nusabali

Anggota Dewan Meninggal karena Stroke

  • www.nusabali.com-anggota-dewan-meninggal-karena-stroke

Ketut Suania merupakan anggota DPRD Bali Dapil Jembrana kedua yang meninggal dalam kurun 6 bulan, setelah IB ketut Birawa.

Ketua DPD II Golkar Jembrana Kemungkinan Gantikan Suania

NEGARA, NusaBali
Kabar duka kembali datang dari DPRD Bali 2014-2019 Dapil Jembrana. Hanya berselang 6 bulan pasca meninggalnya IB Ketut Birawa (anggota Fraksi PDIP DPRD Baliu Dapil Jembrana), kini menyusul I Ketut Suania, 65 (anggota Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Jembrana) yang berpulang buat selamanya akibat stroke, Senin (28/3) subuh.

Almarhum Ketut Suania menghembuskan napas terakhir dalam perawatan di RS Sanglah, Denpasar, Senin subuh pukul 05.00 Wita. Sebelum meninggal, mantan Wakil Bupati Jembrana 2000-2005 (di era Bupati Gede Winasa) ini sempat semalaman dirawat di RS Sanglah, sejak dirujuk dari RSUD Negara, Minggu (27/3) petang. 

Politisi senior Golkar yang sudah tiga kali periode duduk di DPRD Bali Dapil Jembrana ini sebelumnya dilarikan ke RSUD Negara, Sabtu (26/3) petang, dalam kondisi kejang-kejang dan mulut mengluarkan liur. Saat mendapatkan kamar perawatan di RS Sanglah, Minggu petang, almarhum sudah tidak dapat berbicara sama sekali. Kondisinya pun anjlok drastis. 

Senin dinihari sekitar pukul 02.00 Wita, almarhum mulai kesulitan bernapas. Almarhum kemudian benar-benar tidak dapat bernapas sekitar pukul 04.30 Wita. Sempat dilakukan penanganan darurat selama 30 menit, namun almarhum akhirnya dinyatakan meninggal Senin subuh pukul 05.00 Wita. 

Ketut Suania berpulang buat selamanya di usia 65 tahun dengan meninggalkan istri tercinta Anak Agung Putu Anggreni, 60, serta dua orang anak: I Gede Yoga Sugiri, 35, dan Ni Made Yogi Prabandani, 34 (yang keduanya bekerja di Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali Cabang Negara), serta lima cucu. 

“Almarhum divonis penyakit stroke. Memang dulu Bapak pernah kena stroke ringan di bagian kiri tahun 1996 silam, tapi sudah dinyatakan sembuh. Sekarang stroke di sebalah kanan,” ungkap putra almarhum, Gede Yoga Sugiri, saat ditemui NusaBali di rumah duka di Banjar Sebual, Desa Pakraman Dangin Tukadaya, Kecamatan Jembrana, Senin siang.

Yoga Sugiri mengisahkan, awalnya almarhum Ketut Suania hanya mengeluhkan panas dingin sekitar seminggu sebelum Nyepi Tahun Baru Saka, 9 Maret 2016 lalu. Ketika itu, alamarhum langsung dilarikan ke RSUD Negara, kemudian dirujuk ke RS Sanglah untuk menjalani rawat inap selama dua minggu. “Saat dicek waktu awal opname, gula darah dan tensinya tinggi. Tapi, setelah opname selama dua minggu, semua normal kembali dan Bapak dibolehkan pulang. Hanya, ada keluhan sakit di bagian kaki kirinya,” kenang Yoga Sugiri.

Namun, setelah beberapa minggu menjalani perawatan di rumah, almarhum tiba-tiba mengalami kejang, dengan mulut mengluarkan liur, 26 Maret 2016 petang. Saat itu pula, almarhum dilarikan ke RSUD Negara, sebelum dirujuk ke RS Sanglah dan akhirnya meninggal, 28 Maret 2016 subuh.

Jenazah almarhum Ketut Suania rencananya akan diabenkan keluarganya pada Soma Wage Tambir, Senin, 4 April 2016, di Setra Desa pakraman Dangin Tukadaya. Sedangkan prosesi ritual nyiraman layon akan dilaksanakan sehari sebelumya yakni pada Radite Pon Tambir, Minggu (3/4). Sementara upacara Ngelanus dilaksanakan pada Buda Paing Tambir, Rabu (6/4).

Istri almarhum, Anak Agung Putu Anggreni, mengaku sangat terpukul ditinggalkan suami buat selamanya. Dia menganggap almarhum Ketut Suania sosok suami yang sangat sempurna dan amat sayang dengan keluarga. Yang paling membuat teringat, adalah keromantisan almarhum yang tidak pernah pudar. Bahkan, saat peringati Ultah ke36 pernikahannya pada 9 Februari 2015 lalu, almarhum sengaja mengajak dirinya untuk memperbarui cincin kawan dan itu secara khusus dipesan di Banyuwangi, Jawa Timur. 

“Makanya, saya bilang sebenarnya belum siap ditinggalkan. Mungkin kalau orang bilang, numadi buin pang patpat, sing mungkin kal maan kurenan kene (renkarnasi sampai empat kali, tidak mungkin dapat suami seperti ini, Red),” keluh Gung Anggreni di rumah duka, Senin kemarin.

Sementara itu, meninggalnya Ketut Sunia membuat jajaran DPRD Bali berduka. Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Golkar, Nyoman Sugawa Korry, menilai almarhum adalah sosok yang konsisten dalam perjuangannya di Partai Beringin. Konsistensinya itu dibuktikan sampai akhir hayatnya di mana almarhum berjuang di politik untuk rakyat Jembrana. 

“Beliau politisi mumpuni. Kami sangat kehilangan,” ujar Sugawa Korry yang juga Sekretaris DPD I Golkar Bali secara terpisah di Denpasar, Senin (28/3). Sugawa Korry berharap ke depan akan tumbuh Ketut Suania baru di Jembrana untuk memperjuangkan aspirasinya melalui Golkar. 

Almarhum Ketut Suania adalah politisi senior kelahiran 29 September 1950. Dia tokoh Golkar yang lahir dari ormas Pemuda Panca Marga. “Beliau politisi senior Golkar yang kawakan. Beliau yang menjaga suara dan konstituen kita di Golkar,’ sambung Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali, I Gusti Putu Wijaya.

Ketut Suania sendiri sudah tiga kali periode duduk di DPRD Bali dari Fraksi Golkar Dapil Jembrana (2004-2009, 2009-2014, 2014-2016). Saat ini, almarhum duduk di Komisi III DPRD Bali. Dalam Pileg 2014 lalu, Ketut Suania lolos ke DPRD Bali Dapil Jembrana 3 cal;eg lainnya dari parpol berbeda: almarhum IB Ketut Birawa (PDIP), I Wayan Rayun (PDIP), dan I Nengah Tamba (Demokrat).

Ketut Suania kala itu lolos dengan perolehan 7.866 suara. Dia mengungguli 3 caleg DPRD Bali dari Golkar Dapil Jedmbrana lainnya: Made Suardana (raih 5.528 suara), Ida Ayu Sri Negari (raih 1.021 suara), dan Ni Putu Sri Wahyuni (738 suara). Maka, secara aturan, yang berhak menggantikan almarhum Ketut Suania di DPRD Bali dengan status PAW nanti adalah Made Suardana---kini Ketua DPD II Golkar Jembrana.

Almarhum Ketut Suania merupakan anggota DPRD Bali 2014-2019 Dapil Jembrana kedua yang meninggal dunia dalam 6 bulan terakhir. Sebelumnya, anggota Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Jembrana, IB Ketut Birawa, 53,telah mendahului meninggal akibat serangan lever, 14 September 2015 lalu. IB Birawa meninggal dalam perawatan di RS Bali Med Denpasar dinihari sekitar pukul 01.00 Wita.

Sebagai gantinya, Dr IGA Diah Werdhi Srikandi Wedastra Suyasa telah dilantik menggantikan IB Birawa di DPRD Bali dengan status PAW. Diah Srikandi adalah adik dari anggota DPD RI Dapil Bali, Sri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna. Dengan kantongi 2.351 suara dalam Pileg 2014, Diah Srikandi merupakan caleg DPRD Bali peraih suara terbanyak ketiga dari Dapil Jembrana, setelah almarhum IB Birawa (34.856 suara) dan Wayan Rayun (6.387 suara). 7 ode,nat

Komentar