nusabali

Tiga Keris dan Kaos Korban Diamankan

  • www.nusabali.com-tiga-keris-dan-kaos-korban-diamankan

Jajaran Polres Jembrana dan Polsek Mendoyo terjun melakukan olah TKP (tempat ke-jadian perkara), Jumat (16/10) siang, terkait kasus ABG penari Rangda tewas seusai pentas Calonarang di areal Pura Jati Luwih, Banjar Dauh Pangkung Jangu, Desa Pak-raman Pohsanten, Kecamatan Mendoyo. 

Dalam olah TKP kemarin, polisi menemukan sejumlah petunjuk bekas bercak kemerahan mengering, yang diduga merupakan darah korban Ngurah Trisna Para Marta. Bekas bercak yang diduga ceceran darah inilah yang pertama diambil tepat di lokasi panggung tempat korban pentas Calonarang, di jalan sebelah selatan Pura Jati Luwih. Ditemukan pula bekasa ceceran darah di tangga menuju wantilan Madya Mandala Pura Jati Luwih, yang sempat digunakan untuk mengevakuasi korban Ngurah Trisna Para Marta, sebelum dilarikan ke RSUD Negara.

Seusai olah TKP kemarin siang, Sudarma Putra mengatakan pihaknya telah mengum-pulkan sampel bercak darah yang diduga milik korban. Sampel tersebut akan dikirimkan untuk diuji lebih lanjut ke Laboratorium Forensik Mabes Polri Cabang Denpasar. “Kami pastikan dulu apa itu memang darah. Kalau darah, milik siapa? Kita tunggu hasilnya,” tandas Sudarma Putra.

Selain melakukan olah TKP di Pura Jati Luwih, polisi juga telah mengamankan sejumlah barang bukti terkait kematian tragis ABG penari Rangda, Ngurah Trisna Para Marta. Di antaranya, barang bukti berupa tiga bilah kris yang sempat digunakan menusuk ABG penari Rangda saat pentas Calonarang malam ini. Selain itu, baju kaos dalam milik korban yang bersimpah darah juga diamankan polisi. 

Menurut Sudarma Putra, semua barang bukti terkait kematian korban Ngurah Trisna Para Marta---ABG berusia 14 tahun yang berhenti sekolah saat naik Kelas III SMPN 4 Mendoyo karena ngiring Tapakan Rangda---juga dikirimkan untuk diperiksa lebih lanjut ke Lab Forensik Mabes Polri Cabang Denpasar.

Disinggung mengenai hasil otopsi, Sudarma Putra mengaku belum menerima hasil rinci dari tim dokter. Namun, dari poses otopsi yang dilakukan selama 1 jam di Instalasi Forensik RS Sanglah, Kamis sore mulai pukul 16.00 hingga 17.00 Wita, konon ditemukan ada luka lambung kiri hingga tembus organ usus besar. 

Sementara, Kepala Bagian SMF Kedokteran Forensik RS Sanglah, dr Ida Bagus Putu Alit, menyatakan pihaknya telah melakukan otopsi klinik terhadap jenazah ABG penari Rangda, Kamis sore. “Pihak keluarga meminta otopsi klinik hanya di perut saja," jelas dr IB Putu Alit saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah di Denpasar, Jumat kemarin.

Selanjutnya...

Komentar