Inginkan Pengelolaan Air Diserahkan ke PDAM
Aspirasi Krama Bangkiangsidem
BANGLI, NusaBali
Biaya operasional pengelolaan air untuk krama Desa Pakraman Bangkiangsidem, Desa Bangbang, Kecamatan Tembuku, Bangli cukup tinggi. Biaya yang dikeluarkan tidak sebanding dengan tagihan rekening ke krama. Krama Desa Pakraman Bangkiangsidem sampaikan aspirasi menyerahkan pengelolaan air ke PDAM Bangli.
Tokoh Desa Pakraman Bangkiangsidem, I Wayan Subagan, mengatakan desa pakraman mengangkat air dari sumber mata air Telaga Jinah menggunakan genset. Air itu didistribusikan ke rumah-rumah warga. Namun biaya operasionalnya cukup tinggi. “Lantaran tidak mampu menanggung beban operasional, pengelolan air yang melibatkan desa pakraman mandeg,” ungkap Subagan, Rabu (29/8). Krama juga membentuk kelompok-kelompok air, namun tidak optimal karena biaya tinggi.
Subagan menambahkan, PDAM Bangli membuka jaringan baru di Desa Bangbang namun belum sepenuhnya mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Pelanggan PDAM sekitar 50 kepala keluarga dari 200 KK. Anggota DPRD Bangli ini pun berharap pengelolaan air bisa diambil alih PDAM. “Hasil paruman warga setuju dan berharap PDAM bisa mengambilalih pengelolaan air,” ujarnya. Bahkan desa pakraman siap menyerahkan bak penampungan air untuk dimanfaatkan PDAM.
Bendesa Parkraman Bangkiangsidem, Dewa Gede Putra, mengakui ada aspirasi agar pengelolaan air diserahkan ke PDAM. “Sumber air yang dimanfaatkan PDAM saat ini ada di Desa Peninjoan. Rencananya PDAM melakukan perluasan jaringan dengan memanfaatkan sumber mata air di Pantunan yang merupakan wilayah Desa Pakraman Bangkiangsidem,” terang Dewa Gede Putra. Buat sementara PDAM mengalirkan air dua kali seminggu pada hari Senin dan Jumat. Dengan adanya rencana membuka jaringan baru, diharapkan air bisa mengalir setiap hari. “Karena air tidak setiap hari mengalir warga memiliki bak penampungan di rumah masing-masing. Saat air menyala otomatis bak penampungan dipenuhi,” imbuhnya. *es
Biaya operasional pengelolaan air untuk krama Desa Pakraman Bangkiangsidem, Desa Bangbang, Kecamatan Tembuku, Bangli cukup tinggi. Biaya yang dikeluarkan tidak sebanding dengan tagihan rekening ke krama. Krama Desa Pakraman Bangkiangsidem sampaikan aspirasi menyerahkan pengelolaan air ke PDAM Bangli.
Tokoh Desa Pakraman Bangkiangsidem, I Wayan Subagan, mengatakan desa pakraman mengangkat air dari sumber mata air Telaga Jinah menggunakan genset. Air itu didistribusikan ke rumah-rumah warga. Namun biaya operasionalnya cukup tinggi. “Lantaran tidak mampu menanggung beban operasional, pengelolan air yang melibatkan desa pakraman mandeg,” ungkap Subagan, Rabu (29/8). Krama juga membentuk kelompok-kelompok air, namun tidak optimal karena biaya tinggi.
Subagan menambahkan, PDAM Bangli membuka jaringan baru di Desa Bangbang namun belum sepenuhnya mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Pelanggan PDAM sekitar 50 kepala keluarga dari 200 KK. Anggota DPRD Bangli ini pun berharap pengelolaan air bisa diambil alih PDAM. “Hasil paruman warga setuju dan berharap PDAM bisa mengambilalih pengelolaan air,” ujarnya. Bahkan desa pakraman siap menyerahkan bak penampungan air untuk dimanfaatkan PDAM.
Bendesa Parkraman Bangkiangsidem, Dewa Gede Putra, mengakui ada aspirasi agar pengelolaan air diserahkan ke PDAM. “Sumber air yang dimanfaatkan PDAM saat ini ada di Desa Peninjoan. Rencananya PDAM melakukan perluasan jaringan dengan memanfaatkan sumber mata air di Pantunan yang merupakan wilayah Desa Pakraman Bangkiangsidem,” terang Dewa Gede Putra. Buat sementara PDAM mengalirkan air dua kali seminggu pada hari Senin dan Jumat. Dengan adanya rencana membuka jaringan baru, diharapkan air bisa mengalir setiap hari. “Karena air tidak setiap hari mengalir warga memiliki bak penampungan di rumah masing-masing. Saat air menyala otomatis bak penampungan dipenuhi,” imbuhnya. *es
Komentar