nusabali

Kepala UPTD Tewas Tabrak Carry

  • www.nusabali.com-kepala-uptd-tewas-tabrak-carry

Sepekan sebelum tewas mengenaskan, Kepala UPTD PPKB Kecamatan Manggis sempat bilang kepada istri sudah waktunya mati

Korban Nyoman Ludra Kecelakaan Saat Menuju Kantornya di Manggis


AMLAPURA, NusaBali
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pengendalian Penyuluhan Keluarga Berencana (PPKB) Kecamatan Manggis, Karangasem, I Nyoman Ludra SAg MAg, 54, tewas dalam lakalantas maut di Jalur Denpasar-Amlpapura tepatnya di tikungan jembatan Banjar Buitan, Desa/Kecamatan Manggis, Senin (5/3) pagi. Birokrat asal Banjar Kanginan, Desa Pesedahan, Kecamatan Manggis ini langsung meregang nyawa di lokasi TKP, setelah motor yang ditungganginya menabrak mobil Suzuki Carry Futura DK 1672 AB.

Saat musibah maut terjadi, Senin pagi sekitar pukul 08.45 Wita, korban Nyoman Ludra melaju dari arah timur (Kota Amlapura) menuju tempat kerjanya di Kantor UPTD PPKB Kecamatan Manggis, mengendarai motor Suzuki Smash biru plat merah DK 2916 S. Begitu tiba di lokasi TKP tikungan jembatan Banjar Buitan, Desa Manggis, motor korban mengambil haluan terlalu ke kanan hingga bertabrakan dengan Suzuki Carry hitam DK 1672 B AB yang melaju dari arah berlawanan (barat). Karena tabrakan dengan Carry yang dikemudikan Made Yustmika, 33, asal Jalan Belimbing Nomor 4 Tabanan kawasan Desa Delod Peken, Kecamatan Tabanan, korban Nyoman Ludra langsung tewas di tempat.

Korban Nyoman Ludra tergeletak tak bernyawa dalam kondisi luka-luka di kepala kiri, luka lecet di bahu kanan, dan patah tulang tangan kanan. Korban sempat diantar ke Puskesmas Manggis I oleh seorang tokoh warga dari Banjar Belong, Desa Ulakan, Kecamatan Manggis, I Wayan Gede Susila, menggunakan mobil Pick Up. Namun, saat tiba di Puskesmas Manggis I sekitar pukul 09.00 Wita, korban dinyatakan sudah menginggal di TKP.

Selanjutnya, jenazah korban diantar petugas Puskesmas Manggis I menggunakan mobil ambulans ke rumah duka di Banjar Kanginan, Desa Pesedahan, Kecamatan Manggis. Kepala Dinas PPKB Karangasem, Made Sosiawan, ikut mengantar jenazah korban ke rumah duka, bersama Wayan Gede Susila. Almarhum Made Gede Gunawan berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta Ni Nengah Sunaryawati, 48, serta dua anak yakni I Putu Sutha Arjawan, 26, dan Ni Kadek Putri Mahyun, 23.

Sebaliknya, pengemudi Suzuki Carry DK 1672 AB, Made Yusmika, selamat dari maut dalam kondisi luka gores tangan kanan. Sedangkan kendaraannya ringsek di bagian bemper depan kanan dan kaca pecah. Made Yasmika kemarin langsung diamankan ke Mapolsek Manggis untuk dimintai keterangannya lebih lanjut.

Hanya saja, hingga kemarin sore belum diketahui bagaimana status pengemudi Carry ini. Kasat Lantas Polres Karangasem, AKP Fudin Ismail, belum bisa dimintai konfirmasinya, karena ketika dihubungi per telepon kemarin, ponselnya tidak aktif.

Sedangkan Kapolsek Manggis, Kompol I Wayan Sudiartha, mengatakan berdasarkan hasil olah TKP dan keterangan saksi-saksi, kecelakaan maut ini diduga terjadi karena korban Nyoman Ludra mengambil haluan terlalu ke kanan hingga melewati as jalan. Tabrakan maut dengan Suzuki Carry yang melaju dari arah berlawanan pun tidak terhindarkan.

Mengenai status pengemudi Carry DK 1672 AB, Made Yusmika, menurut Kompol Sudiartha, akan ditentukan Selasa (6/3) ini. “Ya, besok saja datang ke kantor untuk lebih jelasnya, lengkap terkait hasil olah TKP,” tandas Kompol Sudiartha saat dikonfirmasi NusaBali, tadi malam. Pengemudi Carry, Made Yusmika, saat kejadian kemarin pagi, hendak menghadiri acara pembukaan munisasi JE di Gedung UKM Center Amlapura.

Sementara itu, istri korban Nyoman Ludra, Ni Nengah Sunaryawati, mengatakan ada yang aneh sebelum kematian tragis suaminya. Sebelum berangkat kerja ke Kantor UPTD PPKB Kecamatan Manggis yang berlokasi di Banjar Labuhan, Desa Antiga kemarin pagi, almarhum tumben minta dibuatkan sarapan.

Nah, seusai sarapan dengan lauk telor goreng, almarhum langsung berangkat ke kantor dari rumahnya di Banjar Kanginan, Desa Pesedahan, Senin pagi pukul 08.30 Wita. Namun, perjalanan ke kantor baru sekitar 4 kilometer dari rumahnya, korban mengalami kecelakaan maut di tikungan jembatan Banjar Buitan, Desa Manggis. Birokrat kelahiran 31 Desember 1963 ini pun tewas mengenaskan di TKP.

Sang istri, Nengah Sunaryawati amat terpukul dan berduka atas kematian tragis almarhum. Tak heran jika perempuan berusia 48 tahun ini sempat menangis sambil meronta begitu jenazah suaminya tiba di rumah duka. Namun, ibu dua anak ini beruasaha tabah.

Menurut Nengah Sunaryawati, sepekan sebelum kematian tragis suaminya, sudah ada firasat buruk. "Pas 26 Februari 2018 lalu, suami saya sempat ngomong bahwa sudah waktunya mati, karena umur telah mencapai 54 tahun," kenang Sunaryawati sambil menangis.

Dikisahkan, suaminya kala itu mengaku sudah waktunya mati berdasarkan hitung-hitungan hari lahir, perhitungan wariga, dan ketentuan lainnya, setelah usia 54 tahun. "Saya langsung bantah ramalan yang diutarakan suami saya itu. Saya bilang, memangnya Tuhan, bisa meramal kematian? Jangan bicara begitu, anak-anak masih kecil," cerita Sunaryawati.

Pernyataan Sunaryawati juga dibenarkan anak sulungnya, I Putu Sutha Arjawan. Menurut Putu Sutha, ayahnya memang memiliki buku yang bisa menghitung sendiri umur manusia, berdasarkan hari lahir dan perhitungan wariga. “Memang ada bukunya, saya tidak tahu namanya. Buku itulah yang setiap hari dibaca dan dibuka-buka oleh almarhum," cerita Putu Sutha Arjawan yang kesehariannya guru SDN 1 Sengkidu, Kecamatan Manggis di rumah duka, Senin kemarin.

Sementara itu, jenazah Kepala UPTD PPKB Kecamatan Manggis hanya sebentar disemayamkan disemayamkan di rumah duka. Jenazah almarhum sudah langsung dikuburkan dengan Makingsan ring Gni di Setra Desa Pakraman Pesedahan pada Soma Wage Dukut, Senin kemarin. Sejumlah pejabat Pemkab Karangasem sempat melayat ke rumah duka kemarin. Di antaranya, Kadisdikpora Karangasem I Gede Ariyasa dan Kabid Pembinaan SMP Disdikpora Karangasem, I Wayan Sarya. *k16

Komentar