yang belum berkeluarga dan tinggal di kos-kosan di kawasan Sidakarya, Densel (Denpasar Selatan),” ujar Kombes Hadi.

Selain mendalami keterangan tersangka, penyidik Polresta dalam melengkapi berkas pemeriksaan juga memanggil empat orang saksi. Begitu juga dengan korban AA Sinta DL akan dilakukan pemeriksaan. Tentunya, pemeriksaan terhadap AA Sinta DL akan didampingi oleh keluarga dan psikiater.

“Kalau saksi memang sudah ada empat orang. Nah, hari ini (kemarin) rencananya akan didalami keterangan dari korban. Tentu kita juga akan menyiapkan segala sesuatu untuk saksi korban yang memiliki keterbelakangan ini,” imbuhnya.

Di sisi lain, Kapolresta Kombes Hadi Purnomo sangat mengapresiasi anggotanya di lapangan khususnya Kapolsek Benoa Kompol Ni Made Sukerti yang sigap menangapi situasi dan kondisi di lapangan. Menurut dia, kehadiran tepat waktu petugas di lapangan membuat pelaku tidak bisa kabur. Pun sebaliknya, ketika menjadi target massa, petugas dengan cepat mengamankan pelaku agar tidak menjadi bulan-bulanan.

“Kita sangat mengapresiasi Kapolsek saya (Kompol Ni Made Sukerti, Red). Dia ada di situasi yang tepat. Kesigapannya sebagai contoh agar semua anggota di lapangan bisa mengatasi berbagai tindak pidana atau kejahatan apapun,” ujarnya.

Kapolsek Benoa Kompol Ni Made Sukerti, menerangkan penangkapan terhadap pelaku Hasan Alhadat diwarnai perlawanan. Pelaku yang tinggal di Jalan Kerta Dalem, Sidakarya, Denpasar Selatan itu berlari dari kejaran warga dan pengguna jalan yang mengetahui aksi penculikan. Kebetulan, saat itu, Selasa (23/10) sore, Kompol Ni Made Sukerti bersama seorang petugas kepolisian sedang melintas menggunakan sepeda motor di seputaran TKP. Melihat hal itu, perwira melati satu di pundak ini langsung turun dari motornya. Sementara, seorang petugas kepolisian yang sedang melintas juga ikut berhenti untuk mencari tahu persoalan yang memicu kemacetan itu. “Awalnya memang belum tahu pokok persoalannya. Saya curiga dengan situasi jalanan yang macet. Makanya saya berhenti dan langsung menuju ke warga yang sedang berkumpul. Saat itu memang pelakunya masih di sana, setelah diketahui aksi penculikan, pelaku langsung kabur. Ya, kebetulan melintas di depan saya dan langsung saya amankan bersama warga,” katanya yang dihubungi via telepon, Selasa (23/10) malam.

Saat ditangkap, pelaku berusaha dan meronta berniat melarikan diri. Untungnya, dengan kesigapan dan keahlian yang dimiliki, Kompol Sukerti langsung melumpuhkannya dengan menahan kedua tangan pelaku ke belakang dan mengikatnya. Kemudian dimasukkan ke dalam mobil seorang warga yang melintas di seputaran lokasi. Tujuannya untuk menghindari amukan massa yang geram dengan ulah pelaku.

Sementara itu, aksi penculikan ini awalnya terungkap, Senin (22/10) sore pukul 17.00 Wita, setelah peristiwanya dilihat oleh keponakan korban, Gung Dian, 11. Sore itu, Gung Dian melihat secara langsung pelaku Hasan Alhadat merayu dan kemudian mengajak bibinya untuk naik ke boncengan motornya. Gung Dian langsung melaporkan kejadian itu kepada ibunda korban, Jero Wiratni.

Begitu mendapat laporan putrinya diculik, Jero Wiratni kemudian mengejar pelaku yang bergerak ke arah utara menuju Jalan Pulau Saelus Pedungan, Denpasar Selatan. Ibu rumah tangga ini berhasil memergoki putrinya sedang dipaksa turun oleh pelaku dari atas motor Yahama Mio saat hendak beli bensin. Ibu korban langsung meneriaki pelaku sebagai ‘penculik’, sehingga warga turun tangan menangkap dan menghakiminya.

“Saya sangat shock saat mendapat kabar anak saya diculik. Makanya, saya langsung ambil motor dan kejar pelaku. Untungnya, saya langsung ketemu dan melihat anak saya masih di atas motor saat pelaku berhenti di kawasan Jalan Pulau Saelus,” jelas Jero Wiratni saat ditemui NusaBali di kediamannya, Selasa sore.

Menurut Jero Wiratni, saat berada di lokasi TKP, dirinya sangat emosi mendapati sang anak diculik pelaku. Bahkan, dia hampir mengambil palu dan obeng yang ada di dalam jok motor pelaku untuk menghajar pria berusia 33 tahun tersebut. Namun, niatnya itu diurungkan setelah Jero Wiratni dicegah oleh warga.

Jero Wiratni mengisahkan, sebelum insiden penculikan sore itu, putri keduanya yang memiliki keterbelakangan mental ini memang minta izin keluar rumah untuk beli es. Namun, setelah 5 menit keluar dari rumah dan berada tepat di depan Salon Cantik, korban diculik pelaku.

Disebutkan, ini untuk kedua kalinya AA Santi DL diincar pelaku. Sebelumnya, Juni 2018, gadis keterbelakangan mental berusia 17 tahun ini juga sempat dirayu pelaku di tempat yang sama. Namun, upaya penculikan kala itu gagal karena kepergok karyawan salon yang langsung menyelamatkan korban. *dar

Komentar