nusabali

Pipa Air Baku Telaga Waja Meledak

  • www.nusabali.com-pipa-air-baku-telaga-waja-meledak

Pipa proyek Air Baku Sungai Telaga Waja berdiameter 70 cm meledak sepanjang sekitar 10 meter, Kamis (7/4) sore sekitar pukul 16.30 Wita. 

AMLAPURA, NusaBali
Lokasi ledakan terjadi di depan rumah mantan Senator I Wayan Sudirta di Banjar Pidpid Kaler Dauh Margi, Desa Pidpid, Kecamatan Abang, Karangasem, hingga membuat permukaan jalan aspal terbelah.

Pipa proyek berdiameter 70 meter yang meledak ini tertanam sedalam 1 meter di bawah permukaan tanah. Posisinya pipa bersebelahan dengan selokan (got). Diduga kuat, pipa meledak karena kuatnya tekanan air. Selain jalan aspal sampai rusak dan terbelah, saluran gor di sebelahnya juga hancur. 

Menurut Kelian Banjar Pidpid Kaler Dauh Margi, Desa Pidpid, I Wayan Suniada, bunyi ledakan saat meledaknya pipa proyek Air Baku Sungai Telaga Waja berdiameter 70 cm terdengar cukup keras. “Suara ledakannya cukup keras, kami di sini kaget. Begitu bunyi ledakan terdengar, airnya langsung mengalir di saluran got. Sedangkan permukaan jalan aspal sudah terbelah,” ungkap Wayan Suniada, Jumat (8/4).

Musibah meledaknya pipa proyek Air Baku Sungai Telaga Waja berdiameter 70 cm ini sudah dilaporkan kepada Camat Abang, AA Made Agung Surya Jaya. Bahkan, Camat Gung Surya Jaya pun sudah terjun melakukan pengecekan ke lokasi ledakan pipa di banjar Pidpid Kaler Dauh Margi, Jumat kemarin.

Saat terjun ke lokasi ledakan, Jumat kemarin, Camat Gung Surya Jaya didampingi bersama Kelian Banjar Wayan Suniada. “Secara teknis, saya kurang paham penyebab jebolnya pipa proyek sepanjangnya 10 meter ini,” ujar Camat Gung Surya.

Sementara itu, Kepala Balai Wilayah Sungai Bali Penida, I Ketut Jayada, mengaku pihaknya belum mengetahui peristiwa meledaknya pipa proyek Air Baku Sungai Telaga Waja diu kawasan Desa Pidpid, Kecamatan Abang ini. Sebab, sejauh ini belum ada laporan masuk dari petugas lapangan. “Belum ada laporan terkait terjadinya pecah pipa. Nantilah saya mau cek dulu,” ujar Ketut Jayada saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Jumat kemarin.

Berdasarkan catatan NusaBali, ini untuk keempat kalinya terjadi musibah meledaknya pipa proyek Air Baku Sungai Telaga Waja berdiameter 70 cm selama kurun 6 tahun terakhir. Musibah pertama terjadi 5 Juli 2010 silam, ketika pipa meledak di depan rumah mantan Wakil Bupati Karangasem I Gusti Lanang Rai di kawasan Banjar/Desa Duda, Kecamatan Selat.

Musibah kedua terjadi 7 Juli 2010 saat pipa proyek Air Baku Sungai Telaga Waja berdiameter 70 cm meledak di Banjar Selat Kelod, Desa Selat, Kecamatan Selat, Karangasem. Sedangkan musibah ketiga terjadi 27 Mei 2013 lalu saat ledakan serupa di pertigaan Banjar Pesangkan, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, Karangasem.

Proyek Air Baku Sungai Telaga Waja sendiri bersumber dari kawaswan Banjar Batusesa, Desa Menanga, Kecamatan Rendang, Karangasem. Dari sumbernya di desa Menanga ini, pipa berdiameter 70 cm membentang sepanjang 87 kilometer ke arah timur.

Pipa proyek Air Baku Sungai Telaga Waja membentang dengan melintasi 7 kecamatan sekaligus di wilayah Kabupaten Karangasem, masing-masing Kecamatan Rendang, Kecamatan Selat, Kecamatan Sidemen, Kecamatan Kubu, Kecamatan Abang, Kecamatan Manggis, Kecamatan Bebandem, dan Kecamatan Karangasem.

Reservoar Proyek Air Baku Sungai Telaga Waja berada di Banjar Batudesa, Desa Menanga dengan kapasitas sekitar 10.000 meter kubik air. Sumber air berasal dari lima mata air, masing-masing Mata Air Gerubuk (dengan debit 170,9 liter per detik), Mata Air Surya (dengan debit 146 liter per detik), Mata Air Bangol (dengan debit 119 liter per detik), Mata Air Celuk (dengan debit 104 liter per detik), dan Mata Air Isah (dengan debit 94 liter per detik). Kelima sumber mata air ini berlokasi di Desa Adat Tegenan, Kecamatan Rendang. 

Hanya empat hari sebelum musibah meledaknya pipa di kawasan Desa Pidpid, sempat ditemukan kasus bocornya Reservoar Proyek Air Baku Sungai Telaga Waja di Banjar Batudesa, Desa Menanga saat disidak Bupati Karangasem, I Gusti Ayu Mas Sumatri, Minggu (3/4) lalu. Kebocoran tersebut ditandai dengan munculnya mata air. 7 k16

Komentar