nusabali

Rumahnya Tenggelam, Dua KK di Banjar Dasong Terpaksa Ngungsi

  • www.nusabali.com-rumahnya-tenggelam-dua-kk-di-banjar-dasong-terpaksa-ngungsi

BPBD Buleleng akan usulkan warga korban bencana meluapnya Danau Buyan di Banjar Dasong, Desa Pancasari mendapat bantuan pembuatan rumah sederhana masing-masing Rp 30 juta per unit

Setelah Siswa SDN 4 Pancasari Ngungsi Belajar karena Bencana Meluapnya Danau Buyan

SINGARAJA, NusaBali
Bencana meluapnya Danau Buyan di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng bukan hanya ‘menenggelamkan’ bangunan SDN 4 Pancasari hingga siswanya ngungsi belajar. Bahkan, 2 kepala keluarga (KK) di Banjar Dasong, Desa Pancasari sudah mengungsi ke tempat aman, karena rumah mereka terendam air danau. 

Sebetulnya, ada belasan rumah milik 11 KK di Banjar Dasong yang juga terendam air danau. Namun, 9 KK di antaranya memilih tetap bertahan alias tidak mengungsi, karena air danau baru sebatas menggenangi halaman rumah setinggi 10 cm.

Dua (2) KK yang telah mengungsi ke tempat aman, masing-masing keluarga Ketut Sueja dan keluarga Nyoman Budi Artama. Mereka pilih mengungsi ke rumah orangtua masing-masing yang posisinya aman, sejak Kamis (29/3) lalu. Masalahnya, ketinggian air danau yang menenggelamkan rumah mereka sudah mencapai akibat tempat tinggal merek adi tergenang air lebih dari 1 meter.

“Sejauh ini baru 2 KK warga kami yang mengungsi, karena tidak bisa lagi tinggal di rumahnya lantaran tergenang air setinggi 1 meter lebih. Sedangkan keluarga lainnya yang kebetulan rumahnya berada di daerahnya agak tinggi, ketinggian air rata-rata baru 10 cm. Jadi, rumah mereka masih bisa ditempati, walaupun air sudah masuk ke kamarnya,” ungkap Kepala Dusun (Kadus) Dasong, Desa Pancasari, Made Suartana, kepada NusaBali, Jumat (30/3).

Menurut Made Suartana, pihaknya kini tengah menyiapkan proposal bantuan akibat bencana meluapnya Danau Buyan tersebut kepada BPBD Kabupaten Buleleng. Diharapkan, BPBD Buleleng dapat mengatasi luapan air danau yang terjadi setiap musim penghujan ini. Selain itu, pihaknya juga mengajukan proposal penanganan SDN 4 Pancasari yang tenggelam. “Kami sedang susun proposalnya, mudah-mudahan nanti ada tindak lanjutnya,” harap Suartana.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, I Made Subur, mengakui sejak air Danau Buyan meluap, akhir Januari 2018 lalu, pihaknya sudah menurunkan personel untuk melakukan assessment di Banjar Dasong, Desa Pancasari. Pihaknya juga sudah mengetahui ada warga yang mengungsi.

“Kami sudah turunkan tim untuk meng-assessment ke sana (Banjar Dasong, Red). Ada warga di Dasong yang sudah mengungsi. Air danau naik pelan-pelan dan genangannya mengganggu kenyamanan warga, sehingga mereka mengungsi ke tempat yang lebih aman,” jelas Made Subur saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah seusai apel HUT ke-414 Kota Singaraja di Lapangan Taman Kota Singaraja, Jumat kemarin.

Menurut Made Subur, BPBD Buleleng mulai memfasilitasi warga yang terdampak luapan air Danau Buyan. Mereka akan diusulkan agar mendapat dana bantuan rehab atau pembuatan rumah sederhana di tempat yang lebih aman, senilai masing-masing Rp 30 juta per unit. 

“Kami akan fasilitasi dan paling tidak bantuan untuk rehab atau biaya memabngun rumah yang lebih aman itu akan membantu meringankan warga yang terdampak luapan air danau yang terjadi hampir setiap tahun,” jelas Made Subur.

Selain itu, kata Made Subur, BPBD Buleleng juga menyiapkan penanganan terhadap siswa SDN 4 Pancasari yang sekolahnya terendam air danau. Rencananya, siswa SDN 4 Pancasari dialihkan mengukuti pross belajar di Bale Banjar Dasong. Nantinya, bale banjar akan disekat triplek, sehingga ketika para siswa pindah, mereka dapat belajar dengan nyaman. 

“Kasihan kalau anak-anak di sana (SDN 4 Pancasari) belajar di ruang terbuka. Kita akan belikan triplek untuk menyekat ruang bale banjar menjadi ruangan kelas darurat. Dengan demikian, aktivitas belajaran bisa berjalan lebih nyaman dibandingkan yang sekarang,” tandas Made Subur.

Sebagian gedung SDN 4 Pancasari di Banjar Dasong sudah terendam air danau setinggi 1,5 meter. Akibatnya, siswa dari tiga kelas telah diungsikan dan terpaksa belajar ‘darurat’ di halaman sekolah bagian atas.

Gedung SDN 4 Pancasari terdiri dari tiga unit bangunan, dengan posisi lahan bertingkat. Posisi terendah adalah bangunan Mess Guru, sementara di atasnya atau tingkat kedua adalah bangunan Ruang Kelas. Sedangkan posisi paling tinggi adalah bangunan Ruang Kelas dan Ruang Guru. 

Bangunan Mess Guru yang berada dalam posisi paling rendah sudah terandam air danau sejak akhir Januari 2018 lalu. Ketinggian air saat ini sudah mencapai 1,5 meter. Bukan hanya Mess Guru di SDN 4 Pancasari yang tenggelam, tapi air juga sudah mengggenangi bangunan Ruang Kelas yang ada diatasnya. Tiga ruangan yang sudah dimasukan air dengan ketinggian 40 cm masing-masing Ruang Kelas IV, Kelas V, dan Kelas VI.

Karena ruangan kelasnya tenggelam, seluruh 65 siswa Kelas IV, Kelas V, dan Kelas VI yang menempati bangunan tingkat tengah terpaksa dipindahkan ke bangunan paling atas. Secara keseluhan, jumlah siswa SDN 4 pancasari mencapai 116 orang, di mana 51 orang di antaranya murid Kelas I, Kela II, dan Kelas III yang selama ini menempati bangunan di posisi teratas. 

Di bangunan bagian teratas terdapat 5 ruangan yang semuanya sudah terpaki. Rinciannya, 2 ruangan untuk ruang belajar, sementara 3 ruangan lainnya masing-masing untuk Ruang Kepala Sekolah, Ruang Guru, dan Ruang Perpustakaan. Karena itu, ruang kosong semacam gang di antara bangunan Ruang Kelas dan bangunan Perpustakaan juga dimanfaatkan sebagai Ruang Kelas ‘darurat’. 

Ruangan berupa gang ini kini dimanfaatkan untuk siswa Kelas I, Kelas II, dan Kelas III. Sedangkan Ruang Perpustakaan digunakan untuk belajar siswa Kelas IV. Sisanya, suswa Kelas V dan Kelas VI belajar di Ruangan Kelas. *k19

Komentar