nusabali

Para Mama Muda Tertipu Arisan Online

  • www.nusabali.com-para-mama-muda-tertipu-arisan-online

Bayar Rp 50 Juta, Mobil Nggak Dapat Uang Melayang

JAKARTA, NusaBali

Sebanyak tujuh mamah muda (mahmud) mendatangi Polres Blitar Kota. Tak mau ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT), mereka menemui Kasatreskrim Polresta Blitar AKP Heri Sugiono. Ketujuh wanita itu mengaku menjadi korban arisan online.
 
Wahyu Risa (23) warga Kademangan Kabupaten Blitar, bercerita. "Kami ini korban penipuan arisan online. Macam-macam jenis arisannya, tapi waktunya dapat, malah katanya uangnya dibawa kabur temannya. Kami ke sini biar uang kami kembali, terus yang bikin arisan itu supaya dibui," katanya, Jumat (2/3) seperti dilansir detik.
 
Salah satu arisan yang diikuti Risa adalah arisan mobil Honda Brio. Risa mengenal arisan mobil ini dari temannya. Anggota arisan 10 orang dan dibagi dalam dua kelompok. Masing-masing peserta arisan disuruh membayar uang senilai Rp 50 juta.
 
"Saya ikut awal Nopember 2017 lalu, langsung saya bayar cash. Seharusnya saya sudah dapat mobil Brio keluaran terbaru bulan Februari lalu. Tapi nyatanya, uang saya malah hilang. Katanya dibawa kabur temannya," akunya.
 
Lain lagi dengan yang dialami Arisa Dewi (27), warga Sananwetan Kota Blitar. Ibu dua anak ini mengikuti arisan emas dan handphone. Dia mengenal arisan ini, juga dari temannya dan tawaran ini juga viral di medsos. Risa akhirnya ikut sejak Nopember 2017.
 
"Bayarnya Rp 405 ribu tambah biaya admin Rp 100 ribu. Dengan pembayaran sebanyak 10 kali, setiap anggota arisan dijanjikan akan dapat emas murni seberat 10 gram," paparnya.
 
Namun, emas yang harusnya didapat pada bulan Februari lalu, belum terealisasi sampai kemarin. Yang membuat jengkel Dewi, tidak ada itikad baik dari sang pembuat arisan untuk mengembalikan uangnya.
 
"Ditelpon susah, didatangi gak pernah nemui. Hanya di WA grup arisan itu saja bilang, untuk saat ini arisan saya tutup," terangnya dengan nada emosi.
 
Informasi yang dihimpun detik, dari grup WA arisan para mahmud ini terdapat 120 anggota. Jumlah uang mereka yang terkumpul sekitar Rp 1,7 miliar. Arisan ini mengerucut pada satu bandar yang memegang uang semua anggota arisan yang terdiri dari para mahmud.
Sampai kemarin, baru tujuh korban yang resmi melaporkan dugaan penipuan tersebut. Dari tujuh orang tersebut nilai total kerugian sekitar Rp 342 juta.
 
"Monggo segera melapor bagi korban lainnya. Sampai saat ini, kami masih meminta keterangan dari tujuh pelapor, dengan kerugian yang dilaporkan sekitar Rp 342 juta," kata Kasatreskrim Polresta Blitar AKP Heri Sugiono di sela pemeriksaan, Jumat (2/3).
 
Dari keterangan ketujuh korban tersebut, mereka mengaku mengikuti arisan online pada satu orang. "Sumbernya satu orang. Inisialnya EK, warga Kota Blitar," ungkap Heri.
 
Semua program arisan ini, lanjutnya, dihentikan oleh EK pada akhir Nopember. Polisi menduga, korban modus arisan online ini akan bertambah karena pola rekrutmen anggota melalui medsos.
 
"Pola EK merekrut anggota baru, itu dengan memasukkan mereka ke grup WhatsApp dan facebook. Jadi tidak menutup kemungkinan, korbannya akan bertambah," ujar Heri.
 
Informasi yang dihimpun, EK selama ini dikenal sebagai pemilik toko di Jalan Veteran Kota Blitar. Sejak anggota arisan online itu bertambah banyak, toko yang semula minim barang itu, menjadi penuh dengan barang dagangan. Bahkan EK juga membeli mobil Pajero keluaran terbaru, pada awal Februari lalu. *

Komentar